"kamu yang pandai bersandiwara. tolong jangan lakukan itu lagi !"
raihan pov
"den raihan ! aden kemana aja ?" belum sempat ku selesaikan langkahku menuju tangga. bik sum spontan saja memborong tubuhku dengan handuk hangat.
"makasi bik !" ucapku lalu menggosok-gosokkan handuk itu pada kepalaku.
"bibik buatin teh hangat ya den, aden jugak belum makan kan !" bik sumi tergopoh-gopoh berjalan kearah dapur, sebelum akhirnya ucapanku menahan langkahnya.
"gak usah bik, raihan udah makan !"
bik sumi memasang wajah heran. ia lalu menelanjangi ku dengan tatapan bingung.
"den raihan udah pulang !" yaampun, hampir aja bapak manggil polisi. kirain den raihan ilang".
pak dodi datang entah dari mana lalu melontarkan setiap ucapan dengan cepat. dan anehnya hari ini ada 2 orang yang ingin melaporkanku kepolisi.
apa aku semenghawatirkan itu ? ah, lucunya."raihan kamar dulu ! ".
ucapku masih dengan tangan yang sibuk menggosok rambut dengan handuk. lalu berjalan santai menaiki tangga."kenapa den raihan segembira itu ya ?"
"aneh, tadi waktu pergi. bulu kuduk mas aja sampek merinding dek!""merinding kenapa to mas ?"
"ya itu, wajah den raihan udah kayak gondoru cari mangsa aja !"
"ah, kamu ni mas, kebanyakan nonton horor kalau jaga malam !"
"tapi beneran dek, matanya itu lo... !"
"ah, udah-udah, jangan dibahas yang penting sekatang den raihan baik-baik aja ! udah, aku mo cuci piring dulu. nakutin aja kamu ni mas !"
"loh dek, kok pergi ? belum selesai bicara masnya ,.."
aku tergelak kecil. suara pak dodi dan bik sumi terdengar jelas tengah bergosip tentangku. aku tak acuh dan berlalu meninggalkan keduanya yang masih dalam perdebatan sengit.
*****
selesai mandi ku kenakan kaus oblong biru dan celana keeper hitam. aku duduk ditepian tempat tidur.
fikiranku kini melayang mengingat-ingat saat rey, merebut asal teh jahe diwarung pinggir jalan tadi. dan juga wajah merahnya saat melahap mie setengah panas dengan saus cabai super pedas itu.
senyumnya, leluconnya, gaya asalnya, dan tawa cerianya. bahkan aku bingung bagian mana yang tidak menarik dari semua itu."TIDAKKK !!!"
apa yang ku pikirkan !!! kenapa fikiranku sebodoh ini. gadis ceroboh dan keras kepala itu benar-benar bukan tipeku. yang terpenting sekarang adalah bagaimana rey bisa membantuku menemukan boneka itu.
sadarkan dirimu raihan !ku rebahkan diriku keatas kasur. sesuatu mengganjal tubuhku. aku segera mengambilnya. benar saja handphone ini sedari tadi ku tinggalkan disini.
"APA ?" ku cekat mulutku yang terlanjur keceplosan menahan kaget.
12 panggilan tak terjawab dari sella. ada apa gerangan ?segera kusentuh layar panggilan untuk sella.
tak sampai hitungan detik. panggilan terhubung."halo han !, lo liat rey gak ?"
nada bicara sella tampak sangat cemas."ada apa ?" aku tak berani menjawab langsung.
"rey kabur dari rumah sakit ! ayah rey hari ini berangkat lagi kemalaysia. dan mama rey masih belum tau tentang ini".
bukan tanggung kagetnya aku mendengar penjelasan sella. kabur katanya ? bahkan ekspresinya tadi tampak enteng seakan keadaan baik-baik saja.
anak itu ! aku harus memberinya penghargaan atas kebodohannya !
KAMU SEDANG MEMBACA
my white bear
Teen Fictionini bukan tentang anak orkay vs anak ormis, ataupun si cupu yang tertindas, dan si populer yang berkuasa. kisah ini bukan juga tentang kasta kerajaan SMA. rayhana : biasa dipanggil rey, gadis SMA, berkacamata, periang, anti diam, menyenangkan, diken...