raihan pov
pelajaran resmi berakhir saat sikembar jarum jam mengarah tepat diangka dua. semua orang berhamburan keluar. kecuali aku dan sella.
"kok rey lama banget keluarnya ya ? emang dia lupa ya kalau hari ini rapat PMR ?"
tak hentinya sorot mata sella memperhatikan pintu dan harap-harap cemas orang yang hadir dari balik sana adalah rey. jujur aku juga begitu khawatir, mengapa rey tak kunjung hadir. seingatku dia tak begitu suka saat panggilan bu linda mengarah padanya tadi."ya udah, dari pada kita nungguin rey disini. mending kita susulin !"
usulku dan berlalu meninggalkan kelas."eits, bentar-bentar"
langkahku berhenti bertepatan lengan sella memalangi tubuhku."gue mau nanyak sama lo han."
"nanyak apa ? menurut lo ini waktunya kita buat buang-buang waktu ? rapat sebentar lagi tau gak ?"
"gue sekretaris nya. rapat bisa aja diundur tanpa gue !"
"trus lo mau nayak apa ?"
"apa alasan lo ikutan PMR ?"
"lo nanyak apaan sih ? bukannya wajar aja setiap orang bebas milih ikutan organisasi apa aja !"
"sorry han. tapi, PMR itu bukan candaan. jujur lo ikutan PMR karena rey jadi wali gue kan ?"
raut sella mendadak garang. bahkan kini matanya berani menatap ku sangar. aku tak mampu menjawab. jujur saja dugaan sella sudah pasti benar. tapi alasan dibalik itu semua, bahkan aku sendiri masih menerka jawabanya.
"liat lo diem gini. gue jadi makin yakin dugaan gue bener. lo sukak ya sama rey ? atau lo mau manfaatin rey ? secara, cowok terkenal dan masih jomblo itu barang langka disini."
"gue gak tau setan apa yang udah masuk ke tubuh lo. jadi anggap aja gue gak dengar apapun dari lo hari ini ! permisi !"
aku pergi. berlalu meninggalkan sella yang masih tampak kesal karna aku memilih tak menjawab.
*****
"lo lagi apa disini ? bersemedi ?"
rey menoleh kearahku. ia tersenyum hangat. tapi, entah mengapa ada yang aneh dari senyumnya kali ini. terlihat sedikit getir dan terkesan dipaksakan.
dia mungkin gak tau kalau sedari tadi aku berkelana mencarinya kesegala ruang dan sudut sekolah.
"hobi baca jugak ?" rey meletakkan buku bacaan itu dimejanya.
"lo gak tau ini udah jam pulang ?"
rey tak membalas dia kembali ke buku digenggamannya.
"kenapa ? ada masalah ? mata lo kok sembab ?" selidikku sambil memperhatikan wajah rey serius.
"emang harus ya lo tau ?"
jawaban yang tak ku harapkan muncul."sella nyariin lo tu."
"oh iya, hampir gue lupa. gue cabut dulu."
rey pergi begitu saja. berlalu meninggalkan perpustakaan.kini rey berjalan menuju ruang PMR. langkahnya tampak lemah dan lamban. tampak seperti sesuatu memberatkan pundaknya. entah apa itu yang jelas. melihat rey seperti ini, aku sangat tidak suka.
"mau sampai kapan lo terus ngekorin gue kayak anak tikus belajar jalan ?"
rey menghentikan langkahnya mendadak. sontak langkahku tercekat.
"gue gak suka dibuntutin. mending lo sekalian jalan disamping gue."
kini aku dan rey berjalan beriringan.
KAMU SEDANG MEMBACA
my white bear
Teen Fictionini bukan tentang anak orkay vs anak ormis, ataupun si cupu yang tertindas, dan si populer yang berkuasa. kisah ini bukan juga tentang kasta kerajaan SMA. rayhana : biasa dipanggil rey, gadis SMA, berkacamata, periang, anti diam, menyenangkan, diken...