"Eomma, apa yang kita lakukan disini?" bocah laki-laki berumur 5 tahun mendongakkan kepalanya untuk menatap wanita paruh baya yang berdiri disampingnya.
Wanita itu menunduk sembari memberikan sebuah senyuman, "Mulai saat ini kita akan tinggal disini, Jungkook-ah."
Jungkook mengernyit lalu beralih menatap sekitarnya. Rumah yang cukup besar, namun hatinya merasa tak nyaman. Manik lebar itu kembali menatap sang Ibu. "Ayo kembali ke rumah kita. Appa pasti sudah menunggu kita, eomma."
Ibunya menghembuskan nafas berat sebelum berjongkok untuk menyamakan tinggi mereka. Ia menatap manik ibunya penuh harap. "Kita tidak bisa kembali kesana, Jungkook-ah."
"Kenapa?"
"Appa dan Eomma memutuskan untuk berpisah. Dan untuk saat ini kau harus selalu bersama dengan eomma. Saat kau dewasa nanti eomma akan membebaskanmu untuk menentukan pilihanmu sendiri."
Pelupuknya membendung cairan hingga mengaburkan pengelihatannya. Begitu sebuah suara menginterupsi mereka, bersamaan dengan sebuah pelukan erat dari seorang anak laki-laki yang lebih dewasa darinya dan kata-kata sang ibu yang mengucapkan "Mulai hari ini dia adalah hyungmu." Jungkook tidak bisa menahan airmatanya lagi.
.
.
Mulai hari itu Jungkook membenci ibunya. Ia benci rumah barunya. Ia benci ayah barunya. Dan ia benci—
"Jungkook-ah, ayo main bersama."
—Namjoon hyung.
"Aku tidak mau."
Namjoon mendengus. Kakinya melangkah mendekati sang adik yang duduk di ranjangnya sejak pagi. "Kau harus keluar. Cuacanya benar-benar cerah."
Jungkook menggeleng. "Aku ingin pulang. Aku ingin bertemu dengan Appa."
Namjoon tersenyum tipis. Meski ia hanya anak yang berumur 10 tahun, namun Namjoon mengerti perasaan Jungkook. "Aku juga ingin bertemu dengan Eomma."
Jungkook terdiam, matanya menatap Namjoon perlahan. Senyuman masih tepatri di wajah sang kakak namun ia dapat melihat kesedihan dalam pancaran matanya.
"Aku tau bagaimana perasaanmu. Tapi apapun yang kita lakukan tidak akan mengubah keadaan. Appamu tidak akan datang, begitu juga dengan eommaku."
Jungkook menggeleng keras, "Appa tidak seperti itu. Appa akan datang menjemputku." Teriaknya.
"Dia tidak akan datang, bahkan jika kau sakit dan menangis sekalipun. Dia tidak akan pernah datang."
Jungkook selalu membenci semua ucapan Namjoon yang menghancurkan harapannya.
.
.
'Jika Tuhan memberikanku satu harapan. Aku berharap dapat hidup kembali seperti disaat aku belum mengenalmu.'
.
.
Pemuda itu hanya terdiam. Pandangannya lurus menatap tubuh sang adik yang terbaring di ranjang pesakitan yang berada jauh di depannya. Ia tak berani mendekat. V merasa malu bertemu dengan Taehyung —meski ia tau Taehyung sedang tidak sadarkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twisters Relationship✔
FanfictionBahasa ㅡ Sad/Angst ㅡ BOYS LOVE ㅡ TaeKook 17+ Jeon Jungkook tidak menyangka satu kesalahan yang dilakukannya membuat ia menjadi terjebak dalam perjanjian tak berujung.