Prolog

1.2K 112 11
                                    

Prolog

Lee Jieun
Adalah seorang gadis cantik dan anggun. Ia merupakan salah satu mahasiswa cerdas di fakultas musik. Ia banyak dikagumi oleh mahasiswa lainnya. Apalagi dengan sikap ramah dan lembutnya. Keluarganya merupakan salah satu keluarga terhormat yang memiliki yayasan panti asuhan. Ia dididik dengan moral yang baik hingga ia disebut sebagai "gadis terhormat".

Min Yoongi
Seorang lelaki berkulit pucat yang  tinggal sendiri di Seoul. Ia memiliki teman banyak  yang cukup mengerti dirinya. Namun sayangnya ia memiliki sikap tak sabar dan  acuh terhadap lingkungan. Ia kuliah dengan bantuan keluarga sahabat kecilnya, Kim Seokjin.

Kim Seokjin
Seorang lelaki tampan yang mempunyai sikap hangat dan ramah. Keluarganya memiliki perusahaan besar di bidang property. Ia sebagai pewaris perusahaan tersebut karena itu ia kuliah dengan jurusan manajemen.

****

Mahasiswa fakultas musik itu sedang bergerombol melihat papan pengumuman. Beberapa dari mereka mulai berbincang dengan temannya. Seolah sesuatu yang mereka lihat begitu menarik perhatian. Sebuah kertas yang berisiskan nama-nama itu yang menjadi pusat perhatian para mahasiswa. Beberapa dari mereka telah meninggalkan tempat itu dan asik dengan obrolan yang masih seputar pengumuman tersebut.

"Haish... Bagaimana bisa aku tidak lolos. Nilaiku kan A. Ini sangat aneh."

Seorang gadis berkuncir satu mulai mengomentari.

"Kenapa selalu perempuan itu?"

Sedangkan temannya berambut pendek itu menambahinya. Kedua gadis itu mulai menjauhi kerumunan itu dengan wajah kesal.

"Ini tidak adil. Memang benar dia sangat berkompeten dan nilainya selalu stabil. Tapi bagaimana bisa ia selalu ikut kompetisi sedangkan kita tidak mendapat kesempatan itu?"

Gadis berkuncir satu itu bersedekap.

"Sekali saja aku belum pernah ikut. Tapi sudah berapa kali gadis itu ikut kompetisi itu."

"Aku mulai berpikir bahwa gadis itu mempunyai sesuatu, seperti...."

"Apa?"

"....sihir."

Gadis itu menjatuhkan tangannya dan menatap serius pada temannya.

"Hah? Kau serius? Bagaimana mungkin, lihat saja keluarganya yang terhormat itu. Tak mungkin gadis itu mempunyai sihir."

"Justru itu. Bukankah aneh bila Jieun selalu terlihat sempurna dengan segala kehormatan keluarganya. Pastinya seseorang memiliki kekurangan. Dan aku belum tahu akan kekurangannya perempuan itu ada dimana."

"Kau benar."

Gadis dengan rambut pendek itu mengangguk setuju.
Namun kedua gadis itu berhenti saat seseorang yang dibicarakannya tiba-tiba sudah dihadapannya.
Lee Jieun. Gadis yang berhasil membuat orang terpana. Mata Jieun yang teduh itu memandang keduanya. Tak ada ekspresi yang ditunjukkan seolah ia tak mendengar apapun.

Kedua mahasiswa itu tekejut. Berbagai kemungkinan besar bahwa Jieun mendengar ucapan mereka. Keduanya mulai takut menatap Jieun. Sedangkan gadis yang menatap keduanya datar akhirnya memberikan senyuman tipis dan berlalu dari hadapan kedua gadis itu yang masih mematung. Keduanya tersadar setelah Jieun melewati keduanya, gadis berkuncir satu menarik tangan temannya dan segera berlari dari lorong itu. Sedangkan Jieun yang mendengar suara berisik dari sepatu mereka, hanya diam terus berjalan.

Lee Jieun melihat kerumunan itu. Ia tak berniat mendekat. Ia hanya memandang dari kejauhan. Ia mengingat ucapan kedua gadis itu. Ia sudah tahu apa yang terjadi disini. Pastinya namanya tertera disana. Ia tahu perasaan teman-temannya, mereka kecewa dengan keputusan itu. Jieun tak mengharapkan ia lolos terus, hanya dengan satu kali lolos sudah membuatnya bahagia. Ia lebih senang bila teman-teman lainnya juga mendapat kesempatan emas itu. Tapi bagaimanapun juga itu sudah keputusan.

Auditory HallucinationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang