Bagian 10

2.9K 403 41
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

[ Second Chance – Sepuluh ]

Saat itu masih awal bulan Maret, pertanda bahwa musim semi akan datang menggantikan musim dingin yang sebelumnya terasa panjang. Udara masih cukup terasa dingin, terutama di malam hari. Kim Myungsoo memakai jaket tebal untuk keluar rumah, dia bergerak untuk bertemu dengan teman-temannya setelah mengerjakan tugas kuliah. Hoya mengatakan bahwa Sungyeol punya permainan baru di rumah, pria itu baru bisa membelinya setelah menabung selama dua bulan penuh.

Pria itu keluar rumah dengan langkah tergesa-gesa, sebelum sampai ke tempat sepeda motornya terparkir ia meraih ponsel. Mengirimi Suzy pesan yang mengatakan kalau dia akan bermain di rumah Sungyeol dan mungkin tidak akan bisa menelponnya seperti biasa. Suzy membalas dengan cepat, mengatakan agar tidak pulang terlalu malam karena udara masih cukup dingin. Myungsoo mengigil karena merasakan hembusan angin, tersenyum kecil membaca nasehat yang tertuang dari pesan sang kekasih. Ia tidak membalasnya lagi, karena tidak mau membuang waktu lebih lama lagi di luar ruangan.

Kim Sungkyu lebih tua dari Myungsoo, Sungyeol, Minho dan juga Hoya. Pria itu bahkan adalah senior mereka saat di kampus, tapi kalau di luar kampus mereka adalah teman yang suka menghabiskan waktu bersama. Tidak ada hubungan formal walaupun mereka sebenarnya adalah junior dan senior. Sungkyu tak merasa cukup tersinggung dengan itu, bergaul dengan mereka berempat bahkan terasa lebih menyenangkan dari pada bergaul dengan teman-teman sebayanya yang lain.

"Kau datang?" Sapa Sungkyu pada Myungsoo, melihat pria itu membuka jaketnya sembari menolak pintu kamar Sungyeol.

"Tentu aku datang. Di mana Minho?" Sang pria langsung mengedarkan pandangannya, tidak mendapati orang yang ia cari. Sungkyu memandang heran Myungsoo, pria itu tampak tak biasa malam ini.

"Kenapa?" Sungyeol yang berperan sebagai tuan rumah malah bertanya mewakili Sungkyu, "aku perlu bicara padanya." Balas Myungsoo lagi, melempar jaketnya ke arah sofa tunggal yang berada di kamar besar milik Sungyeol, kamar itu bahkan mungkin lebih mirip ruang keluarga karena sering mereka jadikan tempat berkumpul kalau ada kesempatan di samping masalah kuliah.

"Masalah pacarmu?" Tanya Sungyeol lagi, mulai menyalakan beberapa benda elektronik untuk permainan kesukaan mereka.

"Aku tidak terbiasa dengan kata pacar itu." Kekeh Sungkyu membuat Myungsoo kembali menatapnya.

"Memangnya kenapa?" Ucapnya seperti tak suka.

"Kau benar-benar pacarnya? Maksudku, apa dia benar pacarmu? Bukankah itu karena taruhan?" Sungkyu tampak tak terlalu acuh, menahan tawa mengejeknya dengan Sungyeol yang sudah terkekeh terlebih dahulu.

"Itu benar, tapi dia tetap pacarku." Tekan Myungsoo lagi. Memilih duduk di samping Sungyeol untuk melakukan pemanasan sampai yang lainnya datang, "dia akan datangkan?" tanya Myungsoo pada Sungyeol, mengacu pada kedatangan Minho yang ia tunggu. Ada hal yang harus ia bicarakan pada pria itu.

"Dia bilang akan datang. Tapi aku tidak bisa menjamin, dia bukan seseorang yang bisa aku percayai ucapannya." Sungyeol menangkat bahu pelan, menatap lekat layar dengan kedua tangan yang sibuk melakukan permainan.

"Mulutnya itu memang perlu aku beri pelajaran." Ujar Myungsoo, terdengar marah. Sungyeol lagi-lagi terkekeh di tempatnya, sedangkan Sungkyu tampak tak peduli. Memilih berbaring di sofa dengan ponsel berada di tangannya.

Second Chance [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang