Tersebarnya Foto Rangga

15.9K 632 32
                                    

(Ilustrasi Vano musuh Radit)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Ilustrasi Vano musuh Radit)

Hari ini hari kedua Rangga ke Kampus, di dalam benaknya masalah apalagi yang akan timbul hari ini. Semalaman tidak bisa tidur memikirkan apa yang akan terjadi hari ini. Bayangan saat dia mencium tangan Vano pun seringkali muncul di kepalanya. Ingin rasanya memakai masker untuk bersembunyi atau menyamarkan diri. Kali ini Rangga berusaha menutupi parasnya yang tampan dengan rambut poni dan kacamata tebal serta memakai kemeja kotak kotak yang dikancing sampai kerah. Meskipun begitu perasaan nya tidak karuan. Dilihatnya Siska,tapi siska cuwek, baguslah artinya Siska tidak mengenali Rangga. Tapi bagaimana dengan Vano? Apalagi Vano satu kelas dengannya di mata kuliyah nanti . Sial dia pasti mengenali Rangga yang mukanya kembaran dengan Radit sialan itu.
Baru aja berjalan menuju kelas seseorang dengan lengannya yang kuat merangkul leher Rangga menuju ke toilet.
"Hey lihat siapa ini? Lo kira gue gak ngenalin lo? "Vano menyunggingkan bibirnya melihat penampilan Rangga kali ini.
"Kenapa Vano? Aku hanya ingin jadi orang biasa aku gak ingin terkenal aku gak ingin jadi perhatian orang-orang!" Rangga dengan nada bergetar
"Semua orang akan mengenalimu sebagai Radit!! Radit anak sialan dan brandalan itu! "
"Tapi aku bukan Radit Vano.. Aku gak salah apa apa sama kamu! " Rangga berbicara tanpa menatap mata Vano
Lalu Vano mendekatkan mukanya dan memegang dagu Rangga.
"Lihat mata gue.. Kalo lo lagi ngomong!"
Rangga melihat muka tampan namun sangar itu yang tengah menyipit-nyipitkan matanya.
"Ternyata tampang lo punya wajah yang mirip sekali dengan Radit!! Sangat sangat mirip! Bisa dibilang kembar.." Vano melempar kaca mata yang dikenakan Rangga dan menginjaknya "apa an ini.. Lo ganteng gausah pakai kacamata itu! "
"Lihat ini! " Vano menunjukan photo Rangga yang sedang mencium tangan Vano yang sudah diupload di facebook bertuliskan "fuck Radit Pecundang! "
"Bagaimana menurut lo Rangga? Menurut gue sih ada yang kurang.. Seharusnya tampangmu yang putih mulus ini kubikin babak belur"
Rangga tercekat dan membelalakan matanya mendengar apa yang dikatakan Vano barusan.
"Kenapa kamu tidak cari saja Radit yang asli.. Kenapa harus gue yang jadi sasaran! " Tanya Rangga
"Itu tujuan gue.. Dia yang akan datang cariin gue! Tanpa gue harus susah susah cari." Vano menepuk nepuk agak keras pipi Rangga, sehingga wajah yang putih mulus itu menjadi memerah. Didekatkannya bibir dan hidungnya menyentuh pipi yang memerah itu lalu menghirup dalam dengan memejam matanya. Lalu menepuk pipi itu dan melemparnya.
"Ingat kata kataku.. Jangan sampai kamu lapor dengan siapapun! Kejadian soal photo itu dan hari ini.. Kalo kamu nekat lapor. Kau akan tahu akibatnya" Vano membisik telinga Rangga dan lalu pergi meninggalkanya.

Jam kuliah sedang berlangsung, Rangga menengok Arah Vano dan Vano pun sedang menatap ke arahnya dengan senyum bibir yang sinis.

Kenapa dia tak memalingkan pandangan nya terhadapku. Dia tampan namun sungguh menyeramkan. Di Pikiranku pun selalu ada dia dengan segala intimidasi nya. Dulu aku berbangga memiliki wajah ini tapi rasanya aku ingin mengganti wajahku. Semua gara-gara Radit di mana dia? Aku harus menemuinya dan cari tahu apa sebenarnya yang terjadi antara Radit dengan Vano.

"Van kenapa gak lo hajar aja si Rangga? Melihat tampang nya membuat aku muak teringat ulah dan sikap si brengsek Radit! "tanya seorang teman di bangku
"Kalo dia itu Radit.. Gue akan habisin dia! Rangga hanya orang biasa dari kalangan keluarga sederhana, kuliah di sini aja ngandalin beasiswa" terang Vano
"Vano.. Vano dari dulu lo gak berubah selalu baik dan tidak tegaan! "puji temannya, Vano hanya tersenyum melihat temanya.

***

"Hey bro lihat ini! " seorang teman Radit menunjukan foto di facebook ke Radit yang tengah asik merokok
"Buaaahhh Anjiiing sialan Vano!! " Radit membuang rokok di mulutnya.
"Ini foto kapan Dit? " tanya teman Vano
"Itu bukan gua... Itu editan.. Mana mungkin gua cium tangan dia.. Bangsaaat tu orang!
"Iya.. Si tapi di kolom komentar banyak yang bilang itu asli.. Dan tak sedikit dari mereka kini menganggapmu seorang pecundang"
Ujar temannya
"Tapi dari teman yang ahli photoshop itu photo asli" Sahut Teman Radit yang lain
'Plaaaaakkkk! " satu tamparan keras dari Radit ke wajah temanya.
"Jadi maksudmu aku benar-benar tunduk dengan Vano?.  .hahah brengsek kau! Teman Radit itu hanya menundukan wajahnya tak ingin menjawab tak ingin ditampar lagi.
Foto itu sudah tersebar ke dunia maya bahkan banyak mengupload ulang foto itu ditambahi tulisan-tulisa menjadi meme bulan bulanan. Emosi Radit semakin tersulut jika benar foto itu asli berarti ada orang yang mirip dengannya.
"Bremmm bremmm breemm.." Radit menyalakan mesin motor sport nya dan kemudian meluncur menuju kampus Bhakti Luhur. Dengan kecepatan penuh dan kepandaiannya manuver jalan raya, Radit bisa sampai tujuan dengan cepat.

Sesampainya di pintu gerbang kampus Radit memarkirkan motornya dan berjalan dengan cepat memasuki area kampus. Selang beberapa lama Radit Sudah dihadang 3 orang lelaki sebayanya.
"Akhirnya kau muncul juga bedebah! "ucapan salah satu dari mereka
"Hah kurang ajar... Kau Kadal!! "tanpa ampun Radit menghajar mereka
"Buuuuughh" satu hantaman tinju mengenai wajah lawan Radit sampai keluar darah segar dihidung. Ditendang satu persatu dengan lincah mengenai perut mereka sampai tersungkur.
"Di mana Vano? "Radit memegang kerah lawanya. Diantara mereka berlari terbirit-birit.
"Vano ada di dalam" Jawab lelaki itu sedikit tercekik. Dilemparnya lelaki itu.
"Hoy Bangsatt!!!  Kau mau mati ha?!! "
Radit menoleh melihat sekawan orang di belakangnya.
Hah.. Gila banyak banget mereka!! 
Tidak ada pilihan lain Radit akhirnya berlari dari kejaran puluhan mahasiswa itu. Hal ini yang paling tidak ia sukai kampus ini hanyalah sekumpulan orang-orang banci yang beraninya keroyokan. Radit berlari sekencang-kencangnya sampai lalai ia menabrak seseorang dengan kemeja kotak-kotak warna merah. Orang itu adalah Rangga
"Kau...!!! " Rangga terkejut dan terdiam melihat seseorang yang sama persis dengannya. Begitupun juga Radit dia tidak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat. Tersadar ada sekumpulan orang mengejarnya dia segera berlari kembali. Dan berhasil melompati pagar dan meraih motornya. Rangga bingung dengan apa yang telah terjadi tiba-tiba dia terkepung kawanan mahasiswa itu.

"Sekarang mau lari kemana kau.. Bajingan! " Rangga hanya terdiam
"Oh tidak... Jangan aku bukan Radit! "
"Hajar saja dia gaes!" seru kawanan itu tanpa pikir panjang mereka melampiaskan emosinya memukuli Rangga yang mereka kira itu adalah Radit. Vano yang tengah berjalan keluar dari kelas melihat kumpulan itu yang mengeroyok seseorang. Setelah diperhatikan baju yang dikenakan itu adalah Rangga. Dia berlari menuju ke kerumunan itu.
"Stop!..   Stop.. Stop!!  Hentikan semuanya!  Teriak Vano menghampiri Rangga yang mukanya hancur babak belur.
"Vano kenapa lo belain dia.. Biar saja dia kita hajar sampe mati! "ujar salah satu kawanan itu dengan nada emosi
"Dengar semua!!  Dia adalah Rangga bukan Radit yang kalian incar!! Dia adalah mahasiswa di kampus kita! "Jelas Vano
Sekumpulan mahasiswa itu beradu pandang satu sama lain.
"Tapi kulihat dia tadi memukuli rekan kita sampai babak belur! " jawab mereka masih tidak percaya
"Kalian perhatikan lagi... Sepatu yang ia kenakan, kemeja, celana dan lain -lain apakah sama saat ia memukuli kalian? Secara logika apa sempat orang yang dikejar merubah semua pakaianya? " mereka kembali beradu pandang
"Ini Rangga mahasiswa baru dikampus kita.. " Vano mendekati Rangga yang sedang menangis menahan perih di wajah dan pelipis nya yang berdarah akibat pukulan demi pukulan. Lalu Vano merangkulnya dan membawa nya ke ruang kesehatan.  Dengan menggopoh membantu ia berjalan.

"Suster... Tolong bantu teman saya!" Vano memasuki ruang kesehatan lalu menuntun Rangga sampai matras.
"Aduuh kok bisa begini kenapa dia? Tanya petugas kesehatan itu.
"Dia habis dihajar masa..dikira pencopet "jawab Vano berbohong lalu dia melihat Rangga dengan Iba
Lalu Suster itu mulai membersihkan luka di wajah dan kaki Rangga dengan cairan kuning. Lalu mulai memberi perban menutupi luka-luka dan memarnya. Lalu suster meninggal kan mereka berdua.

"Bagaiman rasanya? " Rangga hanya diam tanpa membalas pertanyaan Vano
"gue minta maaf, gue sudah jahat sama lo..lo mau maafin gue kan? "
Rangga melihat mata Vano dia bisa merasakan jika kali ini Vano tulus. Ada yang lain dengan tatapan matanya lain dari pada biasanya. Lalu Rangga tersenyum dan menganggukan kepalanya.
"Nanti gue antar lu sampai di rumah! Bahaya mengemudi dengan kondisi kaki seperti itu." ucap Vano
Rangga hanya mengangguk dan mulai menangis. Lalu Vano memeluk Rangga dan menepuk nepuk punggung nya. Namun Rangga malah semakin terisak isak dalam tangisnya. Vano semakin erat memeluk Rangga.
"aku tahu kamu baik Vano.. Aku tahu itu, peluk aku yang erat Vano.. Biarlah rasa sakit ini menjalar tubuhku tapi hatiku bahagia..berada dipelukanmu.aku ingin berlama-lama dalam pelukanmu ini"
Vano merenggang hendak melepas pelukanya namun pelukan Rangga semakin kuat seolah tak ingin lepas.

BullyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang