Bagian 12

2.9K 401 61
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

[ Second Chance – Dua Belas ]

"Minho mengatakan bahwa dia pergi karena apa yang kau lakukan, bukan karena apa yang ia katakan. Sepertinya dia membaca semua pesan itu Myung." Sungkyu berujar yakin, "selama ini dia percaya padamu lebih dari pada Minho, dia tidak mengganggap benar semua perkataan Minho. Tapi sekarang tiba-tiba dia menghilang setelah malam itu. Kau pikir alasan apa lagi yang lebih masuk akal?"

Myungsoo menjauhkan tangannya dari kening, memandang Sungkyu lekat kemudian mengangguk perlahan-lahan. Sekarang dia tahu kenapa Suzy menangis hari itu, kenapa wanita itu berlari menjauh darinya, kenapa wanita itu meninggalkannya seperti ini.

Suzy sangat mencintainya, menyukainya sampai dia hanya akan percaya pada apa yang dikatakan oleh Myungsoo dan bukannya orang lain. Selama ini wanita itu menutup telinga dan matanya tentang keburukan Myungsoo, tetap berada di sisinya tanpa tahu segala kebenaran yang ada. Tapi sekarang wanita itu menghilang, maka alasan yang paling masuk akal adalah semua itu karena Myungsoo sendiri. Karena tindakannya, kebodohannya.

"Matilah aku." Memandang Hoya dan Sungyeol bergantian, "kalian berdua―" Myungsoo kehilangan kata-kata, dia benar-benar tidak tahu harus berkata apa pada keduanya. Jadi dia melangkah maju dengan tangan kanan yang meraih sebuah vas yang terletak begitu saja di meja, tidak terdapat bunga atau semacamnya pada vas itu. Myungsoo melangkah maju dan melayangkan vas itu ke arah Hoya. Wajahnya memerah dan suara napas beratnya terdengar jelas.

"Myung!"

"Maaf!"

Sungyeol dan Hoya berujar serempak, melindungi kepala mereka masing-masing dengan satu langkah mundur. Sungkyu berlari mengejar Myungsoo, menahan tangan pria itu agar tidak memecahkan vas bunga itu ke arah kepala Hoya.

"Lepaskan aku!" Myungsoo memberontak, menepis pegangan Sungkyu dengan kedua mata yang masih menatap Hoya nyalang.

"Kau dan kegilaanmu itu― kau telah mengacaukan segalanya." Bentak Myungsoo, melempar vas itu ke arah Hoya dengan begitu mudah karena amarah, tapi lemparannya tidak tepat sasaran karena Hoya langsung menunduk ―menghindari serangan.

Prang.

Bunyi hantaman keras itu terdengar sangat mengejutkan, vas itu pecah dengan begitu menyedihkan. Menyisakan Hoya serta Sungyeol yang mengigil ketakutan dengan posisi berjongkok, sedangkan Myungsoo yang ditahan oleh Sungkyu memberontak.

"Lepaskan aku! Si brengsek itu harus merasakan sakitnya. Lepaskan aku. Lepaskan aku."

Myungsoo yang begitu membuat Hoya semakin takut, dia terduduk di bawah dengan kepala yang tidak berani menatap sang pria. "Maaf," ucapnya lirih, diikuti oleh Sungyeol yang juga tak menyangka bahwa kejahilan mereka akan berujung sesuatu yang rumit seperti ini. Bukannya mereka lemah karena takut dengan amukan Myungsoo, tapi mereka tahu bahwa mereka salah.

"Argh!" Myungsoo meremas rambutnya sendiri, terus memberontak agar Sungkyu melepaskan tubuhnya. Dia meraung karena menahan kekesalan, "argh, sialan―sial! Sial!" Menendang udara dengan begitu tak beraturan, Hoya beringsut sedikit agar tidak terkena tendangan brutal Myungsoo, masih mengatakan maaf seakan itu dapat menyelesaikan masalah.

Tapi semua itu, sia-sia.

-oOo-

Setelah tidak hadir di setiap kelas selama dua hari, akhirnya Myungsoo masuk dengan wajah tak bercahaya. Memandang tak bersahabat semua orang membuatnya segan untuk didekati, padahal semua anak sebelumnya sangat suka mengajaknya bercanda.

Second Chance [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang