Perubahan Sikap Vano

11.8K 491 24
                                    

                   (ilustrasi Vano) Semenjak usai pertemuanku dengan Radit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                   (ilustrasi Vano)
Semenjak usai pertemuanku dengan Radit. Hati masih bertanya-tanya apa sebenarnya yang telah terjadi antara Radit dengan Vano. Kenapa mereka bermusuhan dan apa pula yang menjadi kesalahpahaman antara mereka berdua. Apa dulu mereka sahabatan? Apa dulu mereka pacaran dan sekarang jadi mantan. Ah pikiranku tidak masuk akal.  Radit itu normal tidak seperti aku yang selama ini mengagumi fisik laki-laki apalagi yang tampan dan berperut sixpack. Yah seperti Vano.. Vano memiliki daya tarik yang menggoda mata dan hatiku. Ah seandainya Aku terlahir sebagai perempuan yang cantik pasti bisa memiliki Vano. Kuberikan apapun yang dia mau termasuk tubuh dan keperawananku. Ah sial kenapa aku berfikir seperti wanita pelacur.

"Kok bengong aja dari tadi?  Bagaiamana pertemuanmu dengan kembaranmu? " Tanya Vano yang tengah mengemudikan laju motornya melihat orang yang memboncengnya terdiam tanpa kata
"Aku heran dengan kamu.. Kenapa kamu pendiam sekali dan banyak melamun? Tidak seperti Radit yang selalu ceria,galak,dan tengil "imbuh Vano
Rangga terkejut mendengar penilaian Vano bukan karena penilaian terhadap dirinya melainkan ke Radit seolah dia tahu sekali tentang Radit
"Kamu mengenal Radit seperti itu?  Berarti kamu dulu punya hubungan dekat dengan dia? Ada apa Vano? "tanya Rangga menyelidik
Menoleh muka ragu-ragu ke arah Rangga,Vano menghentikan motornya dan turun tepat di penjual Es kelapa muda.
"Kita minum dulu yuk.. Aku haus" Ajak Vano kemudian duduk di kursi bakso berwarna merah lalu disusul Rangga duduk di sebelah nya
"Es Kelapa gula jawa ya mas dua! "
"Nggih mas Vano.. "ucap penjual itu dengan bahasa Jawa yang hafal dengan pelanggannya ini.
Tidak lebih dari 5 menit minuman itu dihidangkan ke Rangga dan Vano.

"Dulu Radit sahabatku.. Kami dekat sejak SMA" Vano mulai bercerita Rangga menatap memperhatikan muka Vano yang kelihatan agak sedih menerawang masa lalu.
"Bahkan sejak masuk kuliyah pertama kali kami masih sahabatan meskipun beda kampus. Tapi semua itu berubah ketika kami mengadakan balap liar antar geng. Aku tidak suka cara nya bermain curang. Dia membuat salah satu geng dan sahabatku meninggal dengan cara menendang motornya. Sehingga salah satu temanku itu terjatuh dan meninggal.  Sejak saat itu geng kami dendam dengan dia meskipun kami berhasil membuat nya dipenjara. Tapi hanya beberapa bulan karena dia anak orang kaya dan bisa bebas karena pengacara yang disewa ayahnya. Sejak saat itu aku hanya ingin dia mendapat kan hukuman setimpal dengan perbuatan nya." Vano mendengus kan nafas lalu menyeruput minumannya.
Rangga bisa menangkap bentuk kebencian yang terpancar dari mata Vano mengingat kejadian itu. Tapi kenapa perasaan Rangga menyatakan jika Radit tidak bersalah.
"Enak minumannya.. Kamu udah biasa beli di sini ya? " Rangga memalingkan topik pembicaraan
"Iya.. Aku dah biasa beli minuman ini di sini.. Penjualnya juga ramah dia dari Semarang" Jawab Vano
"Mana itu Semarang? Tanya Rangga
"Semarang itu ibu kota Jawa Tengah Rangga!!! Masak kamu gak tahu sih? " Vano heran dengan teman barunya ini ganteng-ganteng tapi goblok.
"Ya maklum aku gak tahu.. Kan aku gak pernah ke sana! "
"Ya gak pernah kesana pun harusnya tahu.. Kan ada di pelajaran IPS! " Sahut Vano
"Soalnya aku bukan anak IPS dulu aku anak IPA " Timpal Rangga
"Iya SD masak iya gak ada juga? Kelas 3 SD sudah diajarin tu! "
"Heheh iya mungkin tapi aku lupa" Rangga cengengesan terlihat manis

Kamu manis sekali Rangga jika lagi senyum. Mengalahkan senyum miss universitas. Jika masa lalu aku tidak bisa memiliki Radit.. Maka aku akan memilikimu bagaimanapun caranya

"Udah yuk balik ke kampus..!" Vano berangkat berdiri kemudian membayar untuk minuman yang yang dipesan nya. Lalu mereka melaju sampai kampus Bhakti Luhur.
Tidak seperti biasa kini Rangga merasa aman sejak dekat dengan Vano. Lelaki yang diam diam disukai nya. Sebenarnya mereka berdua saling suka, namun keduanya belum memiliki keberanian untuk menyatakannya. Vano pernah mencintai Radit tapi menurutnya Radit adalah cowok normal yang mempunyai ketertarikan dengan lawan jenis sehingga terpendam sampai sekarang . Sedangkan Rangga masih misteri melihat Rangga seorang yang penakut dan lemah rasanya mudah bagi Vano untuk memaksanya menerimanya. Tapi masak iya cinta harus dipaksa sih. Aduh Vano seandainya kamu tahu kalau Rangga tuh demen sama kamu ( Author gemes mode on).

Hari berganti hari kini Rangga percaya diri dengan penampilan nya yang apa adanya. Sebenarnya ada kecemburuan sosial di kalangan teman-teman Vano yang lain. Vano berubah dia sekarang perhatian dan terlihat sering bersama dengan Rangga. Sehingga intensitas Vano ke teman-teman geng berkurang. Hal ini membuat Mardian teman terdekat dengan Vano sejak tragedi kematian salah satu rekanya meninggal itu curiga.

"Vano besok kita ada acara kumpul dengan anak-anak geng motor ke puncak kamu disuruh ikut sama si Boss! " Mardian menyampaikan berita itu yang sebenarnya Dengar kata Boss itu udah malas. Entah kenapa sekarang lebih suka bersama Rangga.
"jejeng.. Cek.. Jejeng cek.. " Suara dari handphone Vano berbunyi dilihatnya dilayar itu panggilan dari si Boss.
"Siapa itu? " Tanya Mardian
Vano hanya menunjukan layar Handphone nya ke Mardian,
"Yaudah angkat! "seru Mardian
"Haloo bro... Besok ikut yah!! Seru suara dari Telpon si Boss atau biasa dipanggil The King. Pentolan Geng Motor yang disegani
"Ahh sorry bro gue kagak bisa ikut.. Gue disuruh anterin nyokap kondangan! " Vano beralasan
"Ah gak assik lo.. Yaudah lusa kamu wajib ikut kita ada party ma cewek masing-masing lo bawa cewek lo ya.. Buktikan ke kita lo dah ada cewek bening dan cakep! " Perintah the King
"Hahhh lu kan tau bro gue gak ada cewek! " Sahut Vano
"Ah gak percaya gue.. Lu aja pelit gak mau kasih lihat cewek lo.. Pokoknya gue gak mau tahu kali ini lo kudu kenalin cewek lo! "
"Tapi bro... Tuuut.. Tuuut.. Tuut" yah Telponnya ditutup.
"Hah gimana nih.. Besok gue gak bisa ikut tapi lusa disuruh wajib bawa cewe gue?" Vano mengeluh ke Mardian. Mardian hanya menggeleng " Ya bawa aja lah bro apa susahnya! "Celetuk Mardian
"Tapi gue gak punya cewek!! "
"Ya carilah kan lo ganteng " Jawab Mardian
Tiba-tiba Rangga datang menghampiri Vano seperti ingin membicarakan sesuatu
"Tuh cewek lo datang!! " Celetuk Mardian dengan sinis lalu pergi meninggalkan Vano dan Rangga.
Vano memandang lekat wajah Rangga wajahnya putih mulus dan bibirnya merah indah.
"Aha aku ada ide!"
Vano tersenyum sendiri memikirkan ide nya.
"Kenapa lo senyum-senyum sendiri gitu? "Tanya Rangga heran memperhatikan Wajah Vano yang manis dan ganteng itu.
"Rangga kamu mau bantuin aku kan? " Tanya Vano
"Apaan? "
"Sini! " Rangga mendekati Vano dan berbisik di telinganya.
" Oh noooo gilaaaa... Aku tidak mau! " Rangga cemberut
"Pliss Rangga bantu aku! "

BullyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang