12

161 22 14
                                    

LAPORKAN JIKA ADA SALAH KATA⚠

Happy reading❤

===

Sebenarnya, di Hutan Qulamórä tidak hanya dihuni oleh kaum vampire. Kaum werewolf salah satunya. Ya memang terasa begitu aneh, padahal kedua kaum tersebut bermusuhan. Tetapi, tak menutup kemungkinan banyak mayat-mayat serigala maupun vampire di hutan tersebut.

Seperti halnya hari ini, seekor serigala sedang berjalan pelan-pelan melewati hutan ini. Entah apa tujuannya, serigala itu hanya berjalan dengan tenang sambil menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri seperti mencari sesuatu.

Tiba-tiba serigala itu menggeram dan mengendus-enduskan hidungnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiba-tiba serigala itu menggeram dan mengendus-enduskan hidungnya. Ia merasakan aroma harum di sekitarnya. Ia mulai mencari dengan berlari dan tetap mengendus-enduskan hidungnya. Ia mengaung keras. Ia berhenti, melihat di depannya ada perempuan sedang berjalan. Mengapa aroma harum itu berasal dari perempuan manusia itu?

Ia mulai mendekati perlahan-lahan. Nyatanya, aroma harum itu semakin menyeruak, semakin harum dan ia tidak tahan untuk menyerukan kepalanya pada leher perempuan itu. Sebelum ia loncat dan menyerukan kepalanya, ada teriakkan dari seorang penyihir dan perempuan itu ambruk dengan menutup kedua matanya.

***

'Bruk'

Virgo langsung berlari menuju Libra yang ada di belakangnya. Memangku kepala Libra dan menepuk-nepuk pipi Libra, agar Libra sadar. Tetapi, hal tersebut tak kunjung membuat Libra sadar. Virgo cemas, ia merasa bersalah.

"Libra, bangunlah!" pinta Virgo dengan nada cemasnya. Kemudian tatapannya beralih ke depan. Tepat di depannya ada seekor serigala. Virgo menatapnya tajam.

"Sialan kau, anjing penjilat!" desisnya marah. Matanya menajam. Tetapi, serigala itu tidak menghiraukannya, serigala itu berbalik dan berlari entah kemana.

"Astaga! Aku harus apa?" tanyanya pada dirinya sendiri. Ia panik, Libra belum tersadar dari pingsannya.

Ia teringat sesuatu. Tak menunggu lama setelah ia mengeluarkan tongkat sihirnya dan mengucapkan kata-kata ajaibnya, di depannya sudah ada sebuah kaca bening yang menunjukkan gerbang kerajaannya. Kaca itu bercahaya, pertanda Virgo bisa memasuki kaca tersebut.
Virgo mengangkat Libra dan menggendongnya lalu melangkah menuju kaca itu. Ia masuk dalam kaca dan di depannya kini sudah ada gerbang Kerajaan Scodland. Prajurit yang menjaga di sana sangat terkejut melihat pangerannya kembali.

Kaca ajaib itu sudah hilang. Dengan tergesah-gesah, Virgo berlari sambil membawa Libra dalam dekepannya. Ia harus cepat ke tempat pengobatan yang ada di kerajaannya ini.

"Pangeran? Astaga! Ada apa?" ucap pelayan di tempat itu dengan terkejut. Pelayan itu mengalihkan pandangannya pada gadis yang dibawanya kini.

"Cepat obati dia!" perintah Virgo.

"Baik, pangeran!" jawab pelayan itu.

Tak menunggu lama, pelayan itu memanggil ahli kesehatan kerajaan untuk memeriksa dan mengobati gadis yang dibawa pangerannya ini. Ahli kesehatan kerajaan itu hanya tersenyum setelah memeriksa keadaan gadis ini.

"Dia hanya kehabisan nutrisi, Pangeran. Oh astaga! Dia manusia?" ujar ahli kesehatan itu.

"Iya, dia manusia," jawab Virgo singkat.

Ahli kesehatan itu hanya tersenyum melihat sang pangeran membawa gadis ke kerajaannya.

"Baiklah, terima kasih," lanjutnya.

Setelah itu, pelayan dan ahli kesehatan kerajaan keluar dari ruangan dan hanya menyisahkan Virgo dengan Libra. Libra masih tetap pingsan, Virgo hanya memandangi wajah Libra.

"Ternyata gadis ini cantik juga," gumamnya pelan. Tak sadar akan lamunannya yang menatap Libra, ternyata Libra sudah mulai mengerjapkan matanya untuk menerima cahaya setelah lama menutup matanya.

Libra terkejut melihat Virgo yang tengah menatapnya dengan tersenyum. Tak biasanya. Libra juga sadar bahwa Virgo melamun, karena ia melihat mata Virgo yang kosong.

"Hello! Ada apa?"

Libra mencoba menegur Virgo dengan menaik-turunkan tangannya di depan mata Virgo. Virgo tersadar, kemudia mengubah mimik wajahnya menjadi khawatir.

"Astaga! Apa kau tidak apa-apa? Maafkan aku! Aku tidak sadar jika kau manusia. Jadi, aku kira kau kuat untuk melewati banyak hutan menuju kerajaanku. Maafkan aku!" sambar Virgo dengan mengambil kedua tangan Libra dan menundukkan kepalanya. Wajahnya sangat merasa bersalah.

Melihat mimik wajah Virgo yang lucu, Libra tak kuasa menahan tawanya. Kini, tawanya meledak. Virgo yang mendengarnya merasa heran.

"Mengapa kau menertawakanku?" tanya Virgo sambil mengernyitkan alisnya.

"Hahahaha, tidak-tidak. Maafkan aku! Aku hanya tidak kuat melihat wajah sok imut milikmu. Rasanya aku ingin menendangnya!" jawab Libra. Astaga! Gadis ini sangat berani menghina pangeran di depannya ini.

"Hey! Jaga ucapanmu! Aku merasa tersinggung. Bagaimana kau bisa menendangku, hem?" tantang Virgo.

"Oh, pasti bisa, pangeran. Aku akan menendangmu!" ucap Libra tak kalah menantangnya.

Libra sudah menyiapkan kakinya, lalu akan mengerahkan pada lengan Virgo. Virgo membaca gerakan Libra. Ia menangkap kaki Libra sambil tersenyum meremehkan.

"Apa? Hanya ini? Huh," remeh Virgo.

Virgo tetap memegang kaki Libra. Kini semakin kuat genggamannya. Libra berontak. Menggoyang-goyangkan kakinya, berharap Virgo kalah. Nyatanya, Virgo malah mempererat genggaman pada kaki Libra.

"Aduh, sialan!" umpat Libra yang mendapatkan hadiah berupa mata Virgo yang melolot, seakan-akan bola mata Virgo akan lepas dari tempanya.

"Mulutmu! Akan aku bersihkan hingga kau tidak akan bisa mengumpat lagi!"

Kini Virgo melepas genggamannya pada Libra. Libra menghembuskan napas lega. Tak berhenti di situ, sekarang Virgo malah menggenggam kedua tangan Libra dan menjadikan satu. Entah ia bisa dapatkan dari mana, kini kedua tangan Libra sudah terikat sangat kuat.

"Hey! Lepaskan! Sialan!" umpat Libra lagi yang membuat telinga Virgo memanas. Ia tak suka.

Virgo mencoba mengambil tongkat sihirnya, lalu ia goyangkan dan diarahkannya pada Libra. Kemudian menggumamkan satu kata, dan setelah itu Libra tidak bisa mengelurkan suaranya.

"Hahahahaha. Sudah nikmati saja. Besok akan aku cabut sihir itu! Rasakan! Hahaha!!"

Virgo masih saja tertawa melihat Libra meronta sambil menggerak-gerakkan bibirnya, tetapi tidak bisa mengeluarkan suaranya.

"Astaga! Suaraku kemana?" ucap Libra dalam hati.

Ingin rasanya Libra menangis. Matanya sudah berkaca-kaca, tetapi Virgo membiarkannya. Memang pangeran tak punya hati. Kemudian, satu tetes air mengalir dari mata Libra. Virgo terkejut. Bersamaan itu juga terdengar suara pintu dibuka.

Ceklek

"VIRGO!"

-TBC-

Jangan lupa tekan bintang🌟

~Tun

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 12, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Virgo's MagicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang