Tiinnnn~~~
Syukurla! Aku langsung masuk ke dalam mobil. Untung ayah datang diwaktu yang tepat.
Kulihat laki-laki itu terus melihat kearah mobil. Aku merasa seperti tengah diincar oleh seorah sikopat.
"Kenapa?" Aku menggeleng.
"Jangan sembunyikan apapun dari ayah!"
'Ayo ayah cepat jalan!"
"Katakan dulu!"
'Nanti kuceritakan. Sekarang jalan!'
"Baiklah sweetheart"
Hahh! Aku bisa bernafas lega setelah mobil mulai menjauh dari jalanan sekolah.
"Kenapa?"
'Ada laki-laki aneh yang terus melihatku'
"Anak ayah sudah besar ya. Sudah ada laki-laki yang tertarik padamu"
Aku hanya memutar bola mata malas. Ayolah yah, dia bahkan terlihat ingin memutilasiku daripada tertarik padaku.
"Guntur bilang kamu ingin menunjukan sesuatu sama ayah" Om Guntur merusak kejutanku saja.
'Nanti. Ayah sedang menyetir'
"Baiklah baiklah"
Ayah kembali fokus menyetir. Kadang aku merasa sedih jika melihat ayah. Rasanya aku ingin cepat menyelesaikan sekolahku dan menggantikan ayah bekerja.
Ayah bekerja keras untuk memenuhi semua keinginanku. Aku cukup tahu diri untuk tidak mecam-macam, ayah mau membesarkanku saja aku sudah sangat bersyukur.
Ehh ini dimana? Aku melihat ayah meminta penjelasan.
"Ayah ingin menghabiskan waktu ayah bersamamu sayang"
Ini taman yang sering ku kunjungi saat kecil. Tempat ini sedikit berubah. Tidak ada kursi disebelah sini dulu. Masih banyak orang yang datang kesini.
Kami duduk dikursi tepat ditengah taman.
"Kamu ingat sayang?" Aku menoleh memandang ayah yang tengah memerhatikan seorang anak yang sedang belajar sepeda.
"Dulu kamu seperti itu. Hanya saja kamu tidak menangis kencang sepertinya" aku tersenyum. Aku ingat semua itu yah.
"Kamu kebahagiaan untuk ayah. Anugrah terindah yang Tuhan berikan. Ayah takan bisa seperti ini jika tidak ada kamu" ayah tersenyum.
Terus seperti itu yah! Jangan ada kesedihan lagi diwajah ayah!
"Maafkan ayah! Ayah belum bisa menjadi ayah yang baik" tidak yah! "Ayah bukan orang tua yang sempurna" stop yah! Jangan lanjutkan lagi!
Aku memeluk ayah. Aku tidak ingin mendengar hal seperti itu lagi. Ayah adalah orang tua terbaik untukku. Ayah laki-laki hebat yang aku punya.
'Jangan katakan lagi! Aku sayang ayah'
"Ayah juga menyayangimu" kami kembali berpelukan.
"Apa yang ingin kamu tunjukan sayang?"
Ah iya, aku hampir lupa.
Aku berikan buku sketsaku pada ayah. Ayah tersenyum bahagia, kurasa ayah menyukainya.
"Ini hadiah terindah yang pernah ayah dapat. Terimakasih sayang!"
Entah kebetulan atau ini memang takdir. Gambar yang kuberikan pada ayah adalah gambar potret kami dulu saat aku pertama kali belajar bersepeda.
~~~~~
Seminggu setelah kejadian di UKS, laki-laki itu terus berotasi disekitarku. Dia selalu datang ke kelasku. Selalu duduk bersamaku di kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Me & My Dad(TAMAT)
Ficción General"Aku hanya ingin AYAH. Aku tak mau yang lain, termasuk IBU" Ayah bilang aku spesial. Aku lebih istimewa dari anak lain. Aku lebih kuat dari anak lain. Itu kenapa Tuha hanya memberiku seorang Ayah tanpa ibu. Mahes Pradipta. Pria tangguh yang bekerja...