5

4 2 0
                                    

Pacaran Produktif dengan Alam Kita.

Sudah tidak asing lagi kita mendengar kata 'pacar'. Beberapa dari kalian pasti mempunyai 'pacar'. Tapi, sudahkah kalian mengetahui pacaran sebenarnya?

Pacar produktif, bisa diterapkan. Apalagi jika kegiatan produktifnya adalah berdamai dengan alam.

Jadi, terapkan pacaran sehat!

-Gify&R-

Setelah pemasangan makalah mading tersebut, anggota OSIS banyak yang mengusulkan kegiatan tersebut benar-benar dilaksanakan. Contohnya, pihak sekolah bisa memberikan apresiasi dalam bentuk memberi kegiatan tambahan di sekolah pada Minggu pagi. Atau setidak-tidaknya sebulan sekali mendaki gunung atau semacamnya bagi yang memiliki pasangan. Justru anak-anak tidak merasa takut, malahan seolah tertantang dengan ide Rega itu.

Memang, ide Rega ini sangat langka. Gify kira, dampak makalahnya ini tidak sampai seheboh ini. Banyak yang meminta Gify untuk mengabulkan permintaan mereka. Namun, Gify hanya menjawab dengan senyum. Dia tidak berani menjawab. Apalagi ada kaitannya dengan sekolah.

Setelah bel istirahat, Gify ada rapat OSIS. Jadilah dia meninggalkan Lani dan Naya. Ruang OSIS cukup jauh dari kelasnya. Apalagi harus melewati lorong kelas dua belas di lantai tiga. Baru saja menginjakkan kakinya di lantai tiga, Gify dipanggil oleh Aldo. Maklumlah Gify mengenalinya.

"Apa?" Tangan Gify bersedekap di depan dada.

"Mau kemana?" Gify tidak menjawab, hanya menunjuk Ruang OSIS dengan jari telunjuknya. Tampaknya Aldo mengangguk paham, "yok gue anter!"

Aldo menggandeng tangan Gify. Membuat jantung Gify mau copot. Gify menghentakkan tangannya agar terlepas dari tangan Aldo. Langkah kaki mereka terhenti.

Gify mendesis, "Gak sopan."

Aldo hanya menyengir, "Ya Reflek. Maaf."

"Lain kali liat keadaan. Diliatin banyak orang." Gify mempercepat langkahnya agar mendahului Aldo. Dirinya cepat-cepat masuk ke ruang OSIS yang sudah ramai anggota OSIS.

Gify langsung mengambil duduk di sebelah Rani—wakil ketua OSIS. Si ketua OSIS—Arya langsung berdiri untuk memimpin berjalannya rapat mingguan yang diselenggarakan OSIS.

"Karena kita sudah berkumpul semua.
Saya mulai dari kas osis. Silahkan Megan." Arya beralih duduk, memberi kesempatan Megan si bendahara OSIS untuk menjelaskan.

Megan membuka buku bersampul biru tosca, "Baiklah. Kas masih sama, per minggu dua ribu. Anggota kita tiga puluh dua anak. Jadi satu minggu kita mendapat pemasukan enam puluh empat ribu. Jadi satu bulan terdapat dua ratus lima puluh enam ribu." Mata Megan beralih menatap gerombolan cowok-cowok di sisi kiri, "berhubung juga banyak yang ngaret, saya tagih hari ini, tanpa basa-basi."

Gerombolan cowok mendesis keras. Mereka merasa tersindir dengan perkataan Megan yang memang ditujukan untuk mereka.

"Pembayaran bisa dilakukan saat rapat selesai, terima kasih." Megan kembali duduk.

"Cepat selesaikan pembayaran. Jika ditunda makin menumpuk. And, seperti biasa, tiga bulan sekali sekolah kita mengadakan acara. Kita harus membuat acara yang limited, yang unik. Jadi, kalau yang punya ide, bisa kasih tau saya." Ucapan Arya membuat para anggota OSIS heboh. Mereka benar-benar antusias dengan acara yang sering disebut three month itu.

Suasana semakin tidak terkendali. Semua anak membicarakan tema apa yang pantas diangkat untuk acara three month itu. Terakhir kali, three month hanya diisi pensi oleh masing-masing kelas X-XII. Acara cukup berjalan lancar. Tapi kebanyakan dari mereka lebih memilih menjajah stan makanan daripada menonton pensi. Jadi acara tersebut bisa disebut garing. Tidak sesuai ekspetasi anak OSIS. Maka dari itu, Arya berusaha untuk mengangkat tema unik.

Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang