17. Apa yang salah?

751 39 0
                                    

Zulva mengerjap kedua matanya. Suara seseorang menyadarkannya dari tidur panjang.

Zulva terhentak kaget melihat dua orang yang sedang mengobrol di depannya. Mereka terlihat dekat. Tidak ada kecanggungan di antara keduanya. Dan yang paling membuat Zulva lebih kaget lagi adalah pria yang sedang mengobrol itu adalah pria yang beberapa jam lalu terbaring tak sadarkan diri di atas kasur. Dan pria itu adalah Ayah Zulva dan seorang pemuda yang menjadi lawan ceritanya adalah Ryn.

Zulva mengucek matanya, ia masih tidak percaya dengan apa yang di lihatnya saat ini. Ia berpikir bahwa matanya salah lihat mungkin karena ia baru bangun tidur.

Tapi, setelah mengucek matanya berkali-kali apa yang tadi ia lihat tetap sama, Ayahnya dan Ryn mengobrol santai.

Apa mungkin ia mimpi? Zulva memukul-mukul pipinya, tapi ia malah kesakitan. Dan itu tandanya ia tidak mimpi.

"Ehh, Zulva sudah bangun," Ucap Ayah-nya yang terlebih dahulu menyadari bahwa Zulva sudah bangun.

Zulva tersenyum kikuk.
"Ayah udah baikan?" bukannya menjawab, Zulva malah balik bertanya.

Ayah Zulva tersenyum.
"Alhamdulillah, sudah," jawab Ayahnya.

"Ryn, lo kok udah ada disini aja? Padahal ini baru jam 7 pagi? Lo gak sekolah?" tanya Zulva pada Ryn.

"Nggak. Gue udah ijin tadi gue juga udah ijinin lo ke guru BK," jawab Ryn.

"Trus lo ngapai disini?"

Ryn tak menjawab, ia melirik Ayah zulva.

"Zulva kamu ingat hari ini hari apa?" suara Ayah Zulva membuat gadis itu mengalihkan perhatiannya.

"Hari rabu," jawab Zulva polos.

Ryn terkekeh mendengar jawaban Zulva itu.

"Jadi gini cewek yang dapat peringkat pertama di kelas of the year tapi hari aja gak ingat," ucap Ryn dengan nada menyindir.

Zulva menatap Ryn dengan tatapan intimidasi, berani sekali Cowok ini bicara seperti itu.

Sementara Ayahnya terkekeh pelan.

"Zulva sini," panggil Ayahnya. Ia menepuk-nepuk sofa kosong yang berada di sebelah kirinya.

Zulva menangguk kemudian berjalan ke arah Ayahnya. Ia duduk di sebelah kiri Ayahnya sementara Ryn berada di sebelah kanan.

"Ayah minta maaf karena selama ini kurang memperhatikan kamu."

"Ayah gak perlu minta maaf--" potong Zulva.

"Dengar dulu. Jangan di potong-potong" ucap Ryn.

Zulva berdecak kesal. Ryn benar-benar membuatnya kesal.

"Zulva kamu beneran gak ingat ini hari apa?" tanya Ayah Zulva lagi.

Zulva menggaruk tengkuk-nya yang tak gatal. Ia tidak mengerti mengapa Ayahnya menanyakan hal itu, padahal sudah jelas hari ini hari rabu.

"Ini tanggal berapa?" tanya Ryn mulai tak sabar.

"Ngapai lo nanyak sama gue lihat aja tu di kalender" ketus Zulva.

Ryn mengacak rambutnya frustasi.

"Jawab Zulva," ucap Ayahnya membela Ryn.

Ryn tersenyum menang sementara Zulva lagi-lagi berdecak kesal.

"Bentar, Yah. Zulva lihat di handphone dulu." jawab Zulva kemudian. Ia berdiri mengambil hanphone-nya yang berada di meja.

Ryn menggeleng tak percaya. Ternyata kejadian semalam benar-benar membuat otak Zulva tak berfungsi.

Zulva kembali dengan handphone yang masih berada di genggamannya.

"Tanggal 13, Yah," ucap Zulva. Ia kini telah duduk di tempatnya.

"Bulan?"

"Bulan November," jawab Zulva lemas.

"Jadi?" Tanya Ryn semakin tak sabar.

"Apaan sih lo gak jelas banget," Kesal Zulva.

Lagi-lagi Ryn mengacak rambutnya frustasi. Ternyata Zulva tidak sepintar yang ia pikirkan.

"Om, jelasin aja deh. Otak Zulva udah gak berfungsi lagi ni," gerutu Ryn.

"DIAMM." kesal Zulva.

Ayah Zulva terkekeh pelan melihat Zulva dan Ryn tidak akur seperti ini.

"Nanti Malam aja Ayah jelasinnya. Kalian beli makan gih di luar," jawab Ayah Zulva kemudian.

Dengan malas Zulva mengangguk, ia berjalan ke kamar mandi terlebih dahulu untuk bersih-bersih setelah selesai Ia dan Ryn pergi ke luar mencari makanan untuk mereka makan pagi ini.

[]

Hadiah Terindah Dari Ayah (COMPLETED)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang