Sepertinya ramai keadaan sekitar tidak membuat Laura merasa terhibur. Laura tetap diam dan hanya duduk di dekat pepohonan yang berada di taman belakang kampusnya. pikirannya kosong. Ia hanya melamun dan menatap datar apa yang ada di depannya.
"Lau"
"Laura!" ,Laura belum sadar ternyata atas panggilan itu.
"Lauraaaaa!!!!!!!!"
"Astaga Siska,ada apa si?kenapa teria teriak gitu?!" ,Laura sedikit terkejut karena mendengar Siska berteriak tepat di samping telinganya. Untung saja Siska ini sahabatnya. kalau tidak,mungkin Laura akan langsung mencacinya dengan kata kata kasar.
"Abisnya lo dari tadi gua panggil dua kali ga nyaut. Bengong aja. Mikirin apa si lau."
"Ga mikirin apa apa," ,kata Laura.
"Kan,Boong lagi nih pasti."
"Siska,gua beneran ga mikirin apa apa."
"Iyauda deh iyaiya."
"Lau,pulang yu. Udah sore nih. Kita kan juga udah gaada kelass."
Tanpa mengucapkan apapun,Laura dan Siska pergi meninggalkan tempat itu.
"Sis,lo pulang duluan aja ya. Gue harus mampir bentar ke panti. " kata Laura saat sudah sampai di parkiran.
"Iyaauda Lau. Lo hati hati ya. Gue duluann.. dahhhh." Kata Siska sambil berlalu pergi meninggalkan Laura.
Laura juga bergegas meninggalkan kampus. Ia berjalan ke depan untuk mencari angkutan umum yang harus mengantarkannya ke panti. Ia ingin bertemu Iriana. Ia harus menanyakan perihal pekerjaan Tempo hari yang dibicarakan oleh Iriana dan David.
Sampai disana,Laura langsung disambut pelukan hangat oleh Iriana. Betapa beruntungnya iya bisa dipertemukan dengan wanita seperti Iriana yang menyayangi nya dengan begitu tulus.
"Bu,aku mau kerja bu. David gimana?dia belum kabarin ibu lagi emangnya soal kerjaan yang kemarin dia tawarin itu?"
"Yaampun sayang. Duduk dulu dong,ibu buatin minum dulu ya. Kamu tuh baru aja sampe,udah cerewet aja." Kata Iriana sambil terkekeh.
"Ih ibu. Aku serius." Ujar Laura.
"Iyaa sayang. Jadi,kemarin nak David udah bicarakan soal pekerjaan itu sama ibu. Ya kan ibu mah gabisa ngambil keputusan gitu aja dong. Kan keputusan ada di tangan kamu. Itu terserah kamu."
"Bu aku mau Ko. yang penting halal,aku pasti mau." Sejenak,pikiran Laura seolah terhenti pada pekerjaannya yang dulu. Menjadi wanita malam,tidak dihargai,dianggap seperti sampah yang habis dipakai ,lalu dibuang begitu saja. Miris sekali bukan hidupnya?
"Sayang,kenapa diem?" Tegur Iriana,yang membuat Laura sedikit terkejut dan gelagapan dibuatnya.
"Engga bu. Ga diem Ko Hehe. Yaudah,kalo gitu aku temuin David dulu ya,siapa tau aku bisa langsung dapet informasi banyak dari dia."
"Loh loh,kamu baru saja sampo lohhhhh."
"Aku berangkattt ya bu,doainnnn..." kata Laura,yang langsung berlalu begitu saja setelah mencium punggung tangan Ibu nya.
~~~~~
Suasana Rumah Wanita paruh baya yang bernama Renanda itu memang selalu sepi. Kadang,ia ingin sekali memilik anak yang bisa menemaninya di rumah. menjadi tempat bertukar cerita,dan bertukar pikiran. Mengingat hal itu,makin membuat Renanda menjadi sedih.
"Maa"
"mama"
Sapaan Arvin yang baru saja sampai di rumahnya itu seolah membuat nya kembali ke dunia nyata. Mau sebagaimanapun dia mengeluh,Tuhan sudah menakdirkan seperti ini. Yasudah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sekeping Cinta
RomansaSeharusnya cinta belajar dari kesederhanaan sekeping hembusan angin. Menerpa tapi tetap menyejukkan. TIDAK MENYEDIAKAN SINOPSIS YANG TERAMAT PANJANG. KALAU MAU TAHU,BACA AJA YA❤