"Jungkook-ah, bisakah kau datang ke rumah sakit sekarang? Taehyung baru saja mengalami kecelakaan."
.
.
.
.
Jungkook duduk gelisah. Sejak tadi kakinya bergerak tak nyaman. Kepalanya kembali menoleh menatap pintu yang tak kunjung terbuka. Di dalam sana ia berharap akan ada hal baik terjadi.
Jungkook bangkit dari duduknya lalu mendekati wanita paruh baya yang duduk dikursi dihadapannya. Wanita itu tak henti-hentinya menangis sejak tadi.
"Ahjumma, aku harus ke ruang operasi untuk memeriksa keadaan Taehyung. Mungkin operasinya sudah selesai."
Nyonya Kim mengangkat wajahnya sehingga Jungkook dapat melihat dengan jelas raut kesedihan disana. "Tolong temani ahjumma disini, Jungkook-ah."
Jungkook menggigit bibir bawahnya. Ia ragu dengan perasaannya. "Setelah memeriksa keadaan Taehyung aku akan-"
"Seokjin sudah disana untuk menjaga Taehyung. Jadi tolong tetaplah disini."
Jungkook terdiam beberapa saat. Kepalanya kembali menoleh kearah pintu yang belum juga terbuka lalu beralih menatap wanita yang terlihat begitu rapuh. Akhirnya Jungkook mengangguk pelan lalu duduk disebelah wanita itu.
"Terimakasih, Jungkook-ah."
Nyonya Kim menggenggam tangannya erat, seakan mencoba mencari kekuatan diantara rasa khawatirnya. Jungkook tau bagaimana perasaannya, karena ia juga cukup khawatir saat ini.
Kedua orang yang dicintainya berada dalam kondisi yang kritis.
Sebelumnya Jungkook dihubungi oleh wanita yang menjadi ibu dari lelaki yang dicintainya. Beliau berbicara dengan suara parau mengatakan jika V masuk UGD karena alergi makanan. Lalu saat dalam perjalanan, Kim Seokjin yang menjadi rekannya di universitas menghubunginya, mengatakan jika Taehyung mengalami kecelakaan dan sedang berada di ruang operasi.
Meskipun berada di rumah sakit yang sama, Jungkook tetap bingung harus melihat kondisi siapa lebih dulu. Namun ia hanya membiarkan kakinya melangkah, hingga kini ia berada di depan ruang UGD.
Nafasnya berhembus pelan mencoba menetralkan perasaannya yang kacau. Kepalanya terasa penuh dan membuatnya ingin menangis. Jungkook tidak bisa menahan lebih lama lagi kekhawatirannya. Semakin lama rasa khawatirnya menjadi rasa takut yang amat besar.
Jungkook takut kehilangan salah satunya.
Tenggorokannya terasa tercekat begitu melihat pintu ruangan itu terbuka. Beberapa perawat keluar dari ruangan itu.
Nyonya Kim segera beranjak dan mendekati salah seorang perawat untuk menanyakan keadaan putranya.
Begitu melihat senyum di wajah perawat itu dan kata-kata, "Dia sudah baik-baik saja." membuat Jungkook bernafas lega.
Setidaknya rasa takutnya sedikit berkurang.
.
.
Jungkook menggenggam erat tangan pemuda yang masih terlelap dalam tidurnya. Merapalkan doa dalam hati, berharap lelaki itu segera membuka matanya. Jungkook tidak tau mengapa, ia menjadi lebih khawatir bahkan setelah dokter mengatakan semuanya baik-baik saja. Jungkook tidak akan tenang sebelum ia melihat pemuda bersurai dark brown itu membuka matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twisters Relationship✔
FanfictionBahasa ㅡ Sad/Angst ㅡ BOYS LOVE ㅡ TaeKook 17+ Jeon Jungkook tidak menyangka satu kesalahan yang dilakukannya membuat ia menjadi terjebak dalam perjanjian tak berujung.