Yoongi termenung, membuat kawan-kawannya (Read: Seulgi dan Irene) menghampiri si manis. Tahu kalau Yoongi sedih menunggu Sehun kembali.
Omong-omong mereka sudah tahu seluk beluk tentang Sehun dan Yoongi. Mulut mereka tidak asal ceplos kok.
"Udahlah, Yoon, mungkin urusan belum selesai. Ayo kita main diluar." bujuk Irene agar sahabat mungilnya itu tidak bersedih lagi.
"Tapi Yoongi mau ketemu Sehun.. Yoongi kangen." ujar Yoongi dengan mata yang berkaca-kaca membuat Seulgi dan Irene gemas.
"Gue karungin boleh ga ya?" batin Seulgi.
"Jadi pengen bawa pulang ke kampung terus bilang ke mamah kalo Yoongi itu anak gue." batin Irene seperti penculik anak-anak.
"Nanti kalo Sehun udah selesai kan dia kesini lagi, sayang.." Seulgi mengusap kepala Yoongi sayang.
"Yuk ah Yoon, kalo kamu mau ikut nanti kita kasih Kumamon yang gedeee banget." ucap Irene terlihat meyakinkan.
"Jinjja?!" sontak mata Yoongi terlihat bersinar-sinar setelah mendengar ucapan Irene tadi.
"Nah iya, bentar dulu kita dandanin okay."
Dan merekapun memutuskan untuk memakaikan Yoongi seperti dibawah ini.
Yoongi diajak oleh duongapayak? Itu ke suatu mall yang sangat besar. Namun ditengah perjalanan, Yoongi kehilangan mereka berdua.
Membuat matanya berkaca-kaca ingin menangis. Untung saja ada seorang pria yang menghampirinya.
"Ada apa?" tanya pria itu sedikit menunduk pada Yoongi.
"Ahjussi, teman-teman Yoongi tak tahu kemana." ujar Yoongi pada pria itu.
Sedangkan yang menanya hanya menghembuskan nafasnya kasar, kesal karena dirinya dikira paman-paman oleh Yoongi.
"Mau ikut aku nggak? Ngomong-ngomong aku masih muda belum om-om loh." tawar Jimin sambil mengusap surai hitam Yoongi.
"J-jimin?!" kaget Yoongi karena yang ada dihadapannya adalah Jimin, seperti jailangkung selalu datang dan pergi seenaknya. Memangnya hati bisa dipermainkan begitu saja?
"Iya.. Ayo ikut aku." Jimin menuntun Yoongi ke sebuah restaurant dengan Kumamon sebagai plangnya.Melihat mata Yoongi berbinar-binar membuat Jimin gemas ingin mencubit pipi gembilnya. Tapi Jimin tahu kalau sekarang ia bukan siapa-siapanya Yoongi lagi.
"Kenapa Jimin?" tanya Yoongi polos seakan lupa dengan semua kejadian tentang dirinya yang disia-siakan oleh Jimin.
"Tak apa, lanjutkan lagi makannya." ucap Jimin sambil tersenyum.
"Ah, terima kasih banyak, Jimin." kata Yoongi sambil menunjukan gummy smilenya.
"Yoongi,"
"Ya?"
"Kamu ingat aku?" tanya Jimin hati-hati.
"Iya, kan kamu temen aku."
TEMEN AKU
TEMEN AK
TEMEN A
TEMEN
TEME
TEM
TE
T
TE
TEM
TEME
TEMEN
TEMEN
TEMEN A
TEMEN AK
TEMEN AKU
Dengar suara kretek nggak? Itu suara hatinya Jimin bdw.
"Jimin kenapa ih jangan buat Yoongi takut." Yoongi memperhatikan raut wajah Jimin berubah.
"Yoon, kamu gak ada perasaan apa-apa sama aku gitu?" tanya Jimin memastikan lagi.
"Nggak,"
"Sakit." gumam Jimin.
"Nggak tahu maksudnya."
"Jadi masih ada celah kan?" batin Jimin menyeringai.
"Jim, Jim. Aku pengen boneka yang mukanya bodoh itu." ucap Yoongi sambil menunjuk plang Kumamon.
"Kamu mau?"
"Iya,"
"Ada syaratnya."
"Apa?"
"Cium pipi aku dulu." goda Jimin sambil menunjuk pipinya.
Dan benar, Yoongipun mencium pipi Jimin membuat Jimin ingin berteriak saat itu juga.
"Ayo, Jimin, ayo!" seru Yoongi menarik-narik tangan Jimin ketika melihat toko yang berisi boneka Kumamon yang lebih besar lagi.
"Selamat datang, mau boneka seukuran apa ya pak untuk keponakannya?" tanya mbak-mbak toko Kumamon membuat Jimin memelas.
Memangnya muka Jimin sudah seperti paman-paman ya?
Yoongi hanya terkekeh kecil lalu menunjuk sebuah boneka yang sangat besar dan tentunya dengan harga yang fantastis.
"Apa sih yang nggak buat kamu, Yoon?" -Om Jimin.
"Yeyy makasih Jimin~" Yoongi memeluk erat boneka yang baru saja dibeli. Ukurannya melebihi tinggi badan Yoongi, membuatnya kesulitan membawa boneka tersebut.
Perjuangan baru dimulai ehe. -Jimin pejuang Yoongi.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Yoongitten ㅡMY
Fanfic"LAH, KUCING GUE?!" - P. J. M "Y - ya?" - M. Y. G #MinYoon Seme!Jimin Uke!Suga!cat