Chapter 5

1.2K 76 0
                                    

Seohyun POV

“KAU?!”

Aku dan namja yang ada didepanku saat ini sama-sama terkejut. Bagaimana tidak? dia adalah namja yang aku tabrak tadi siang direstoran dan aku juga melemparkan batu ke kepalanya. Aish, eottohke? kenapa harus namja ini yang menjadi tunanganku? apa sudah tidak ada namja lain selain dia didunia ini??

“jadi, kalian sudah saling mengenal?” tanya Ny. Cho antusias.

Aku dan namja itu sama-sama terdiam. Aku sendiri bingung harus menjawab apa. Kalau aku jawab iya, kami tidak mengenal satu sama lain. Kalau aku jawab tidak, kami sudah terlanjur ‘terlihat’ seperti orang yang sudah saling mengenal.

“sepertinya begitu, eomma” celetuk Ahra eonnie yang malah makin memperburuk keadaan.

Tn. Cho tersenyum “baguslah. Kalau begitu, pernikahan bisa diselenggarakan lebih cepat” tuturnya.

“MWO?” aku dan namja yang kalau tidak salah bernama Kyuhyun ini sama-sama berteriak.

“wah, kalian kompak sekali. Kalian akan sangat cocok jika menjadi suami-istri” puji Ny. Cho.

Aku berusaha menghirup nafas dalam-dalam “bukan begitu, ahjumma…”

“jangan panggil ahjumma! panggil saja eommonim karena kau adalah calon menantuku” potong Ny … eh, maksudnya eommonim.

“panggil aku abeonim” tambah Tn. Cho atau yang mulai sekarang, aku memanggilnya abeonim.

Begitu juga dengan eomma dan appa. Mereka menyuruh Kyuhyun memanggil mereka dengan sebutan eommonim dan abeonim.

Mengerikan sekali. Aku pikir ini hanyalah pertunangan biasa, tapi ternyata kami berdua sudah disuruh untuk menikah!

“jadi, kapan penyelenggaraan pernikahan mereka?” tanya appa.

“lebih cepat, lebih baik. Bagaimana jika sebulan lagi? apa kalian setuju anak-anak?” abeonim menoleh kearah ku dan Kyuhyun.

Sebelum aku menolak perkataan abeonim, Kyuhyun menyela “terserah kalian saja” ucapnya datar.

“terserah berarti iya” kata eommonim.

Selanjutnya, orangtua kami mendiskusikan masalah pernikahan yang akan diselenggarakan sebulan lagi. Aku tidak bisa melakukan apa-apa selain mendecak kesal. Bagaimana tidak? aku dan Kyuhyun sama sekali tidak diizinkan untuk memberikan komentar apapun.

Ada beberapa kali kami ditanyai hal-hal mengenai pesta pernikahan, tapi sebelum aku ataupun Kyuhyun sempat menjawab, eommonim menganggap kami setuju-setuju saja dengan usulan mereka. Ck, menyebalkan!

***

Hari ini aku mengikuti kuliah seperti biasa. Sebenarnya, aku tidak ingin masuk tapi jika aku tidak masuk, aku pasti disuruh menjaga rumah dan itu sangat membosankan. Atau yang lebih parahnya, eomma dan appa menyuruhku untuk bertemu dengan namja bernama Cho Kyuhyun itu. Heol.

“Hyun-ah, bagaimana acara makan malamnya? apa kau sudah bertemu langsung dengan tunanganmu? apa dia tampan? dia setinggi apa? apa dia bertingkah laku baik padamu? bagaimana cara berpakaiannya? apa-?” Jessica terlihat antusias. Bukan antusias lagi, tapi sangat sangat sangat sangat antusias.

Aku memotong pertanyaan Jessica “yang ditunangkan itu kau atau aku sih?” cibirku.

“kau” jawab Jessica tanpa rasa bersalah.

“lalu, kenapa kau seantusias itu? aku yang ditunangkan saja tidak antusias” ucapku jujur. Aku tidak bisa jika harus berbohong dengan sahabatku yang satu ini.

Marriage Contract ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang