"Apa-apaan ini?!" jerit Chico di kantin. "Baru hari pertama udah dikasih PR!"
Suara Chico memecah kebisingan di kantin pada hari itu. Semua pandangan tertuju ke arah Chico, membuat pemuda itu memerah seketika. Setelah mendapat jitakan dari Victor dan meminta maaf, ia kembali menyuarakan protesnya. "Harusnya tunggu sampe materinya selesai dulu!"
PLAK!
"Materinya udah selesai, geblek," kata Dianne setelah menabok mulut Chico yang tidak bisa diam.
"What? Yang bener?" pekik Chico tidak percaya.
"Lu aja yang nggak merhatiin guru di depan," komentar Victor dengan pedasnya.
"Bukannya merhatiin, malah asik bikin komik sendiri," timpal Jamie tak kalah pedas.
"Tau, tuh." Dianne pun ikut-ikutan. "Awas aja kalo nyalin PR gua."
Chico yang mendengar kalimat-kalimat menusuk tadi keluar dari mulut teman-temannya langsung breakdown. Sementara tiga orang yang lainnya tidak peduli dan lanjut makan, Tessa mencoba menghibur Chico.
"Makanya, lain kali kalo guru ngejelasin di depan kelas diperhatikan," hibur Tessa, berusaha seramah mungkin.
Tessa yang memang notabene-nya adalah seorang yang tukang kritik, tidak bisa menghibur Chico. Malahan, Chico merasa Tessa sedang mengkritiknya dengan tak kalah menusuk dari teman-temannya yang lain.
"Lu kalo ikutan mereka mending nggak usah," kata Chico lesu. Auranya tampak suram. Karena tidak tahan dengan hawa suram yang dihasilkan Chico, tiga orang yang tadi menghujatnya pun menghiburnya.
"Daripada lu hopeless nggak jelas, mending kerjain aja PR yang udah dikasih," hibur Jamie.
Mendengar hiburan dari Jamie, Chico merangkulnya kemudian menyenderkan kepalanya di bahu Jamie. Yah, mereka duduk bersebelahan.
Chico yang menyender sambil merangkul Jamie, dengan Jamie yang mengelus-elus kepala Chico. Membuat beberapa orang yang memerhatikan mereka langsung berpikiran ambigu.
"Kalian kek gitu, ngingetin gua sama doujin yaoi yang kemaren gua baca online." oh, Dianne to the point. Tanpa basa-basi, tanpa tahu malu.
Memang dasarnya nggak tahu malu dia.
Chico dan Jamie pun spontan melepaskan pelukan masing-masing. Mereka pun kembali melanjutkan aktifitas makan mereka yang sempat tertunda.
***
Hari semakin sore, para siswa-siswi Bla bla bla Junior High pun sudah kembali ke rumah masing-masing, ataupun masih ada yang mampir main ke warnet atau rumah teman.
Bagaimana dengan Dianne, Chico, Jamie, dan Victor yang berada di kelas 7-D? Oh, mereka sedang rajin mengerjakan PR matematika karena dikumpul keesokan hari. Walaupun hanya beberapa saja yang rajin.
-Rumah Chico-
"Chico, ayo makan malam!" panggil Ibunya dari ruang makan.
"Bentar, Bu. Chico lagi ngerjain PR!" sahut Chico dari kamarnya. Buku matematika terbuka rapi di hadapannya. Ia tampak siap mengerjakannya.
"Btw, pake soal nggak, ya?"
-Rumah Jamie-
"Oke, waktunya ngerjain PR!"
Jamie mengerjakan PR dengan lancar, selancar aliran sungai dekat rumahnya.
Beberapa menit kemudian ...
"Oke, udah selesai! Waktunya nonton N*r*t*!" seru Jamie gembira. Baru saja ia menyalakan TV, ia mendapati kekecewaan yang sangat besar.
"Buset, gua lupa kalo N*r*t* udah selesai sementara gua ngerjain PR," gumam Jamie. "Dasar PR sialan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sadness: Bla Bla Bla Junior High School
HumorSebuah cerita Spin-off dari cerita utama The Sadness, The Sadness: Fake Person, dan The Sadness: Kind Person. ------------------------------ Di Kota London, hiduplah seorang anak yang baru lulus SD. Ia dan teman-temannya akan mulai memasuki jenjang...