POSITIF
FULL NARUSASU
RATED T➡️M 🔞
🚫 DILARANG SENYUM-SENYUM GAJE 🚫Naruto baru saja membuka mata dan mengerjap-ngerjap kala ia mendengar suara air keran yang cukup keras. Ia sangat terganggu dengan bunyi nya. Cowok itu berharap, kran nya baik-baik saja. Well- sebulan yang lalu saluran pipa nya tersumbat dan ia mengeluarkan cukup banyak uang untuk biaya service. Ia tidak ingin, kantung nya berlubang untuk perbaikan kran air lagi.
Setelah cukup waktu untuk membuat kesadaran nya pulih, ia menolehkan kepala bermaksud mencari partner hidup yang biasa nya masih bergelung di bawah selimut. Namun, sosok pemuda tampan yang di cintai itu tidak ada di sana. Bahkan ia tidak menemukan Sasuke di mana-mana.
"Apakah dia ada di dapur?" Gumam Naruto dengan menggaruk kepala nya namu seakan tersadar ia menggeleng. Masih terlalu pagi bagi Sasuke untuk memasak. Ini masih pukul 6. Dan tidak mungkin juga Sasuke membangunkan Menma di kamarnya. Anak nya itu akan bangun sendiri pada pukul 8. Apalagi ini hari Minggu, bisa-bisa bocah kecil itu akan bangun saat matahari sudah sangat tinggi.
Memilih untuk menghiraukan Sasuke, Naruto kembali menurun kan tubuhnya lalu menarik selimut dan menutup nya sampai di kepala. Ia akan tidur sekitar 30 menit lagi. Ini masih terlalu pagi bagi nya.
Kelopak nya hampir tertutup namun sebuah suara gebrakan pintu membuat nya kembali terjaga.
"BRUAKH!"
Manik biru nya bergeser ke sumber suara. Seketika pupilnya mengecil ketika melihat Sasuke yang berjalan terhuyung dengan tubuh bersandar di pintu toilet.
"Teme!" Seru Naruto lalu turun begitu saja dari ranjang. Sedikit berlari ia menghampiri Sasuke.
"Kau kenapa?"
Sasuke menggeleng dan mengusap sudut bibir nya dengan telapak tangan. "Aku tidak apa-apa."
Alis pirang tipis Naruto mengerut tidak suka. "Jangan bohong. Kau muntah-muntah lagi?"
Sasuke hanya diam. Ia terlihat sibuk mengelap jejak muntah yang mungkin masih berbekas di bibir nya. Ia tidak ingin membuat cowok pirang itu khawatir.
"Aku tidak enak badan dobe. Jangan berlebihan." Sanggah nya santai. Ia mengangkat wajah untuk sekedar memberitahu bahwa dia baik-baik saja. Sasuke berharap kulit nya tidak sepucat mayat saat ini.
"Kau tidak baik-baik saja. Kau sakit dan aku tidak suka kau seperti ini terus menerus." Naruto jengah mendengar alasan yang di ucapkan pria berambut hitam itu. Ia tidak buta bahwa tubuh pria itu ada apa-apa. Sasukenya sedang sakit.
"Come on dobe. Ini hanya masuk angin. Kau tahu, ac kita terlalu dingin dan itu membuatku muntah-muntah."
"Alasan konyol. Kau kira aku bodoh dapat percaya begitu saja. Berhenti bersikap kekanakan." Hardik cowok pirang itu lalu menuntun Sasuke ke arah ranjang.
"Aku baik-baik saja. Sungguh, aku sehat. Jadi jangan khawatir kan aku." Oniks Sasuke mengunci Naruto dengan pesona nya. Alih-alih terjerat akan keindahan nya, Naruto malah merasa iba dan kasihan. Biji hitam itu tidak ada tanda-tanda kehidupan. Mata Sasuke terlihat lesu dan tidak segar.
"Kau harus beristirahat hari ini. Tinggal kan semua jadwal mu." Pinta pria itu mutlak. Tidak peduli lagi dengam delikan galak yang kini tertuju pada nya.