Bagian 18

3.7K 432 64
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

[ Second Chance - Delapan Belas ]

Suzy sudah makan ramen sebelum pergi ke rumah Myungsoo, makan sepiring pasta buatan sang pria ketika sampai di rumahnya dan sekarang wanita itu kembali merasa lapar. Dia menyentuh perutnya sendiri tepat setelah kejadian yang membuatnya harus menahan malu terlewati.

"Kenapa? Perutmu sakit?" tanya Myungsoo khawatir, seingatnya dia tidak menambahkan sesuatu yang salah dalam pasta buatannya. Suzy menggeleng dengan tangan yang menutup mulut, dia tidak mungkin berkata lapar lagi.

"Lalu ada apa dengan perutmu?" Suzy menjauhkan dirinya dari Myungsoo, kembali menggeleng sebagai bantahan. "Tidak apa-apa." jawab wanita itu akhirnya, melihat jam dinding di rumah Myungsoo kemudian kembali berujar, "sepertinya aku harus pulang." Membuat Myungsoo refleks menahan tangannya agar tak beranjak mengambil tas tangan.

"Tapi kita belum selesai bicara."

"Bicara apa lagi? Kau sudah menceritakan semuanya." Sang wanita melebarkan matanya, bersitatap dengan kedua bola mata Myungsoo.

"Bagaimana dengan permintaanku? Kesempatan kedua." Menurunkan sedikit kedua ujung bibirnya, memasang wajah berharap yang entah Suzy mengerti entah tidak.

"Apakah setelah aku menjawabnya kau akan berhenti mengganguku?" sang pria mengernyitkan keningnya, "apakah secara tidak langsung kau berkata bahwa aku tidak mendapatkan kesempatan?" menyelidik wajah Suzy, tapi wanita itu tak dapat di tebak. Ia hanya mengangkat bahunya acuh, meraih tas tangannya dengan sisa tangan yang tidak ditahan oleh tangan Myungsoo.

"Kalau begitu jangan jawab sekarang. Aku tidak ingin mendengarnya." Sang pria berdiri, pergi ke arah lemari televisi hanya untuk mengambil kunci mobil.

"Aku akan mengantarmu pulang, ayo." Myungsoo tidak menatap ke arah Suzy, dia tidak bisa menyembunyikan rasa kecewanya sedikitpun. Walaupun dia mengatakan pada dirinya sendiri agar tidak berharap, tetap saja ia menaruh harapan lebih pada wanita itu.

"Kau tidak perlu mengantarku pul―"

"Aku akan tetap menggantarmu pulang Ji." Tekannya, terdengar marah. Pria itu sungguh tak bisa mengendalikan dirinya sekarang, menatap Suzy dengan mata yang ia coba buat santai.

"Tapi aku akan pergi makan dulu, jadi― kau, tidak perlu." Suzy menundukkan kepalanya. Dia tidak bermaksud menolak tawaran baik dari Myungsoo untuk mengantar pulang dirinya, hanya saja dia ingin mencari makanan dulu sebelum pulang. Mengajak Myungsoo mungkin akan sedikit sulit, karena hari sudah malam dan Myungsoo pasti butuh istirahat. Besok pria itu akan bekerja.

"Kau apa? Pergi makan dulu?"

Suzy mengangguk, "aku terlalu banyak menangis, jadi aku kembali lapar. Aku akan pergi cari makanan dulu sebelum pulang, kau tidak perlu mengantarku." Tunduk Suzy, menjelaskan pada Myungsoo agar tidak terjadi kesalahpahaman. Suzy memang begitu, semakin dia banyak pikiran dan menangis, maka makin sering dia merasa lapar dan butuh makan. Walaupun begitu, berat badannya tidak akan bertambah, yang ada malah turun.

Myungsoo menatap wanita itu lama dalam posisi berdirinya, lalu berkata, "aku akan tetap mengantarmu. Ayo pergi." Mengulur tangan kanannya di hadapan sang wanita, ada jeda waktu yang cukup lama sampai akhirnya Suzy meletakkan tangannya di atas telapak tangan Myungsoo. Menyambut uluran tangan sang pria.

Second Chance [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang