SAYURAN

12.4K 677 20
                                    

"Sini Menma, papa mau bicara penting dengan mu." Sasuke sedikit menyeret anaknya yang terlihat merengek tidak suka dari ruang tamu ke meja makan.
"Akhh..papa. Menma kan sedang menggambar mobil." Keluh nya kesal
Sasuke mendengus "Kau bisa lanjutkan nanti, setelah ini." Lanjutnya kemudian duduk di meja makan.
Sebelum Sasuke membuka suara, mata biru Menma-balita umur 5 tahun- itu mengerling cemas pada tempat makanan nya.
"Kau bisa jelas kan, kenapa bisa begini." Tunjuk Sasuke tidak mengurangi nada marah dari suara nya.
"Enghh." Menma terlihat gelisah. Ia sama sekali tidak berani mengangkat wajah nya, apalagi harus harus bertatapan dengan mata papa nya.
"Menma!" Suara Sasuke meninggi. Ia bersedekap dada dan kelerengnya sukses mengunci Menma. Ia tahu anak nya nakal akhir-akhir ini.
"Papa masih menunggu jawaban mu." Sahut pria tampan itu lagi.
Jemari mungil Menma saling bertaut. Ia sangat ketakutan sekarang. Ia tidak tahu, bahwa usaha nya kali ini akan gagal. Apalagi yang menemukan rahasia nya adalah Papa Sasuke.
Oke, Papa nya yang ia hafal benar sedikit kaku.
Seandainya saja Ayah Naruto ada disini. Mungkin dia tidak akan terjebak dalam situasi sulit seperti ini.
"Uzumaki Menma." Panggil Sasuke lagi.
"Aku tidak suka sayuran, pa?"
"Hm. Jadi selama ini kau kemana kan, bekal makan siangmu." Sasuke berujar dingin. "Papa selalu membawakan mu sayuran." Lanjutnya lagi.
Menma mengagkap wajah nya dan langsung memeluk kaki Sasuke.
"Maaf kan Menma, papa. Huwee.." emosi balita 5 tahun itu akhirnya pecah. Ia antara takut dengan Sasuke dan merasa bersalah karena tidak memakan bekal sekolahnya. Ia tidak suka sayuran bukan hanya tidak suka tapi juga membenci nya.
"Huwee....Papa...maafkan Menma. Menma janji tidak akan mengulangi nya lagi." Ia merengek dan tangis nya makin kencang.
Sasuke mengeryit namun ia tetap tidak bergerak dari posisinya yaitu mengintrogasi anak nya.
Bahkan mata nya masih nyalang memandang Menma yang menangis.
"Papa tidak menjamin kalau kau tidak akan melakukan nya lagi." Sasuke menghela nafas pendek. "Papa kecewa padamu."
Mendengar pernyataan papanya itu Menma terkejut. Dan ia semakin erat memeluk kaki papa nya.
"Papa...maafkan Menma....huweeee....huwee."

"Ada apa ini Sasuke, kenapa Menma menangis begitu-."
Suara barintone berat membuat kedua papa dan anak itu menoleh.
Menma tersentak kaget langsung berhambur ke arah pemuda yang baru masuk tersebut.
"AYAH!" Dalam hitungan detik Menma sudah berhambur di kaki Ayah nya
"Ada apa sayang?" Tanya Naruto halus dengan elusan kepala
"Hiks...hiks..Menma nakal." Jawabnya jujur dengan sesengukan. Naruto mengeryit kan alis bingung.
"Nakal?" Naruto menggeser pandangan nya kearah Sasuke.

Pria Uchiha itu mendecih lalu membuang muka. Ia tahu benar pandangan Naruto yang seakan minta penjelasan.

"Hhh." Naruto mendesah lalu menggendong Menma yang masih saja menangis. "Di usia 5 tahun, wajar bila ia masih nakal." Ujar ayah keren itu kalem.

Ia tahu benar Sasuke adalah orang yang kolot. Beberapa kali Menma di marahi Sasuke karena masalah sepele.

Sasuke diam tidak menyahut.

"Come on,teme. Take a easy." Ujar Naruto. "Kau membuat anak kita takut." Tambah nya lalu mendudukan diri di kursi.

Lewat ujung matanya, Menma terlihat masih sesenggukan. Ia mengucek matanya kemudian bergumam kalau ia nakal dan minta maaf karena membuat papa nya marah

"Dia tidak menghabiskan sayuran nya, Naruto." Sasuke menunjukan kotak bekal makan siang Menma.
Naruto mengeryit.
"Benar kah itu,sayang?" Tanya pemuda berkulit tan tersebut halus.
Menma mengangguk mengiyakan.
"Kenapa?
"Hiks-hiks...rasanya tidak enak. Aku tidak suka." Mata Menma agak sedikit merah karena terlalu lama menangis.
Naruto menampilkan senyuman sedih. Namun sedetik kemudian seringaian geli terukir di bibir tebal nya.

Akh..ia jadi ingat dirinya yang dulu.

"Stop crying, dear. " Naruto menghapus jejak air mata yang masih meleleh di pipi Menma. Lalu mengecup nya singkat. "Jangan ulangi lagi."

"Hn." Sahut Menma mirip dengan deheman Sasuke.

Mau tidak mau, pemuda berambut hitam melawan gravitasi yang sedari tadi berwajah angkuh tersebut,sedikit melengkungkan senyum. Ia memang kesal tadi, namun melihat tangisan Menma membuat nya menyerah.

"Papa akan memberitahu mu satu hal-" Menma kecil mendongakan kepala menatap Sasuke. Mata biru jernih nya mengerling antusias.

"Semasa kecil, Ayah mu lebih pendek dari Papa karena  tidak pernah makan sayuran."

"Hai teme, kau..." Sasuke berkedip menyuruh Naruto diam.

"Kau mau jadi pendek Menma? Kalo begitu. Aku tidak akan pernah memberi mu sayuran lagi." Sasuke menggertak lalu membalikan badan.

Wajah Menma gelisah. Ia tidak mau jadi pendek. Ia ingin jadi tinggi seperti kedua orang tua nya.

Naruto melirik Menma lewat ujung nya. Ia tahu anak nya kini terlihat bingung. Ia sedikit terkikik geli. Dan ia juga kesal, kenapa Sasuke menjadi kan nya contoh.

Bastard...

"Baiklah aku akan makan sayuran. Aku tidak ingin pendek seperti ayah." Menma menyambar kotak makan siang nya.

"HEI-"Naruto menolehkan kepala nya kearah Menma. Biji biru memantul ekspresi anak nya yang tersiksa.

Pria bersurai pirang keemasan tersebut tersenyum geli . Yah...sudah lah yang terpenting Menma mau makan sayuran.
.
.
Omake
"Apa maksudmu kau mengatai ku pendek Sasuke?" Naruto melepas kemeja nya lalu menggantung nya di lemari.
"Aku mengatakan hal yang sebenar nya. Kau lebih pendek 3 cm dari ku saat masih sekolah dasar." Sasuke menaikkan kaki nya di atas ranjang dan membuka majalah olah raga.
"Yah...ternyata kau masih mengingat masa lalu ku,teme." Naruto menyeringai jahil.
"Hn." Sasuke menutup mata kala sebuah ciuman hangat mampir di bibir nya.
.
Fin
.

Ini adalah fic yang terinspirasi dari potongam fanart narusasu.
.
Salam anniesakkie

BABY MENMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang