"Cinta itu memang rumit bagi kita berdua. Kita saling mencintai tetapi kita juga saling menyakiti karena ego yang kita miliki. Kita saling mencintai dalam perbedaan yang kapanpun akan menuntut kita berdua."
_____
Dering ponsel Byan terus berbunyi sejak lima menit yang lalu. Byan kini telah selesai dengan pekerjaan di laptop miliknya, menuju kamarnya dan ponselnya berbunyi lagi dan lagi. Tertera nama Yudha di sana, Byan menghela napas dengan berat dan menjawab panggilan masuk dari kekasihnya itu."Ya?" ucap Byan.
"Byan, hari ini aku akan pulang larut malam, jika kau mengantuk tidur duluan saja." Pesan Yudha di seberang sana.
"Biasanya juga aku tidur duluan, untuk apa menunggumu."
"Ish, dengarkan aku dulu."
"Hmm."
"Malam ini kontrak terakhirku di Jepang. Jadi, mulai besok kita bisa jalan-jalan keliling Jepang, ke mana pun kau mau."
"Oh."
"Hah? Kau tidak senang?" ucap Yudha yang tak menyangka reaksi Byan jadi sesantai itu. Benar-benar di luar dugaannya.
"Aku senang."
"Kau.."
"Hoamh, sudahlah, selesaikan saja urusanmu. Aku lelah, aku tidur dulu. Selamat bekerja." Saat ini Byan benar-benar lelah, dia tidak mau mendengar ocehan Yudha saat ini, dan ia tidak ingin nantinya ia akan semakin lelah. Sebaiknya dia menutup panggilannya dan tidur.
DUM TAS DUM TAS DUM TAS DUM DUM DUM TAS
Baru saja Byan memejamkan matanya, ia sudah diganggu dengan suara gaduh musik dari apartemen sebelah.
"Hhh, ini pasti ulah bocah tengik itu."
Byan keluar dari apartemennya dan mengetok sampai menggedor pintu apartemen tetangganya itu. Namun, si pemilik menghiraukannya. Byan terpaksa ke atap apartemen untuk menenangkan diri sejenak. Tetangganya itu sebenarnya hanya seorang anak kecil menjelang remaja, tapi sikap anak itu benar-benar membuatnya sangat kesal.Yudha telah menyelesaikan pekerjaannya dan telah sampai di apartemen. Namun, ia tidak menemukan sosok yang ia cari yang tiada lain tiada bukan ialah Byan. Ia tidak menemukan Byan di mana pun, hanya satu tempat yang belum ia kunjungi, atap. Yudha segera menaiki tangga menuju atap dan berdoa agar Byan benar-benar di sana. Dia sangat khawatir jika terjadi apa-apa pada Byan.
"Byan," panggil Yudha.
"Zzz."
"Hmm, kau tidur di tempat seperti ini dan cuaca sedingin ini?" gumamnya. Yudha pun menggendong Byan menuju apartemen. Mana mungkin seorang wanita yang memiliki apartemen sendiri tidur di atap. Yudha benar-benar tidak mengerti apa yang dipikirkan oleh Byan sampai-sampai dia tidur di tempat sedingin itu.
"Argh, kau ternyata berat juga," gumamnya lagi.
***
TIK TIK TIKByan saat ini sedang mengerjakan sesuatu di laptop kesayangannya. Sesaat kemudian Byan menuju dapur dan membuka lemari es. Sialnya, tidak ada satu makanan pun di lemari es itu.
Mau tidak mau Byan harus membeli beberapa persediaan makanan di luar daripada dia harus kelaparan dan hasrat mengemilnya sekarang sedang melonjak. Hanya butuh lima belas menit, Byan sudah kembali ke apartemennya dengan membawa makanan ringan dan dilengkapi air mineral yang banyak. Byan melihat sepatu pria tergeletak di rak dan itu menandakan Yudha telah pulang.
"Kau sudah kembali..," ucap Byan. Namun, ia terbelalak melihat Yudha tengah mengutak-atik laptop kesayangannya itu. Cepat-cepat Byan menghampiri Yudha dan merampas laptop itu dari tangan usil itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain & Bow
RomanceByan. Ini tentang sisi yang tidak orang-orang ketahui dariku. Rahasia dan alasanku bersikap seperti ini, sudah menjadi kebiasaanku, membenci seorang pria, dari dulu. Berkali-kali kuperingatkan untuk tidak mencampuri urusanku, jangan menyesal jika ka...