Part 13 (End)

5.6K 148 3
                                    

Patricia pun kembali teringat saat satu persatu semua anggota keluarga Peter meninggal dunia 2 bulan yang lalu...

Flashback....

Patricia sedang berbicara dengan seseorang di telepon genggamnya.

Halo, suster Lia...

Halo, mbak Patricia...

Ada apa, sus?

Mantan ayah mertua mbak, sedang ada di rumah sakit, kondisinya...apa mbak bisa datang sekarang juga?

Kondisinya kenapa suster?
Ucap Patricia sangat khawatir.

Pihak Gereja sudah ada di rumah sakit mbak.

Iya suster, terima kasih banyak suster, saya akan datang ke sana secepatnya.

Patricia mematikan hp nya. Patricia memang berpesan kepada semua Perawat baik laki-laki maupun perempuan agar selalu mengabarinya tentang kondisi penyakit Peter dan keluarganya.

Bahkan Patricia sengaja meminta direktur rumah sakit untuk bekerja sebagai perias mayat dan tinggal di rumah sakit dengan alasan Ekonomi. Patricia mengambil pakaian berwarna Hitam, khusus untuk acara kematian. Dengan berdiri tegak, Patricia berdiri di depan cermin dan berkata...

Sudah saatnya kau mati wahai pria tua. Tunggu aku, aku ingin menyaksikan kematianmu dengan kedua mataku...

Saat di rumah sakit, Patricia membisikkan sesuatu di telinga ayah mertuanya...

Maaf pak tua, 3 tahun yang lalu aku menyuntikkan darah HIV Aids pada tubuhmu.

Papi Peter sangat kaget mendengar nya, tidak lama kemudian layar di monitor berbunyi. Papi Peter pun meninggal dunia.

Patricia selalu melakukan hal yang sama membisikkan kata terakhir sebelum mami, Berta, Paula dan Peter meninggal dunia kecuali pada Petrus anak Peter dan Paula.

Flashback End.

Patricia mencium batu Nisan putranya Panji. Setelah itu dia berdiri dan meninggalkan area pemakaman. Saat di jalan Patricia berkata di dalam hati...

(P)engkhianatan yang kau lakukan padaku membuat aku melakukan (P)embalasan dan (P)embunuhan dengan cara (P)enyuntikan virus HIV Aids pada dirimu, istrimu, anakmu, mamimu, papimu dan adik kandungmu.

Dulu kalian semua tega mengkhianati aku, menghinaku, mencaci-makiku, mengusirku, mengambil anakku, memisahkan kami berdua. Bahkan tidak mempertemukan kami berdua saat tuhan memisahkan nyawa kami berdua di dunia ini, hanya karena aku hanya seorang (P)erawat biasa dan kalian berdua seorang (P)ilot dan (P)ramugari. Hanya karena aku anak seorang (P)enjahit dan anak seorang (P)etani di sebuah (P)edesaan sedangkan kalian dari keluarga (P)engusaha yang kaya raya.

Sekarang hiduplah kalian berenam di dalam tanah bersama cacing-cacing yang sangat kelaparan yang siap menggerogoti semua daging busuk dalam diri kalian semua.

Sekarang hidupku tidak ada (P)enyesalan lagi. Rasa sakit dalam diriku selama bertahun-tahun ini akhirnya (P)udar. Yang aku butuhkan sekarang adalah (P)ertaubatan dari tuhan. Tuhan, maafkanlah hambahmu ini.

Tuhan, aku hanya (P)erempuan biasa yang mempunyai rasa sakit di dalam dada. Tuhan, seandainya putraku Panji tidak mati, aku tidak mungkin melakukan (P)embalasan akan semua dendamku seperti ini. Tuhan, sekarang aku siap lahir dan bathin menjalani sisa hidupku dengan cara menjadi (P)elayanmu sampai ajal menjemputku nanti. Terimalah (P)ertaubatanku tuhan.

Amen.

Patricia pun berjalan menuju ke sebuah Gereja yang ada di dekat pemakaman tersebut.

THE END.




(P) (1-13 End).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang