6. Namanya Ryn

666 31 0
                                    

Zulva, Kanya dan Dinda telah duduk di salah satu bangku yang ada dikantin.

Bel istirahat baru berbunyi lima menit yang lalu, namun kantin SMA NUSA INDAH sudah dipenuhi oleh semua siswa siswi. Ada yang memesan makanan dan minuman, dan ada juga yang hanya nongkrong sambil menggodai siswi SMA NUSA INDAH.

"Ishh, sumpah. Tadi gue fikir anak baru itu bakalan sekelas sama kita," ucap Kanya.

Ketika Kanya melihat anak baru itu berjalan bersama buk Ati ke kelas XI IPA 2, Kanya mengira bahwa pria itu akan memasuki kelasnya namun ternyata tidak. Pria itu malah masuk kelas XI IPS 1 dan tadi pagi ia mengikuti buk Ati karena ia harus meminta beberapa data yang belum ia lengkapi.
Wajar saja ia meminta dengan buk Ati, karena selain guru IPA buk Ati juga bertugas sebagai guru kesiswaan di SMA NUSA INDAH.

"Segitu sukanya lo sama anak baru itu, Nya?" tanya Dinda yang baru kembali dari tempat pesanan yang telah disiapkan di kantin.

"Yaiyalah, tuh anak baru ganteng banget gila," jawab Kanya Antusias.

"Lebay lo! Menurut gue biasa aja," sahut Zulva yang sedari tadi diam. Ia meneguk es teh manis yang tadi telah ia beli.

"Ya elah, mata lo katarak, Va. Itu anak baru memang ganteng," jawab Kanya.

"Udaah malas gue ceritai tuh cowok," ucap Zulva

"Oh iya, gue mau lanjuti obrolan kita tadi pagi ni. Kalian masih tertarik gak?" lanjut Zulva kemudian menggeser tubuhnya menjadi lebih dekat dengan kedua sahabatnya itu.

Saat itu juga Kanya dan Dinda menggangguk antusias. Mereka baru saja melupakan obrolan mereka tadi pagi, untungnya Zulva masih mau melanjutkan obrolan itu karena jarang banget Zulva mau ngelanjuti obrolan yang udah lewat, terlebih obrolan itu menyangkut tentang dirinya.

Zulva mulai menceritatakan kejadian tadi pagi. Sementara Kanya dan Dinda terus mendengarkan dengan serius. Dan, ketika Kanya memberi tahu sosok pria itu adalah anak baru disekolahnya baik Kanya maupun Dinda terbelalak kaget. Mereka berdua tidak percaya dengan pernyataan Zulva hingga suara seseorang mengagetkan mereka bertiga.

"Ehemm," deheman seorang pria yang kini sudah duduk di sebelah Zulva.

"Gue Reynaldi Wiguna, biasa di panggil Rey, pindahan dari Bandung. Gue dulu sekolah di SMA SATU dan sekarang gue kelas XI IPS 1," Jelasnya kemudian menyodorkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Zulva.

Yaa, pria tadi pagi yang mencoba untuk melukai Zulva ternyata adalah anak baru di sekolah Zulva dan dengan tanpa dosa ia menghampiri Zulva lalu mengajak berkenalan. Zulva sama sekali tidak sudi!

Zulva tidak membalas jabatan tangan pria yang bernama Ryn itu. Ia malah terus melihat Ryn dengan tatapan sinis.

"Ngapai lo disini?" ketus Zulva kemudian mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Sementara Ryn yang mendapat pertanyaan dari Zulva berdecak kesal. Bukan perkataan itu yang ingin ia dengar dari mulut Zulva.

"Nama lo siapa?" tanya Ryn tanpa menjawab pertanyaan Zulva sebelumnya.

"Gue tanya ngapai lo disini!" tanya Zulva lagi dengan penuh penekanan.

Ryn hanya tersenyum melihat Zulva.
"Gue tanya siapa nama lo!" jawab Ryn lagi sama seperti Zulva, kalimat Ryn juga penuh penekanan.

Zulva semakin kesal. Tak mau urusan semakin panjang, ia memilih pergi dari kantin, meninggalkan kedua sahabatnya bersama dengan Rey.

Untung saja ia masih bisa keluar dari sebelah kanan, sementara sebelah kirinya telah di duduki oleh Ryn.

Kanya dan Dinda hanya bisa diam menyaksikan kejadian yang ada di depan mereka. Keduanya sama sekali tidak berani ikut campur.

Bahkan ketika Zulva pergi meninggalkan kantin, Kanya dan Dinda tetap diam tanpa berniat untuk menyusul Zulva.

Ryn yang melihat kepergian Zulva lantas berdecak kesal. Tak lama, ia juga pergi dari kantin dan meninggalkan dua cewek yang masih diam.

Setelah kepergian Ryn, Kanya dan Dinda mengangkat wajah mereka yang sedari tadi terus menunduk menatap makanan. Kemudian mereka berdua saling menatap.

"Wuahhhhhhhh," teriak keduanya histeris tidak perduli dengan tatapan tidak suka dari semua siswa siswi SMA NUSA INDAH yang saat ini berada di kantin.

Keduanya berlari terberit-birit meninggalkan kantin.

Semua siswa-siswi menatap kepergian meraka berdua dengan tanda tanya, apa yang terjadi dengan dua wanita itu?

"MBAKK MAKANAN SAMA MINUMANNYA BELUM DI BAYAR!!" teriak ibu penjaga kantin yang baru menyadari ketiga wanita yang duduk di meja no 12 sama sekali belum ada yang membayar pesenan mereka.

"NANTI KITA BAYAR BUK," Balas Kanya dengan suara yang lebih keras dari suara ibu kantin.

Ibu kantin hanya melihat kedua wanita itu yang kini telah membelakanginya dengan jarak kurang lebih lima meter. Ia berusaha untuk mengingat wajah mereka, agar nanti ketika jumpa ia dapat menagihnya.

[]

Assalamualikum readers:")

Hhaha, kasihan ya ibu kantinya jadi rugi. Eitss, tapi nanti Zulva, Kanya, dan Dinda akan datang kok untuk membayar pesenan mereka.
Jangan lupa vote+comment ya.

Terimakasih.

Hadiah Terindah Dari Ayah (COMPLETED)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang