Chapter 7

364 66 8
                                    


****

"Aku ingin...."

Jieun menunggu apa yang akan di ucapakan Yoongi. Dan saat itu pula Jieun bisa melihat keraguan di wajah pucat itu. Kalau memang Yoongi ragu-ragu lebih baik tak perlu bicara. Ia bisa melihat laki-laki itu sedang perang batin. Lelaki iti seperti bingung apakah dirinya harus di mengatakannya atau tidak. Karena begitu lama membuat Jieun tak bisa tinggal diam.

"Tuan Min, anda ingin mengatakannya atau tidak?"

Terdengar sopan saat kalimat itu diucapkan tapi juga terdengar seperti menahan kesabaran. Yoongi seakan tahu dengan pemikiran gadis itu sehingga membuatnya mantap mengatakannya.

"Aku ingin mengantarmu pulang."

"Apa?"

Ucapan Yoongi membuat Jieun terkejut bukan main. Apakah dirinya salah dengar. Lelaki es ini ingin mengantarnya pulang. Sebaik inikah seorang Min Yoongi setelah direpotkan oleh Jieun.

"Jangan salah paham dulu. Kau terlihat sedang tidak baik. Bahkan aku tahu kau sedang pusing."

Melihat ekpresi terkejut dari wajah mungil Jieun membuatnya tampak tak nyaman. Bukan bermaksud untuk sesuatu. Tapi melihat keadaan gadis itu seperti itu membuatnya sedikit tak tega. Ia lupa pada dirinya yang selalu tak peduli pada orang lain.

Tapi entah mengapa hanya melihat wajah lesu itu membuat dirinya sedikit empati. Yoongi membuang pandangan pada lainnya. Entah mengapa ini membuatnya menjadi sedikit kikuk.

"Tidak perlu, aku baik-baik saja."

Walaupun ucapan itu merupakan penolakan yang kurang halus, lebih tepatnya sedikit ketus, ia yakin Yoongi bisa menerima ini. Walaupun lelaki itu benar bahwa dirinya sedang tak fit. Tapi ia tak ingin terlalu merepotkan lelaki itu. Ia sudah cukup berhutang budi atas kejadian tadi malam.

"Aku pergi. Terimakasih atas semuanya."

Jieun melangkah pergi. Yoongi menatap gadis itu dari belakang. Yoongi tak mempermasalahkan dengan penolakan Jieun. Toh dirinya malah tak kerepotan lagi. Jieun yang sedang berjalan keluar dari rumah kecil itu tiba-tiba berhenti di ambang pintu. Dan itu sukses membuat Yoongi menaikan sebelah alisnya.

Gadis itu terlihat sedang mematung. Kenapa tiba-tiba berhenti seperti itu? Yoongi mencoba berpikir apakah ada barang lain yang tertinggal?

"Ada apa?"

Yoongi mencoba untuk bertanya pada Jieun. Jieun berbalik menghadap Yoongi. Raut wajah Jieun begitu aneh seperti sedang ragu. Yoongi dapat melihat jelad gadis itu sedikit menggigit bibirnya. Mata bulatnya seperti mengisyaratkan sesutu pada Yoongi. Tapi sayangnya Yoongi tak bisa mengartikannya.

"Ehmmm, aku tidak tahu arah jalan pulang. Bolehkan aku meminta bantuanmu untuk mengantarku pulang?"

Hampir saja Yoongi tersedak ludahnya sendiri mendengar ucapan itu.

Gadis ini benar-benar.

Wajah imut itu terlihat begitu jelas di matanya. Raut wajah seperti memohon ditambah dengan pipinya yang bersemu membuatnya ingin mengalihkan pandangannya ke hal lainnya dan segera menolaknya. Tapi ia gagal. Ia lebih memilih mengangguk menyetujuinya.

**

Dan di sinilah mereka berdua duduk bersama di dalam mobil.

Hening.

Keduanya sama-sama tidak ada yang ingin berkomunikasi. Mereka terlalu sibuk sendiri-sendiri. Yoongi yang sibuk menyetir setelah tahu alamat rumah Jieun. Sedangkan Jieun tengah melihat pemsndangan kota dari kaca pintu mobil, dengan kedua tangannya ia lipat di bawah dada. Tak ada yang menarik di luar sana. Ia bosan.

Auditory HallucinationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang