• 7

7.3K 1.1K 79
                                    





"Kak Jihyo?" panggil Jennie begitu masuk kamar asramanya.

Lalu tiba-tiba Jihyo berdiri dari sofa dan memeluk Jennie. Jennie yang paham, hanya memeluk Jihyo balik.

"Pak Mulyo.." Jihyo melepas pelukannya.

Jennie mengangguk lemas. "Iya kak, beliau meninggal,"

Kaki Jihyo rasanya lemas. Ini pertama kalinya ia melihat seseorang bunuh diri ditambah statusnya adalah dosen Jihyo. Rasanya baru kemarin Jihyo mati-matian menyelesaikan tugas yang diminta Pak Mulyo, tapi sekarang beliau malah lebih dulu pergi.

"Kakak udah makan?" tanya Jennie.

"Belum, tapi aku beli gulai kambing, kita makan bareng yuk,"

Jennie mengangguk. Setelah membuka sweater dan sepatunya, Jenni membantu Jihyo menyiapkan makan siang yang sudah telat.













"Eh ada berita dari grup kelas," kata Jihyo sambil meminum airnya.

Jennie yang duduk di hadapan Jihyo masih sibuk menyuapi mulutnya dengan nasi dan gulai.

"Berita apa?"

Jihyo membuka grup kelasnya, dan membaca history chat teman-temannya.

"Aku bacain ya, ini dari Wheein," kata Jihyo.

Jennie mengangguk sambil siap mendengarkan.

"Dia bilang; tadi gue ke rumah paman gue yang polisi. Disana gue ketemu pak Suho itu juga. Sempet nguping nih gue, katanya Pak Mulyo lagi stres kelilit hutang. Makanya gantung diri. Gitu katanya Wheein,"

Jennie mengangguk paham, lalu teringat dengan kartu nama Pak Suho.




































Gadis bersurai panjang nan hitam itu berjalan menuju pintu depan sebuah rumah di salah satu perumahan elit. Ia menekan tombol bel, dan tak lama kemudian pintu itu terbuka. Seorang wanita paruh baya tersenyum saat tahu siapa tamunya.

"Sowon.." kata wanita itu.

"Sore tante, Seolhyun nya ada?" tanya gadis bernama lengkap Kim So Jung itu.

"Ada, dua hari ini dia engga mau keluar kamar,"

Wanita paruh baya itu adalah Mama Seolhyun. Beliau mempersilahkan Sowon untuk masuk.

"Aku cek ke kamar aja gimana tante?" tanya Sowon.

"Iya, boleh, sekalian bujuk dia buat keluar ya. Siapa tau dia mau dengerin kamu,"

Sowon mengangguk lalu berjalan menuju kamar Seolhyun yang terletak di lorong pojok lantai dua.

Begitu sampai, ia mengetuk pintu kayu bercat putih itu.

"Seol.. Lo di dalem? Ini gue Sowon," kata Sowon.

Tak ada jawaban tapi ia bisa mendengar isak tangis dari gadis itu. Tanpa pikir panjang Sowon membuka pintu itu.

Kamar Seolhyun gelap, penerangannya hanya sinar matahari senja yang masuk dari celah ventilasi.

Sowon merasakan udara yang dingin, karena suhu AC yang diatur sangat rendah.

Seolhyun duduk memeluk lututnya di lantai sambil bersandar pada badan ranjang.

"Seol?" panggil Sowon.

Seolhyun tak menjawab, melainkan terus bergumam sesuatu yang sama berulang-ulang. Badannya bergemetar hebat.

"Seolhyun lo kenapa engga ngampus? Temen-temen kelas kangen lo tau,"

15 Second Video » Jennie✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang