rayhana pov
hari ini seharusnya aku disekolah. mendengarkan guru menerangkan pelajaran, menuntaskan pekerjaan diruang konseling atau sekedar bercanda dengan sella dikantin.
tapi, keadaan tak menguntungkan selalu terjadi. kini aku hanya duduk, tidur, nonton teve, atau membaca majalah yang udah berkali-kali ku baca. dan kegiatan membosankan itu
gak terjadi dirumah. melainkan di satu kamar serba putih yang sama monotonya dengan kamar-kamar yang lain.ku lirik jam dinding. wah, mereka pasti udah istirahat sekarang. segera ku buka WA dihandpone ku.
"halo rey !!!" lagi apa lo ?"
sapa sella ramah dibalik layar handponku. aku tersenyum."udah kayak mayat idop ni gue ! tumben lo gak ngantin ?"
"ah, kantin mana seru gadak lo !"
aku mengangguk faham.
"ngantin sana ! entar perut lo mangkin gepeng kayak ikan pari baru tau rasa lo !" gurau ku. sella terkekeh mendengarnya."ada-ada aja lo rey ! ya gak mungkin lah. gue jugak lagi nunggu jam pulang ni !"
"untuk apa ?" aku tampak berfikir.
"oo, iya. hari ini rapat PMR itu ya ? sory, gue gak bisa dateng !" imbuhku lagi.
sella menggeleng.
"bukan, bukan itu ! gue nunggu jam pulang biar bisa langsung capcus kerumah sakit. gue cuma bisa makan siang sama lo !" jelas sella."yaelah keburu sore sell. lagian gue cuma bisa liatin lo makan dong ! gue udah makan nih".
"ah, yang bener lo rey ?" sella melirik ku gak percaya.
aku mengangguk meyakinkan. sella membalasnya dengan gelakan kecil membuatku heran."lo kenapa ketawa ngeselin gitu sell ?"
" heran aja ! lo masih bisa bohong padahal kita lagi vc-an".
"eh, beneran lagi, gue udah makan ! kayak dukun aja lo nebak-nebak keadaan orang !"
sella kembali terkekeh.
"gue bukan dukun rey ! tapi noh, lo liat tu diatas lemari lo. makanan masih segar gak kesentuh gitu. gimana gue gak tau cobak !"aku melirik kebelakang. jelas saja benar apa yang dikatakan sella. aku meringis karena gagal bohong.
"makananya hambar sell, males gue makan'!" tuturku
"yaelah, rey ! mending lo makan gih ! mama lo tau abis lo !"
"ya mo gimana lagi ! beneran mau muntah gue makannya".
sella memutar bola mata. rautnya tampak kesal."rey, jadi gimana rapat PMRnya ? gue gak harus ikutan kan ?"
"keknya lo seneng banget gak bisa ikutan rapat ?" ucap sella sambil mendengus kesal. aku membalasnya dengan kekehan kecil. membenarkan tebakanya.
"rapatnya diundur rey !"
"whats ? kok bisa !"
"ya bisa lah ! 2 hari lagi disambung. so, mau gak mau lo harus dateng, jadi wakil gue !"
aku mendengus malas.
"tapi... kalau waktu itu lo butuh perawatan. gue gak maksa kok ! kesehatan lo nomor 1 oke !"
sella memasang wajah manisnya. berusaha menyemangatiku.
aku sejenak terdiam."apaan si lo sell ! udah kayak pacar gue aja !" ucapku sambil memanyunkan bibir. sella malah terkekeh geli.
"kapan lo punya pacar ? ngurusin pacar orang yang ada !" ceplos sella asal.
tiba-tiba perhatianku mengarah ke pintu. seseorang mengetuk pintu dari luar'
"eh, sell. udah dulu ya kayaknya mama gue dateng ni !!!" belum sempat sella menjawab aku mematikan sambungan telepon itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
my white bear
Teen Fictionini bukan tentang anak orkay vs anak ormis, ataupun si cupu yang tertindas, dan si populer yang berkuasa. kisah ini bukan juga tentang kasta kerajaan SMA. rayhana : biasa dipanggil rey, gadis SMA, berkacamata, periang, anti diam, menyenangkan, diken...