Daniel, Ong, Guanlin dan Jinyoung berlarian ke arah gerbang saat gerbang hampir ditutup. Karena mereka masih menunggu Jaehyun yang mungkin hampir sampai.
Jihoon, Woojin, Seungwoon dan Jaehwan berlarian ke arah yang berlawanan dari empat teman nya yang lain.
Mereka berempat naik ke atas ke sebuah ruangan tempat orang-orang yang akan meledakkan bom."Tunggu!"
Teriak mereka serentak.Mungkin mereka akan dibilang pemberontak karena melakukan ini sekarang, tapi tidak ada pilihan lain sebelum jaehyun dan orang desa sampai ke pusat kota mereka harus mengulur waktu.
"Hey siapa kalian?" tanya petugas yang memegang kendali bom.
"Ka-kami" Guanlin nampak bingung mencari alasan.
"Kami minta waktu sebentar" tambah jaehwan.
"Sudah tidak ada waktu! Kami sibuk. Keluar sana!"
Kini mereka berempat diseret keluar dari ruangan. Tapi, mereka tidak boleh gagal."Lakukan!" ucap Jihoon lalu mereka semua mulai berontak dan berlari masuk ke dalam ruangan lagi berusaha merebut pengontrol bom atau hanya sekedar membuat keributan di ruang ini agar dapat memperlambat waktu.
"HEYY APA YANG KALIAN LAKUKAN!" bentak salah satu petugas. Tapi mereka tidak menggubrisnya mereka terus saja melakukan hal bodoh didalam ruangan ini.
Sedangkan disisi lain empat teman mereka sedang berlutut memohon agar para petugas tidak menutup gerbang sebelum Jaehyun datang.
"TIDAKKK!" teriak Daniel lalu dia berdiri dan berusaha sekuat tenaga menahan gerbang yang hampir ditutup. Kini yang lain nya juga menahan gerbang dari sisi lain.
Mereka terus-terusan memohon kepada petugas, sampai akhirnya petugas mengeluarkan pistol lalu akhirnya mereka diam tapi tatapan mereka masih saja tatapan memohon.
"Hey heyy"
Tiba-tiba walkie-talkie yang ada ditangan Daniel berbunyi."MEREKA DATANG!" seru Daniel seraya menangkat-angkat walkie-talkie nya.
Para petugas langsung merebut walkie-talkie dari Daniel.
"CEPAT!" teriak petugas melalui walkie-talkie itu.
"MEREKAAAAA!" teriak Ong melihat sebuah bis mini yang nampak tidak layak pakai melaju dengan lambat ke arah gerbang.
"Bukaaa penuh" titah salah satu petugas.
Semua yang ada langsung mendorong gerbang agar terbuka penuh, Daniel dan yang lain juga membantu."Tidak ada yang terinfeksi" ucap salah satu petugas setelah memeriksa keadaan mobil Jaehyun.
Kini Daniel, Ong, Jinyoung dan Guanlin sudah dapat tersenyum lebar melihat mereka berhasil menunda waktu sampai Jaehyun dan orang desa sampai.
"Ah aku lupa....Jihoon hyung" ucap Guanlin lalu mereka berempat segera berlari keruangan Jihoon dan yang lain berada.
"Stoppp! Lepaskan mereka!" suruh Ong setiba nya mereka sampai diruangan tempat Jihoon dan yang lain berada.
Jihoon, Woojin, Jaehwan dan Seungwoon mereka sudah babak belur karena dipukuli oleh para petugas didalam sini karena terus-terusan mengganggu petugas.
Para petugas melepaskan Jihoon dan yang lain nya lalu mereka segera mengambil alih pengendali bom lagi.
Booooooommmmmmmbbbbb
Semua orang yang ada didalam pusat kota sontak menunduk dan menutup telinga masing-masing setelah mendengar bunyi ledakan dari luar.
Air mata berjatuhan seiring bunyi bom yang tak henti-hentinya.
Kini mereka bersujud untuk memberi salam kepada orang-orang yang ada diluar sana. Entah orang yang masih hidup atau orang yang sudah berubah menjadi zombie.
"Jaemin" gumam Taeyong mengingat Jaemin yang ada diluar sana, meski anak itu sudah berubah menjadi zombie.
Mereka semua sedang bergelut dalam kesedihan.
"Hyung..." Daniel berlari ke arah Jisung yang menangis dengan memeluk kedua lututnya didepan ruang karantina.
"Dae-hwi....min-hyu-nie...Akhhhh" ucap Jisung disela sesegukkan nya.
"Masih tidak ada kabar?" tanya Seungwoon menanyakan perihal Daehwi dan Minhyun yang tak kunjung ada kabar setelah dibawa kedalam ruang karantina.
Jisung hanya menggeleng.
Setelah berhasil membujuk Jisung untuk makan, mereka semua berkumpul di dapur pusat kota untuk makan malam kecuali Minhyun dan Daehwi yang masih tidak ada kabar dari pihak karantina.
[END]
gantung ga sih?
Tapi nanti ada epilogue nya kok:)
KAMU SEDANG MEMBACA
After 1minutes | Wanna ONE
Mystery / Thriller[COMPLETED] Sebelas anak lelaki yang harus dihadapkan dengan sebuah situasi yang mematikan. Bagaimana cara mereka bersebelas selamat dari virus mematikan itu(?)