Bagian 15

3.3K 438 70
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

[ Second Chance – Lima Belas ]

Kim Sungkyu dan asisten Park memandang tanpa berkedip ke arah Myungsoo yang baru datang setelah makan siang di luar, pria itu datang terlambat sekitar satu jam. Ketika Sungkyu menelpon malah tak diangkat sama sekali.

"Kau pergi makan siang atau pergi tidur? Kenapa wajahmu seperti itu?" Tanya Sungkyu heran ketika Myungsoo semakin dekat ke arah mereka. Asisten Park bahkan membuka mulutnya tanpa mengatakan sesuatu ketika melihat wajah Myungsoo yang tak bisa dikatakan baik sama sekali.

"Bisa jangan katakan apapun? Aku sedang tidak baik-baik saja." Ucapnya teramat jujur, tipikal Myungsoo sekali.

"Aku akan di ruanganku sampai jam pulang kerja, tapi selama itu tolong jangan biarkan siapapun masuk kecuali benar-benar sangat penting." Ucapnya lagi, berkata pada asisten Park. Wanita yang lebih tua dari Myungsoo itu mengangguk patuh, sedangkan Sungkyu masih mencari jawaban atas pertanyaan yang ada di kepalanya dalam diam.

Ada apa dengan Myungsoo?

Ketika Myungsoo memasuki ruang kerjanya, Sungkyu mengekor di belakang tanpa mengatakan apapun seperti biasanya. Myungsoo mengambil posisi berbaring di salah satu sofa, menaikan seluruh tubuhnya ke atas benda itu dengan kaki yang masih lengkap menggunakan sepatu. Ia berbaring terlentang, menutup mata dengan menggunakan lengan. Sungkyu merasa mulutnya gatal ingin menanyakan banyak hal, tapi dia memilih diam. Menunggu Myungsoo akan membuka mulutnya sendiri.

Sungkyu masih berada di sana bahkan ketika sepuluh menit berlalu tanpa kata, pria itu mengambil posisi duduk di bagian lain kursi yang kosong. Duduk di sofa seberang tempat Myungsoo tiduran dengan meja kaca berwarna hitam sebagai penegah. Sungkyu menatap pria itu dalam diamnya, kemudian menyadari sesuatu yang aneh. Ada cairan bening yang tampak lolos dari tekanan lengan pada mata Myungsoo, pria itu mengigit bibir bawahnya keras dengan cairan bening tadi mengalir membelah pipi dan membasahi kemeja dengan setitik noda basah.

"Myung." Sungkyu kaget ketika menyaksikan ini secara langsung, siapapun tau apa yang sedang terjadi sekarang. Pria itu sedang menangis tanpa suara.

"Aku tidak pernah menyangka bahwa aku akan menjadi sebodoh ini." suara sang pria tak terdengar stabil, "aku tidak tahu harus berbuat apa atau bahkan mengatakan apa." cairan itu sekali lagi melewati pipi dengan begitu mudahnya, Sungkyu bisa melihat Myungsoo menekan lengannya lebih kuat ke arah mata, "yang bisa aku lakukan hanyalah meminta. Kesempatan kedua? Apakah aku pantas?"

"Myung, kalau ini―"

"Jangan katakan apapun." Potong Myungsoo, terdengar kesal. "Aku tidak ingin mendengarkan apapun." Sambungnya lagi, kali ini menghela napas keras.

"Keluarlah hyung. Aku tidak akan pergi sebelum jam pulang. Aku akan tetap di sini." Myungsoo memutar tubuhnya ke arah kiri, membelakangi Sungkyu. Seakan ingin menyembunyikan dirinya beserta dengan kelemahan yang tidak pernah dilihat oleh siapapun sebelumnya.

Sungkyu berdiri, tak mengatakan apapun walaupun sebenarnya ada kalimat panjang yang ingin ia sampaikan. Dia sangat kenal Myungsoo, pria itu lebih suka berdiam diri ketika dia sedang berada dalam masalah dari pada meminta pendapat orang lain atau hanya sekedar memecahkan sesuatu karena kesal. Myungsoo adalah tipe pria yang seperti itu― menolak bicara dengan orang lain, minum alkohol atau menghancurkan sesuatu ketika ia frustasi.

Second Chance [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang