06

283 143 148
                                    

Perempuan berumur 20 tahun ini sudah sampai pada tujuannya. Ia sudah lelah berjalan melewati bebatuan untuk menuju ke bukit ini. Sungguh tidak mengecewakan. Sangatlah indah bukit ini. Perempuan itu yang tak lain adalah Libra. Libra ke bukit ini tidak sendiri, tetapi ia bersama keluarganya.

Setengah puas setelah melihat pemandangan bukit ini, ia mulai duduk dengan tak beralas. Ia merasakan ada hawa aneh di sekitarnya. Ia mencoba menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Satu kata yang cocok menggambarkan suasana disini. SEPI. Dimana keluarganya?

Tiba-tiba diseberang bukit sana terlihat ada sesuatu yang bersinar ke arah Libra. Sampai-sampai Libra menutup matanya dengan kedua tangan karena tidak kuat akan sinarnya. Banyak pertanyaan yang ada dipikiran Libra.

"Ada apa ini?"

"Ada apa dengan keluargaku?"

"Mengapa sunyi sekali?"

"Dimana keluargaku?"

Dan lainnya lagi. Ia kebingungan dan merasa gelisah. Bagaimana nasibnya bila ada yang ingin menerkamnya? Pikiran negatif sudah berkeliling di pikiran Libra. Libra ketakutan.

Di seberang bukit, ada seseorang yang sedang mengintai Libra. Ia memiliki mata yang tajam dan bersinar. Ya, sinar tadi berasal dari orang itu. Orang itu adalah lelaki berperawakan besar dan tentu saja bukan manusia biasa. Lelaki itu sedang mengintai apa yang dilakukan Libra dari tadi. Tiba-tiba lelaki itu meloncat dan terbang menuju bukit yang dipijaki kaki Libra.

Libra tidak melihatnya, karena ia sedang ketakutan dan ia hanya bisa menekuk kedua lututnya dan menyembunyikan wajahnya.

"Grep!" suara pijakan kaki yang terdengar membuat Libra mengangkat kepalanya untuk mencari tau siapa pembuat suara itu.

Mata Libra menatap seorang laki-laki yang berada tak jauh dari tempat ia duduk. Lelaki itu mulai mendekatinya perlahan. Libra terkejut dan ia lupa bahwa dibelakangnya adalah pohon yang besar. Ia tidak bisa mundur lagi. Sedangkan, entah kenapa kaki Libra susah untuk berdiri. Semua badan Libra terasa kaku. Suhu udara di bukit ini terasa sangat panas.

Libra mulai memejamkan matanya ketakukan saat lelaki itu sudah berada tepat di hadapannya. Ia mulai terisak karena tidak kuat menahan ketakutannya. Apalagi disini tidak ada semua keluarganya. Lelaki itu mulai bicara dengan nada pelan dan jangan lupa senyum menyeramkannya, "Akhirnya aku menemukanmu." Meskipun pelan, Libra masih bisa mendengarnya.

Tangis Libra tambah menjadi-jadi saat lelaki itu menyeretnya dengan kasar dan menghentikannya di tepi bukit ini. Perlahan Libra membuka matanya dan Libra sangat terkejut. Bagaimana ia tidak terkejut, jika yang ada dihadapannya hanya ada angin yang saling bertubrukan. Lalu ia melihat ke bagian bawah. "Astaga," ucapnya sambil mengelus dada dan mengangkat kepalanya kembali. Ia melihat di bawah sana adalah lautan yang sangat dalam dan untuk mencapai sana harus terjun berapa ribu kilometer.

"Sudah lama aku menginginkan kematianmu di tanganku sendiri. Inilah saatnya ajalmu menjemput," setelah mengucap kalimat mengerikan bagi Libra, lelaki itu mulai mendorong pelan Libra menuju lebih tepi bukit ini.

"Tolong!! Jangan dorong aku!!" mohon Libra sambil menangis kencang. Tampaknya lelaki itu tidak menghiraukannya. Malahan, lelaki itu bisa-bisanya tersenyum senang melihat Libra berteriak ketakutan dan memohon-mohon agar diselamatkan.

"Jangan harap aku akan menyelamatkanmu. Aku ingin melihatmu jatuh dari atas bukit ini dan hilang ditelan bumi!" ucap lelaki itu dengan nada tajam.

"To----, AAAAAAAHHHHHH," teriakan itu yang keras perlahan memudar seiring jatuhnya Libra ke bawah laut.

"Akhirnya," dengan senyum yang lebar, lelaki itu terbang jauh meninggalkan bukit ini.

***

"AAAAAAHHHHHH," teriak Libra sambil duduk dan mengambil napasnya dengan rakus.

"Hanya mimpi? Gila, kayak nyata. Hihh serem," ucap Libra dengan bergidik ngeri mengingat apa yang ia mimpikan tadi.

"Libra, ada apa?" masuklah Virgo dengan tergesah dan langsung menghampiri Libra. Virgo tadi berada di dapur saat Libra sudah nyenyak tidurnya. Dan sudah 2 jam Libra tidur terdengar suara teriakannya. Siapa yang tidak terkejut?

"Ada apa, Libra?" tanya Virgo kedua kalinya dan ia sudah duduk di tepi ranjang Libra.

Libra menoleh dan menjawab, "Gue mimpi buruk, astaga. Terasa nyata, Virgo." Mendengar jawaban Libra, Virgo mengerutkan alisnya.

"Mimpi gimana?" tanya Virgo dengan nada ingin tau. Libra sedikit terisak, entah kenapa ia merasa pernah melihat mata tajam itu. Tapi ia tak tau siapa.

"Ahh gak tau. Gak mau inget. Serem, Virgo."

"Yaudah, kamu lanjut tidur saja," ucap Virgo dengan nada lembut sambil mengelus lembut kepala Libra agar ia kembali berbaring. Dan tidak tau dimana hilangnya suara Virgo yang tegas ini.

"Gak mau, takut," jawab Libra sambil menunduk. Libra merutuki dirinya sendiri yang berbicara dengan nada manja seperti halnya anak kecil merengek kepada ayahnya yang ingin dibelikan lolipop.

"Yaudah, aku temenin ya? Mau kan?" tawar Virgo kembali dengan nada lembutnya. Mendengar tawaran Virgo, Libra mau tak mau mengiyakan tawaran Virgo. Ia tidak mau mimpi buruk lagi tuk ketiga kalinya.

"Selamat malam, Virgo," ucap Libra sambil menatap ke arah Virgo yang ada di sampingnya.

"Selamat malam, Libra," balas Virgo sambil memiringkan tubuhnya kemudian mengelus lembut kepala Libra dan tak lama Libra sudah tidur kembali.

-TBC-

Dilanjut tidak ?

-Jangan lupa tekan bintang🌟-

~Tun❤

Virgo's MagicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang