Chapter 6

1.2K 77 0
                                    

Seohyun POV

Setelah Kyuhyun menjauhkan wajahnya dari wajahku, aku kembali kealam sadarku. Apa baru saja aku mengatakan kalau aku serasa melayang saat Kyuhyun menciumku?! ya ampun, walaupun itu hanya perkataan dalam hati, tapi cukup memalukan bagiku.

"chukkae, Hyun-ah!" Jessica memelukku. Saat ini, aku dan Kyuhyun sedang menyapa para tamu dipesta pernikahan kami.

"kau sudah mengucapkannya dan kita juga sudah berpelukan tadi" aku melepaskan pelukan Jessica.

"waeyo? apa kau takut suamimu cemburu karena aku memelukmu? aigoo.... Kyuhyun-ssi, kau tak perlu khawatir! aku ini masih normal!" Jessica mengalihkan perhatiannya pada Kyuhyun yang berada disampingku.

Kyuhyun menggeleng ringan "aniyo, aku tahu itu. Jessica-ssi, boleh aku mengajak Seohyun untuk menyapa tamu lainnya?" pinta Kyuhyun sopan.

Jessica segera menganggukkan kepalanya "tentu saja, sekarang Seohyun kan adalah istrimu. Jadi kau boleh mengajaknya kemana saja sesuka hatimu" tutur Jessica.

Aku hampir tersedak air ludahku sendiri. Enak saja Jessica berkata seperti itu! aku tidak mau menyerahkan diriku untuk namja seperti Kyuhyun!

Kyuhyun tersenyum pada Jessica. Aku tidak tahu senyuman itu tulus atau tidak, aku hanya akan menghabiskan waktuku jika aku terus memikirkan hal detail dari Kyuhyun. Kemudian, Kyuhyun membungkukkan kepalanya sedikit "kamsahamnida"

"Kyuhyun-ssi, kau terlalu sopan! aku lebih muda darimu!" celetuk Jessica.

"ne, Kyuhyun memang terlalu sopan. Apa kau baru tahu?" cibirku

Jessica melirikku tajam "kau juga harus bersikap sepertimu suamimu!" seru Jessica.

Aku ingin mengatakan bahwa 'mianhae, aku tidak suka menjadi orang yang bermuka dua' tapi Kyuhyun memotongku "sudahlah, perbedaan akan membuat semuanya lebih baik" kata Kyuhyun bijaksana. Atau yang lebih tepatnya, berpura-pura bijaksana.

Jessica tersenyum pada Kyuhyun, tapi tak berapa lama ia kembali menatapku tajam. Perilaku Jessica membuatku bertanya-tanya pada diri sendiri, apakah benar kalau ia sahabatku. Selama ini, Jessica lebih banyak membela orang lain daripada aku. Kami juga sangat sering bertengkar, walaupun besoknya kami kembali akur seperti tidak terjadi apa-apa.

"Seohyun-ah, kajja!" Kyuhyun mengulurkan lengannya padaku.

Awalnya, aku tidak ingin memegang lengan Kyuhyun sampai kemudian Kyuhyun berbisik "setidaknya, bersikaplah baik padaku didepan orang-orang" hanya kami berdua yang bisa mendengar bisikan Kyuhyun itu.

Dengan sangat terpaksa, aku memegang lengan Kyuhyun "gomawo, Kyuhyun-ssi. Kau sangat baik padaku" ledekku. Tapi, bagi orang-orang yang mendengar sekilas pembicaraan kami, kalimatku barusan tidak terdengar seperti ledekan.

Kyuhyun mendekatkan wajahnya ke wajahku, membuatku memalingkan wajahku kearah lain "aku bukan ingin mencium kau lagi, pabo" kata Kyuhyun pelan. Jika ia tidak mendekatkan wajahnya tadi, mungkin aku tidak akan mendengar perkataanya barusan.

Saat mendengar perkataan Kyuhyun, pipiku memerah karena malu sehingga aku masih tidak ingin menatap Kyuhyun.

"panggil aku oppa. Tapi, saat kita berdua kau boleh memanggilku apa saja" lanjut Kyuhyun.

Aku hanya mengangguk pelan. Saat Kyuhyun mulai berjalan, aku mengikutinya mau tak mau karena aku berpegangan pada lengannya.

Ternyata, Kyuhyun mengajakku untuk bertemu dengan rekan bisnis perusahaan appanya.

"kau benar-benar Kyuhyun kan? woah.... kau berubah banyak sejak kita pertama kali bertemu" ujar salah seorang dari mereka.

"tentu saja, kita bertemu pertama kali saat aku SMP" gumam Kyuhyun dan tak sengaja aku mendengarnya. Rekan bisnis appa Kyuhyun tidak kelihatan mendengarnya.

Marriage Contract ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang