11

1.2K 210 10
                                    

Mereka sudah ada dijalan yang dimaksud Jaehyun.

Jalan yang ada disamping rumah Jaemin.

Lebih tepatnya ini bukan jalan, melainkan rerumputan hijau tinggi yang harus mereka lewati.

Sedikit terlihat aman namun masih terlihat mencengkram.





Daniel melompat turun dari bagian atas, kini dia menyenderkan bahu lebar nya itu di mobil dan mengahadap kebelakang, dimana dia bisa langsung menatapi wajah Guanlin yang masih nampak gugup seraya melihat pedang yang dipegang nya penuh darah.


"Aww" pekik Jaehwan saat ingin menyandarkan bahunya seperti Daniel tapi malah terhalang karung besar.

"Apa ini?" tanya Jaehwan tanpa tujuan.

Daniel menoleh ke karung yang ada disamping nya dan membuka nya perlahan.

"Ini beras!"
mata Daniel langsung berbinar melihat sekarung beras yang ada disamping nya.

"Percuma ada beras, tapi tidak ada api" Seungwoon berujar.

"Sepertinya bisa" timpal Guanlin yang kini meletakkan pedang nya dan mengambil sesuatu disamping nya.

"Apa itu?" tanya Jihoon yang kini memicingkan mata nya kearah benda yang dipegang Guanlin.

"Kompor"
Guanlin sebenarnya sudah menyadari keberadaan kompor ini sejak awal, bahkan hampir saja dia menggunakannya untuk memukul kepala zombie. Tapi untung saja dia mengurungkan niatnya.

Dan,
Kompor ini akan berfungsi untuk mereka.

"Sebaiknya kita mencari tempat istirahat. Keadaan Minhyun tidak baik" ucap Jisung yang sedari tadi mencek keadaan Minhyun yang terbaring lemah disampingnya.

Kali ini Jaehwan yang menggedor bagian depan mobil "CARI TEMPAT AMAN UNTUK BERHENTI. MINHYUN HYUNG PERLU ISTIRAHAT" 

"Ahh disaat seperti ini aku sangat perlu gitarku untuk menghibur kalian" ucap Jaehwan yang mengingat gitar nya dia tinggal dirumah Jaehyun.

"Ahh kalau kau perlu gitar,aku perlu jelly untuk mengganjal perut ku" timpal Daniel seraya memegang perut nya yang mungkin lapar.

"Bersabarlah sebentar lagi" Jisung mencoba menenangkan teman-teman nya. Meski dirinya sendiri juga tidak bisa tenang, dia juga lapar, dia juga lelah, dia juga takut tapi apa daya  tidak ada yang bisa dia lakukan selain berpura-pura semua ini baik-baik saja.

Setelah beberapa menit Ong mencari tempat pemberhentian yang aman, akhirnya dia menemukan tempat yang menurutnya aman.

Didalam hutan, dipinggir danau.
Hanya feeling Ong yang mengatakn tempat ini aman.

Satu persatu melompat turun dari mobil. Daehwi, Jinyoung keluar dari pintu.


"Minhyun hyung" Jinyoung segera berjalan mendekat ke arah Minhyun yang dibopong Jisung dan Guanlin.

"Kenapa dia?" tanya Daehwi kepada Woojin.

"Sepertinya kalian yang didepan tenang-tenang saja yaa....dia tercakar"  sahut Woojin sambil menggerakan tangannya seolah-olah ingin mencakar Daehwi.

"Apaa?!"

"Biasa aja" timbrung Jihoon.

"Memangnya kalau tercakar akan bahaya?" tanya Daehwi.

"Hhh tidak tau. Tapi keadaan Minhyun hyung makin memburuk setelah tercakar" jelas Jihoon.

"Tapi aku juga.......ahh tapi aku baik-baik saja" Jihoon dan Woojin saling padang lalu berlalu meninggalkan Daehwi.




Daehwi memegang bahu nya dan meringis kesakitan tapi dia mencoba menahannya.





"Hey kau kenapa?" Ong menepuk bahu Daehwi.

"Awww" ringis Daehwi.

"Kau kenapa?" Ong mulai panik melihat daehwi meringis karena nya.

Daehwi menatap Ong dan menggeleng seraya tersenyum. Kemudian Ong hanya mengedikkan bahunya lalu berlalu meninggalkan Daehwi.

Semua orang berkumpul disamping Minhyun dibaringkan.

Minhyun masih membuka matanya.

Namun, bulir-bulir keringat dingin terus bercucuran.

Badanya panas tapi tangan nya dingin seperti es.
Bibir nya membiru dan nafas nya menderu-deru.

Itu yang dirasakan Jisung saat memeriksa keadaan Minhyun.

Mereka semua saling tatap dengan tatapan khawatir terhadap keadaan Minhyun yang terlihat semakin memburuk.

Mereka berharap bisa mendapat solusi untuk Minhyun.

Tapi mereka buntu....

Tbc...

After 1minutes | Wanna ONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang