Haruskah?

2.3K 137 3
                                    

Aku makan dengan tidak berselera. Kejadian disekolah masih berputar bagai kaset rusak dikepalaku.

Wanita itu terus mengoceh burusaha menarik perhatian ayah. Sesekali ayah menanyai keadaanku, yang slalu kujawab dengan gelengan.

Aku sudah tidak tahan berada disini. Aku beranjak dari dudukku dan pamit kembali ke kamar.

Hari yang melelahkan. Kuharap besok akan lebih baik lagi. Aku tidam seharusnya memikirkan hal seperti ini. Ya! Aku harus melupakan ini!

~~~~~

"Esta sayang, bangun!"

"Honey bangun! Ayah tahu ini weekend tapi kamu tetap harus bangun pagi!"

Ah ayah! Aku masih mengantuk sekali.

"Sweethear ayah tahu kamu dengar"

Aku beranjak dari kasurku menghampiri ayah di depan pintu.

"Good girl! Cuci wajahmu dan kita sarapan"

Aku menuruti perintah ayah. Dan segera turun setelah mencuci wajah dan menyikat gigiku.

Ehh dia disini? Apa dia menginap? Aku melihat ayah yang tengah duduk membaca koran untuk meminta penjelasan.

"Diani datang pagi sekali. Dia ingin sarapan bersama kita katanya"

Alasan! Sudah jelas, wanita ini ingin mencari perhatian ayah.

Aku menghampiri wanita itu didapur. Bermaksud untuk membantunya.

Terlihat sekali kalau wanita 25 tahunan ini sedang berusaha menarik simpati ayah.

Meski ayah sudah hampir kepala empat. Banyak wanita yang menaruh hati padanya. Harus kuakui ayah masih sangat tampat diusianya. Jadi tidak heran jika banyak wanita yang bahkan lebih muda darinya tertarik pada ayah.

"Pemalas!"

Aku berusaha tidak mendengar apa yang baru saja dia katakan.

"Pak, sepertinya kita kehabisan kecap"

"Saya yang akan membelinya. Lanjutkan saja masaknya"

Aku sedang memotong paprika. Rencananya wanita ini akan membuat nasi goreng.

"Kamu memang menyusahkan!"

"Aku heran kenapa Mahes mau merawat anak seperti mu?"

Aku ingin marah!

"Apa kamu tidak malu atau sekedar merasa bersalah pada ayahmu? Dia tidak memiliki pasangan karnamu"

Benarkah?

"Aku bahkan ragu. Apa kau ini benar anaknya?"

Deggg~~~

"Lihatlah. Tidak ada kemiripan antara dirimu dan Mahes"

Aku menghentikan aktifitasku. Apa maksud wanita ini sebenarnya.

"Bahkan dia tidak pernah sedikitpun menceritakan pernikahannya. Dia tidak pernah menceritakan ibumu pada siapapun. Termasuk padamu kan?"

Apa aku,,,?

"Kurasa kamu hanya anak pungut!"

Apa itu benar? Inikah alasan ayah tidak pernah menceritakan ibu?

"Diani ini kecapnya!"

"Ah iya Pak. Terimakasih!"

Aku memikirkan apa yang wanita ini katakan. Apa benar yang dia katakan? Kurasa ayah sangat dekat dengannya. Sebelumnya ayah tidak pernah mengajak orang lain mampir kerumah.

Just Me & My Dad(TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang