Bagian 3

3.3K 465 53
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

[ Second Chance - Tiga ]

Hari di mana pertemuan antara Sungkyu dan Minho saat itu seharusnya berlangsung pukul tiga, tapi Sungkyu datang lebih cepat dari waktu janjian karena dia pikir lebih baik menunggu dari pada ditunggu. Dan itu membuahkan hasil yang baik karena dia bertemu dengan Kang PD, orang yang sebenarnya tidak ingin Sungkyu temui.

"Aku baru ingat kalau ada seseorang dengan nama itu di tim kami. Namanya Suzy, asisten penulis. Dia hanya asisten penulis jadi tidak terlibat langsung dengan tim yang lain, jadi aku tidak terlalu ingat. Tapi ketika bertemu dengan salah satu staff ku, aku ingat kalau ada wanita dengan nama yang mirip dengan itu. Mungkin maksudmu Suzy, bukan Sooji."

Sembari mendengarkan penuturan dari Kang PD, Sungkyu menatap kertas yang pria paruh baya itu berikan pada dirinya. Ada nomor telepon seseorang di atasnya serta nama Suzy yang tertera, lengkap dengan marga. Bae Suzy.

"Penulis Shin yang memberikanku kontak itu." Sungkyu menangguk paham. Dia menatap Kang PD dan berucap, "terima kasih. Ini sangat membantu."

"Tak perlu sungkan. Kau dan perusahaanmu juga sering membantu kami sebagai sponsor." Sungkyu tersenyum kecut samar-samar, hal inilah yang membuat dia tidak suka bicara secara pribadi dengan seseorang yang pernah perusahaannya sponsori. Mereka terkadang bersikap terlalu manis, sampai ketingkat membuat tak nyaman.

-oOo-

"Apa ada yang ingin kau sampaikan padaku?" Tanya Myungsoo, tapi Sungkyu tidak langsung menjawab. Dia malah mengerutkan dahi ketika melihat lingkaran hitam di bawah mata Myungsoo pagi itu, tampilannya cukup kacau dari pada biasanya.

"Kau baik-baik saja?"

"Ya. Aku baik-baik saja." Sahut Myungsoo, namun Sungkyu tampak tak terlalu yakin. Ia mengawasi wajah sang pria dengan dahi yang masih berkerut seperti awal, "tapi matamu." Tunjukknya, menyentuh kantong matanya sendiri agar Myungsoo tahu daerah mana yang ia maksudkan.

"Ah―sepertinya efek minum terlalu banyak kopi." Senyumnya, mengusap wajah dengan sebelah tangan. Seakan usapan itu bisa membuat kantong mata yang baru dia dapatkan pagi ini segera hilang. "Jadi tidak ada yang ingin kau katakan?" ujarnya lagi, mengingatkan pada Sungkyu bahwa dia belum mendapatkan jawaban atas pertanyaan awal yang terlontar.

Sang pria bergerak kikuk di tempatnya. Awalnya Sungkyu ingin mengatakan pada Myungsoo bahwa dia sudah tahu kontak Suzy, tapi melihat bagaimana pria itu kacau membuat Sungkyu ragu untuk mengatakannya sekarang.

"Sebenarnya aku mau menawarimu kopi, tapi melihat penampilanmu yang begini, aku anjurkan supaya kau menjauhi minuman itu." bohong Sungkyu. Dia sebenarnya tidak berniat menyembunyikan informasi yang ia dapatkan semalam, hanya saja da pikir lebih baik kalau Myungsoo fokus dengan pekerjaannya dulu beberapa hari. Kalau pekerjaannya yang menumpuk mulai menipis, barulah Sungkyu akan mengatakan tentang Suzy.

Dia tahu bahwa masalah Suzy akan membuat pria itu semakin kacau.

-oOo-

"Wah! Kau gila ya hyung?" Hoya yang baru datang bertamu di kantor Sungkyu langsung menyerangnya dengan teriakan keras yang membuat sang pria hampir terlonjak kaget dari kursinya.

"Apa Myungsoo tahu kalau hyung ingin menjalin hubungan lagi dengan Minho? Choi Minho―orang yang hyung ingin aku carikan nomor kontaknya kemaren. Wah, gila! Pengkhianat seperti dia―"

Second Chance [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang