Chapter 3

421 85 20
                                        

Chapter 3
****
Seorang Jieun yang tak pernah mempunyai teman laki-laki dan jarang berkomunikasi dengan laki-laki selain keluarganya sendiri, tak menyadari pinggangnya yang sedamg dipeluk oleh seorang laki-laki yang bahkan tak dikenal. Dengan keadaan seperti itu, Jieun merasakan sesuatu pada tubuhnya. Sesuatu yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. Seperti getaran pada tubuhnya dan juga jantungnya yang berdebar. Apalagi tatapan lelaki itu yang begitu dalam.

Sedangkan Yoongi hanya menatap Jieun datar. Dalam hatinya ia tak suka dengan keadaan seperti ini. Tapi ia tak segera menghentikan keadaan ini larena ia ingin memanfaatkan keadaan ini untuk tujuannya.

"Apa yang kau dengar saat itu?"

Jieun tersadar. Lelaki itu menatapnya lebih tajam dengan sedikit lengkungan senyuman.

"Ne?"

Pertanyaan balik yang ucapkan Jieun membuat Yoongi kesal. Ia menarik tubuh Jieun hingga membuat sang pemilik tubuh itu berdiri dengan sempurna.

Dan Yoongi segera melepaskan tangannya dari pinggang . Tapi kemudian Yoongi kembali mencekal tangan itu. Jieun kembali takut.

"Ikut aku!"

Yoongi membawa gadis itu turun ke bawah. Sedangkan Jieun hanya bisa meronta untuk bisa lepas dari lelaki itu. Tapi lelaki itu memiliki tenaga jaih lebih kuat darinya. Jieun tak suka dengan perlakuan Yoongi.

"Tunggu, kau membawaku kemana?"

Pertanyaan Jieun sama sekali tak ingin dijawab Yoongi. Yang ia perlukan adalah sebaliknya. Yaitu menanyakan pada gadis itu.

"Kau tak bisa membawaku seperti ini."

Jieun tak bisa berbuat apa-apa selain berucap. Bahkan kakinya cukup kewalahan mengikuti langkah Yoongi. Sedikit berlari kecil, ia mengikuti lelaki itu. Ini sama sekali tak terpikirkan bahwa lelaki itu telah membawanya pergi entah kemana.

Koridor-koridor cukup sepi. Tapi masih ada mahasiswa yang hanya sekedar berjalan. Dan tatapan para mahasiswa yang tahu tentang Jieun itu begitu terkejut melihat "gadis terhormat" itu telah diseret oleh lelaki tak dikenal. Beberapa dari mereka mulai berbisik-bisik. Jieun benci dengan keadaan seperti ini. Hari ini memang bukan hari yang baik baginya. Jieun menundukkan kepalanya berharap mereka yang mengenalinya tak melihat wajahnya.

Yoongi membawa Jieun di taman kemarin lalu secara mendadak berhenti dan ia sedikit menghempaskan tangan Jieun yang dia cekal hingga membuat tubuh Jieun hampir jatuh. Jieun menatap Yoongi kesal. Lelaki itu begitu kasar. Jieun memegangi tangan kanannya yang sakit.

"Maaf. Aku tidak bermaksud menyakitimu."

Yoongi merasa bersalah. Ia tidak tahu bahwa gadis itu merasa kesakitan karena ulahnya. Jieun menatapnya tajam.

"Tidak bermaksud? Lalu apa yang kau lakukan tadi?"

Memang benar, ia sudah melakukan tindakan  yang cukuo kasar pada seorang gadis, ia hanya bisa meminta maaf.

"Maaf. Aku hanya ingin membuatmu tidak menghindariku lagi. Karena ada yang kutanyakan padamu."

Jieun terdiam. Tapi ia mencoba menelisik kebohongan di wajah laki-laki itu. Tapi sayangnya ia tak menemukan sesuatu yang membuatnya yakin bahwa orang dihadapannya ini berbohong.

"Katakan dengan jujur! Apa saja yang kau dengar kemarin di saat aku di taman dan saat tadi pagi?"

Jieun mengkerutkan dahi. Ia mengingat kemarin, dan yang ia dengar hanyalah kata umpatan saja. Sedangkan tadi pagi, ia sama sekali tak mendengar apapun.

"Kemarin aku hanya mendengar kau mengumpat."

"Lalu tadi pagi?"

"Aku tidak dengar apa-apa. Aku hanya melihatmu terhantam pada tembok."

Auditory HallucinationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang