05

354 165 166
                                    

"Aku harus menemukan orang itu," tekad seorang laki-laki gagah yang sedang meredam emosinya. Tiba-tiba ada burung merpati yang hinggap di sebelah kursi yang laki-laki tersebut duduki.

"Siapa yang mengirim burung merpati ini?" ucap laki-laki tersebut, yang tak lain adalah William. Burung merpati itu sedang menggigit surat yang ia bawa lalu menyerahkannya pada lelaki gagah di depannya ini.

"Surat? Dari siapa?" tanyanya dengan dirinya sendiri. Kemudian lelaki tersebut mengambil surat itu dan merpati tadi langsung menghilang terbang entah kemana.

William mulai membuka surat itu, "Kosong? Apa yang harus aku baca?". Rupanya William melupakan sesuatu. Ia adalah seorang raja sihir.

"Oh iya," ucapnya sambil menepuk dahinya karena ia melupakan dirinya siapa.

Memang inilah hukum alam tentang penyihir. Surat yang dikirim seseorang di alam sihir ini, akan bisa dibaca dengan kekuatan sihir. Bahkan, membaca tulisan di buku sejarah sihir pun ada mantra untuk membacanya. Memang luar biasa.

"Rekrewn," ucap William sambil mengayunkan tongkat sihir yang ada ditangannya. Setelah mengucapkan mantra itu, perhalan demi perlahan tulisan yang terdapat di surat itu terlihat. William mulai membaca satu peratu kata yang ada di surat itu. Wajah datarnya berubah menjadi terkejut.

"Apa maksud dari surat ini?" tanyanya dalam hati. Cukup lama ia memandangi surat yang ad di tangannya, tiba-tiba ia teringat sesuatu.

"Adikku," ucapnya dengan nada rendah bercampur khawatir.

***

Sudah dua jam Virgo menunggu Libra yang meninggalkannya. Ia merasa ia terabaikan. Entah hanya perasaannya saja atau bagaimana, ia merasa tidak suka jika Libra mengabaikannya seperti ini.

"Arrghh," geram Virgo sambil mengacak-ngacak rambutnya frustasi.

Ia mulai berdiri dari tempat duduknya, dan mondar-mandir tidak jelas. Ia bingung harus melakukan apa di kamar Libra ini. "Ahh iya," ucapnya sambil menjentikkan jari seolah-olah ia menemukan ide untuk melakukan sesuatu di kamar ini.

Virgo mulai mengambil tongkat sihirnya yang berwarna hitam pekat di saku celananya yang selalu ia bawa ke mana-mana. Tongkat sihir itu yang selama ini membantunya dalam keadaan apapun yang ia lewati. Ia berdiri dan melihat-lihat sekitarnya.

"Mulai dari sini saja," ucapnya pada dirinya sendiri. Virgo mengayunkan tongkat sihirnya sambil membaca mantra untuk mengganti warna cat kamar Libra ini.

"Subrane," ucapnya dan perlahan warna cat dinding kamar Libra berubah menjadi warna biru yang semula adalah warna putih.

Ia berjalan dan mendapati meja belajar Libra yang sangat berantakan. "Subrane," ucapnya dan meja belajar Libra menjadi rapi kembali. Buku-buku yang berserakan kembali ke tempatnya semula.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Virgo's MagicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang