11

472 70 4
                                    


Baekhyun menatap Suzy dengan tatapan yang sulit diartikan, pasca Suzy pergi dengan Eunji, wanita itu memang tidak berubah. Masih tetap datang ke apartementnya seperti biasa. Tapi terkadang hatinya bergejolak melihat Suzy melamunkan diri, seakan ia ingin wanita itu bersandar dibahunya dan mengatakan segalanya padanya.

Namun ia sadar, itu takkan pernah terjadi. Hubungan simbolisis mutualisme yang mereka jalani tidak sampai sejauh itu, sejauh mereka mengetahui masalah pribadi masing-masing.

"Ttada.. nasi goreng kimchi juga  samgyetang ala chef Suzy sudah jadi, ku harap ini  memuskan perutmu," ucap Suzy dengan nada ceria namun Baekhyun tahu, ucapan itu hanyalah paksaan karna sorot mata Suzy yang berbeda

"Selamat makan," sahut Baekhyun mulai mengambil sumpit yang sudah disediakan

"Kau tahu? tadi Hyuk dan Hongbin mengajakku ketaman kanak-kanak? mereka berdua bahkan berubah menjadi badut lalu tertawa bersama anak-anak kecil," cerita Suzy tertawa, Baekhyun tahu itu tawa paksaan

"Jangan bicara saat makan, nanti kau tersedak," sahutnya dengan tangan bergerak menghapus makanan disekitar bibir Suzy, wanita itu malah mengerucutkan bibirnya

"Habisnya kau diam terus sih, inikan tidak seperti biasanya heol~~" keluh Suzy, Baekhyun tersenyum

Cup
"Habiskan makananmu," ucap Baekhyun setelah mengecup singkat pelipis Suzy, tersenyum kecil

"Hey! aku sedang marah padamu," protes Suzy

"Aku tahu, marahnya nanti saja ya," sahutnya kembali menyantap makan malamnya, Suzy mendesis sebal.

*
*

Setelah selesai dengan acara makan malam, Baekhyun memilih duduk disofa menopang dagu menatap layar tv, sedangkan Suzy masih mencuci piring, wanita itu bersikeras padahal ia sudah menyiapkan energi untuk mencuci piring.

"Terjadi sesuatu yah?" Tanya Suzy yang entah sejak kapan sudah duduk disampingnya, Baekhyun menoleh, menyandarkan punggungnya disofa, sebelah tangannya bergerak menarik pinggang Suzy hingga wanita itu kini berada dalam dekapannya

"Aniya," sahutnya mencium aroma rambut Suzy berkali-kali

"Tapi wajahmu terlihat kau sedang banyak pikiran,"

"Bukan apa-apa, hanya memikirkan beberapa mata kuliah yang masih proses pengerjaan,"

"kamu juga terlihat tak bersemangat akhir-akhir ini,"

"Aku rasa kita tak sedekat itu untuk saling mengetahui masalah pribadi masing-masing," ucap Baekhyun membuat Suzy bungkam, ia pun memilih memejamkan matanya, entah kenapa hati Suzy mencelos mendengarnya, ia merasakan sakit mendengar ucapan Baekhyun barusan.

"Ada hal yang bisa diungkapkan kepada seorang teman, agar menemui jalan dari sebuah saran. Namun memilih diam juga tidak salah, agar orang lain tahu bahwa kita kuat, tapi.. lebih baik diungkapkan pada yang menjadi titik masalah, dengan begitu kamu akan tahu yang sebenarnya," bisik Suzy menyamankan dirinya didada bidang Baekhyun, pria itu kini nampak berfikir

"Kau, aku terlalu takut untuk mengatakan merindukanmu," ucap Baekhyun menarik wajah Suzy lalu menyatukan bibir mereka 'dan aku terlalu takut jika harus meminta kepastian atas hubungan ini,' batinnya, kedua tangannya kini sudah menelusup lewat celah tengkuk dan lutut Suzy, ia menggendong Suzy dengan ala bridal style menuju kamarnya tanpa melepaskan tautan keduanya.

Brak!
pintu tertutup sempurna.

*
*

Suzy memainkan pulpen ditangannya, 2 hari berlalu setelah kegiatan panas yang dilakukannya dengan Baekhyun, ia tak berani bertemu dengan pria itu. Ini memang bukan kali pertama mereka melakukannya, tapi entah kenapa ia mendadak gusar setelah ucapan Baekhyun saat mereka sedang melakukan kegiatan panas masih terngiang ditelinganya

destiny, believe me [[COMPLETE]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang