2

1 4 0
                                    

SEPULANG sekolah, Gify berjalan kaki menuju toko roti yang letaknya tidak jauh dari sekolahnya. Dia kesana karena hendak mengambil mobilnya yang ia titipkan. Ya, Gify meninggalkan mobilnya kala melihat jalanan macet, jadi dirinya mempunyai inisiatif berlari menuju sekolah yang akhirnya tetap terlambat. Sebenarnya, Lani memberi tumpangan pada Gify. Tapi Gify menolaknya, karena arah toko roti dan rumah Lano berlainan arah. Jadi kini Gify harus berjalan kaki di bawah teriknya sinar matahari.

Gak papa sekali-kali di panasan. Kata Gify dalam hati untuk menyemangati diri.

Setelah sampai di toko roti, Gify langsung menaiki mobil dan melesat pergi. Di dalam mobil pun pikiran Gify berkecamuk. Bahkan lagu yang sedang ia putar saja bagaikan angin lalu.

Lampu merah. Dia menghentikan mobilnya. Seraya mengetuk-ngetuk stir kemudi sambil menunggu lampu hijau. Gify sedari tadi tidak menyadari jika ada seseorang yang mengikutinya sampai rumah. Setelah itu, seseorang yang mengendarai motor besar langsung melesat pergi.

Gify keluar dari mobil. Melangkah menuju gerbang. Membukanya perlahan. Setelah gerbang itu terbuka lebar, barulah Gify memasukkan mobilnya. Tampaklah Mamanya yang berada di teras dengan setelan rapi. Gify sudah bisa menebak. Pasti Mamanya akan pergi mengunjungi kafe miliknya atau mengunjungi Papanya. Tapi sekarang pilihan Mamanya opsi pertama. Untuk opsi kedua, Gify tidak begitu yakin.

Gify menghampiri Mamanya, "mau ke kafe mah?" Gify mencium punggung tangan milik Mamanya.

Mamanya tersenyum, "assalamuallaikum. Suka lupa deh!"

Gify meringis, "iya, assalamuallaikum Mama cantik. Mau ke kafe ya?"

"Walaikumsallam, iya itu tau. Mau ikut?" Mamanya merapikan anak rambut Gify yang berada di dahi.

Gify menggeleng cepat, "nggak deh, capek Ma. Titip kebab aja ya, sama spacy wings oke? Minumnya red velvet."
Mamanya menahan senyum, "kamu itu lho! Nggak bosen apa? Kesukaannya itu-itu aja. Kalau titip segitu banyaknya, Gify ikut aja ya?"

Gify tampak berpikir kemudian tersenyum lebar, "oke deh! Tapi nanti ada ongkosnya ya?"

"Iya iya! Cepet ganti baju dulu. Mama tunggu di mobil."

"SIAP!"

***

Gify memasuki Kafe Escapè milik Mamanya. Seketika para pegawai menyambut mereka hangat. Bahkan tak kira-kira para pelayan membungkukkan badan kepada Mamanya.

Gify melangkah menuju meja yang terletak di pojok ruangan. Disanalah kesuakaan Gify. Sofanya nyaman. Seakan didesain khusus Gify.

Mama menghampiri Mbak Astri—senior di kafe, atau orang kepercayaan mama, "Gify kayak biasanya ya Tri,"

Mbak Astri mengangguk paham, "iya Bu, saya buatkan dulu." Mbak Astri kemudian masuk ke dalam dapur.

Sedangkan Gify duduk di bangku pojok dengan menggenggam handphonenya yang dari tadi banyak notife. Seperti dugaannya, pasti grupnya yang ramai. Siapa lagi jika bukan Lani dan Naya. Gify mulai membaca dari atas.

ABSURD (3)

Melani Ags
Tau kak Frisca gk?

Melani Ags
Kls XII IPA 4

Renaya Dorani
Yang sekelas sm abang gue kan?

Melani Ags
Iya!!!!

Renaya Dorani
Kanpe emangnya?

Melani Ags
Tadi dia abis ditembak sama
Kak Bagas kelas XII IPA 3 tau!!

Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang