Rated M for save
NaruSasu plus Baby Menma
#part4
.
."Paman Neji!!" Menma berlari dari taman depan menuju ruang tamu dengan suara senang.
"Hai-Menma." Neji tersenyum lembut lalu mengusap rambut mencuat-cuat dari bocah kecil itu. "Kau baru pulang sekolah, hn?" Tanyanya yang langsung di beri anggukan kepala semangat dari Menma.
"Paman sudah lama disini?" Tanya Menma antusias.
Neji hanya melengkungkan senyum geli.
"Paman juga barusan datang." Jawab nya. Lalu membuka tas belanja yang ada di sebelah nya. "Paman membawakan mu oleh-oleh dari Otogakure." Neji memberi sekotak permen cokelat pada Menma. "Ku harap aku tidak di marahi ayah mu bila nanti gigi mu sakit." Neji tertawa jahil.
"Heheheh." Menma nyengir kuda "aku akan menyembunyikan ini dari ayah."
"Wooaahh--" Neji mengangkat tangan nya ke udara, bersandiwara bila ia terkejut. "Apa ini rahasia, bocah?"
"Hn. Jadi paman Neji jang--"
"Jadi apa yang harus di rahasia kan, Menma?" Naruto mencul tiba-tiba dari dapur ke ruang tamu membuat bahu Menma terlonjak.
"Ay-ayah." Bocah kecil itu secepat kilat memutar tubuh nya kebelakang. "Hehehehe--bukan apa-apa." Sahutnya gelisah.
Alis Naruto terangkat. Berpura-pura bingung.
"Iya kan Paman?" Binner biru Menma melorot ke arah Neji yang masih terkejut.
"Ukhh-" Neji menggaruk pipi nya. "Tentu. Tidak ada apa-apa." Ia berkedip pada Naruto seolah berkata
Pura-pura percaya saja, bodoh
"Owh-oke." Naruto mengangguk. "Ganti baju mu dulu sayang."
Sedetik kemudian bocah Uzumaki itu berlari kekamarnya. Dan tentu nya dengan
Sekotak cokelat
"Mana Sasuke?" Bola mata ungu pucat milik Neji berputar mencari sesosok pemuda angkuh yang ia ketahui adalah pasangan dari sahabatnya ini.
"Dia masih ada keperluan diluar." Naruto menyandarkan bahu nya di tepian sofa. "Pagi-pagi sekali ia berangkat untuk menyelesaikan syuting."
"Jadi kau berdua saja dengan bocah kecil itu ?"
"Hn. Aku beruntung karena saat ini jadwal kita kosong. Aku tidak enak harus menyuruh kakek Jiraiya untuk menjaga Menma."
"Kenapa? Bukan kah dia memang pengasuh Menma?" Neji bangkit berdiri dan bergumam kalo dia ingin minuman dingin.
"Dia akan mengasuh Menma, kalau aku dan Sasuke sama-sama sibuk." Naruto menyuruh Neji mengambil minuman sendiri di lemari es yang ada di dapur. "Lagipula aku sedikit khawatir kalau Menma dijaga oleh kakek itu." Naruto mengekor di belakang.
"Why?" Pria tampan berambut panjang itu terlihat membuka kaleng soda lalu meminumnya.
"Kakek itu mesum."
"Uhuk!" Neji tersedak air soda. "-jangan bercanda, Naruto. Dia tidak mungkin memperkosa Menma."
"Aku hanya bilang MESUM." Naruto memberi penekanan saat ia bilang mesum.
"Err-oke. Mesum. Lalu?"
"Aku takut Menma tertular penyakit mesum nya. Itu saja."
Dan itu sukses membuat Neji melongo.
.
.
."Hai sayang, boleh kah paman masuk?" Neji bersandar di dekat pintu kamar Menma yang sedikit terbuka.