Bagaimana definisi kekasih idaman bagi kalian?
Orang yang suka mengatur dan cenderung memiliki sikap posesif dan tsundere. Atau Orang yang selalu bersikap manis dan penuh perhatian.
Jeon Jungkook memiliki keduanya.
.
.
Siapa yang tidak mengenal Jeon Jungkook?
Seorang lelaki berparas cantik dengan mata bulat dan gigi kelinci yang menjadi pemanis parasnya.
Memiliki otak jenius, bahkan beberapa kali mewakili kampusnya untuk ajang perlombaan akademik yang selalu membuahkan hasil sebuah piala dan rasa bangga.
Ia memiliki segalanya. Terlihat sempurna tanpa cela. Namun ada satu sisi yang tidak orang lain ketahui dalam dirinya.
"Jungkook-ah, nanti aku akan mengantarkanmu pulang."
Jungkook tersenyum lalu menggeleng pelan. "Aku harus menemui dosen. Kau pulanglah lebih dulu." tolaknya halus.
Lelaki berkulit tan menatapnya dalam, "Aku akan menunggumu."
"Tidak. Aku akan pulang sendiri nanti. Aku akan baik-baik saja."
"Tapi-"
"Kim Taehyung"
Lelaki yang menjabat menjadi kekasihnya sejak satu tahun yang lalu hanya bisa terdiam.
Jungkook menghembuskan nafasnya pelan. Tangannya menyentuh rahang kekasihnya dan membelainya lembut.
"Aku akan baik-baik saja." ucapnya pelan
Taehyung tersenyum. Tangannya melingkar pada pinggang Jungkook dan menarik pemuda itu kedalam dekapannya.
Bibirnya mengecup bibir Jungkook cepat. "Hubungi aku jika kau ingin dijemput."
Jungkook mengangguk lalu mengecup bibir kekasihnya berkali-kali karena Taehyung adalah lelaki yang begitu manis dan perhatian padanya.
.
.
"Breng.. sekh- akh- sial."
Jungkook mengumpat setiap lelaki diatasnya menghunus dirinya semakin dalam. Bahkan setelah sering melakukannya, Jungkook selalu dibuat mabuk kepayang setiap lelaki itu memasuki tubuhnya.
"Kau sempith- nghh."
Pemuda itu menggeram saat lubang Jungkook seakan menjepit kejantanannya.
Mata tajamnya menatap nyalang kearah Jungkook. Memindai seluruh bagian tubuh lelaki yang mendesah dibawah kuasanya.
Seringaian mengukir di wajah tampannya. Ia menggerakkan pinggulnya semakin cepat begitu merasakan mereka akan mencapai klimaksnya sebentar lagi.
Dalam cahaya kamar yang temaram. Mereka saling bercumbu, menghisap bahkan saling memuaskan satu sama lain. Menghiraukan ponsel yang sedari tadi bergetar diatas meja nakas.
.
.
"Kekasih manjamu lagi?"
Jungkook mengalihkan perhatiannya dari layar ponselnya saat suara itu menyapanya.
Bibirnya tersenyum tipis, "Kalian benar-benar memiliki kepribadian yang berbeda."
Lelaki itu mendengus, "Tentu saja, sial." umpatnya
Jungkook tergelak melihat wajah kesal lelaki itu. Kemudian tangannya membingkai wajah pemuda yang dicintainya.
"Jangan mengumpat begitu, sayang."
Jungkook mengecup bibir pemuda itu sebelum berbisik pelan, "Aku jauh lebih mencintaimu."
Lelaki itu terkekeh kemudian menarik Jungkook kedalam dekapannya. Wajahnya tenggelam pada ceruk leher Jungkook dan menghirup aroma memabukkan dari pemuda Jeon.
"Tinggalkan saja dia." gumamnya penuh penekanan.
Jungkook tersenyum kecil, "Ayolah. Kau bahkan masih tidak berani mengakuiku didepan fansmu, V. Jangan bercanda."
V menggeram. Ia menggigit ceruk leher Jungkook hingga pemuda itu menggeliat tak nyaman.
"Jangan memberi tanda." ucap Jungkook parau.
Tangannya bergerak acak mencoba menjauhkan wajah V dari lehernya. Namun lelaki itu justru semakin menggigit lehernya.
"Aku tidak suka kau dekat dengannya."
Jungkook menghembuskan nafas gusar. Tak ada gunanya melawan lelaki seperti V, ia tidak akan menerima penolakan.
"Tapi aku lebih dulu menjalin hubungan dengannya."
V menjauhkan wajahnya dan beralih menatap Jungkook lamat-lamat. "Lalu apa masalahnya?"
"Dia adikmu."
V memutar bola matanya malas. "Lalu?"
Jungkook mendengus. Ia menyerah jika harus berdebat dengan seorang otoriter seperti V. Benar-benar menguras seluruh tenaganya.
Sesungguhnya Jungkook ingin menghentikannya. Namun semua ini dimulai karena dirinya dan jika ia berhenti itu artinya melanggar perjanjian mereka.
Karena saat itu Jeon Jungkook terlalu mencintai V lebih dari apapun.
.
.
Coming Soon
.
.
Aii-nim
KAMU SEDANG MEMBACA
Twisters Relationship✔
FanficBahasa ㅡ Sad/Angst ㅡ BOYS LOVE ㅡ TaeKook 17+ Jeon Jungkook tidak menyangka satu kesalahan yang dilakukannya membuat ia menjadi terjebak dalam perjanjian tak berujung.