MOS-2

214 20 7
                                    

Anak itu berdiri di depan cermin, merapikan seragam SMP-nya. Wajahnya tampak siap dan mantap untuk memulai hari baru.

Anak itu menuruni anak tangga rumahnya menuju ke meja makan. Di meja makan, sudah tersedia banyak makanan lezat buatan Ibunya untuk sarapan. Anak itu langsung duduk di kursi meja makan dan mulai melahap sarapannya.

Selesai sarapan, ia merapikan bekas makannya dan pamit kepada kedua Orang tuanya.

"Aku berangkat, wahai Ibu dan Ayah," kata Dianne.

PLOK!

"Nggak usah drama," komentar Ibunya sambil menemplok wajahnya.

JLEBB!

"Aaaargh!!! Ibu, padahal gua berusaha keren hari ini!!!" jerit Dianne histeris.

"Nggak usah keren-kerenan!" omel Ibunya. "Cepetan pergi, ntar telat."

Dianne langsung ngacir begitu saja setelah mendengar omelan Ibunya. Di tengah jalan, ia bertemu dengan teman dekatnya saat SD. Ia pun berlari menghampiri temannya itu.

"Jamie-"

"WAAA!!!" jerit anak itu memotong ucapan Dianne.

"Ah, elah. Belom juga selesai ngomong," omel Dianne sambil menjitak kepala Jamie. Jamie meringis sambil mengelus-elus kepalanya.

"Lu bikin kaget aja jadi orang!" balas Jamie.

Tanpa memperdulikan Jamie yang terus-terusan mengomelinya, Dianne berjalan ke sekolahnya dengan santai dan masih lengkap dengan atribut-atribut MOS.

Dianne bingung karena sejak tadi Jamie terus mengikutinya dari belakang. Tanpa pikir panjang, ia pun menanyakan hal itu pada Jamie dengan bahasa yang agak nyelekit di hati.

"Lu daritadi ngikutin gua mulu kek anak ayam," kata Dianne. "Emang SMP lu di mana, sih?"

"Gua satu SMP sama lu, goblok," jelas Jamie.

Dianne cuma manggut-manggut. Mereka berdua pun akhirnya berangkat bareng ke sekolah. Orang-orang yang lewat dan tak sengaja melihat mereka berpikir kalau mereka adalah orang norak yang malu-maluin. Padahal itu karena atribut MOS.

Dianne yang tak sengaja mendengar seorang bapak mengomentari pakaian mereka jadi kesal. Jamie bilang tidak usah diladeni, tapi Dianne sangat ingin meneriaki bapak itu dengan bahasa kebun binatangnya.

"Besok, gua bakal jadi keren!" seru Dianne berapi-api.

'Kenapa gua punya temen gini-gini amat, dah,' batin Jamie lirih.

Tak lama perjalanan, akhirnya mereka berdua pun sampai di sekolah. Dianne terlihat sangat berapi-api menyambut hari terakhir MOS, sementara Jamie memasang sikap pura-pura tidak kenal. Kenapa? Ya malu, lah.

Mereka berdua pun berpisah karena kursi mereka berbeda. Dianne kembali bertemu dengan teman barunya, Victor. Anak itu melambaikan tangannya ke arah Dianne ketika ia baru datang, seolah sudah menunggu Dianne sejak tadi.

"Wedew, rajin amat lu dateng pagi," komentar Dianne.

"Ya rajin, lah. Kita tuh, harus memiliki semangat pagi," kata Victor, seolah-olah dirinya adalah motivator.

"Tipu." satu kata dari Dianne yang cukup membuat Victor tertohok. Victor menatap nanar Dianne.

"Gua nggak bohong, yee ...," sahut Victor.

"Palingan lu dateng pagi karena mau ngeliatin kakel bening, kan?" tanya Dianne, menduga-duga.

'Nih anak cenayang kah, apa. Kok bisa tau, sih?!' jerit Victor dalam hati.

The Sadness: Bla Bla Bla Junior High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang