Jam dan Hujan

10 0 0
                                    

Jam dan Hujan

Kebetulan hari ini aku tak ada jam kuliah, tapi aku tetap ingin pergi ke kampus, tepatnya ke Library untuk mengerjakan tugas.
Hari memang sudah tidak bersahabat, seakan bumi merindukan hujan, maka seperti itu juga hujan merindukan bumi.
Drama dimulai, ketika kaki ini ingin memasuki kampus ... aku lupa membawa Student Card ku, yang artinya aku harus kembali ke kamar yang jaraknya lumayan jauh, tanpa student card, aku tak bisa masuk Library.
Dengan sepatu yang isinya air semua, Alhamdulillah aku berhasil sampai ke Library,
mulai konsentrasi, eh ada seorang teman yang mengajakku pergi mencari makan.
"Mul, Restoran Ayam Gepreknya punya orang Indonesia lo, enak banget".
karena rindu dengan rasa-rasa Indonesia, akupun terpengaruh.
setelah menunggu sekian lama, akhirnya Bus Rapid KL No 200 dateng juga, kami pun duduk dikursi paling belakang.
setelah lumayan lama, Wanita arab di depanku berbalik badan sembari melihat kearahku
"Watch ... Watch" katanya. Mungkin dia sedang bertanya  sekarang jam berapa.
Akupun langsung melihat ke lenganku dan menyadari "Jam ku mana ya,, kok gak ada"
Wanita itu terus melihat ke arah ku, aku pun berkata
"I can speak Arabic", lalu dia menjelaskan kalau Jam tangan ku terjatuh di lantai bus, dan ada seorang ibu-ibu yang mengambilnya dan memasukkannya ke tas. Wanita itu menyuruhku untuk bertanya ke Ibu-ibu Orang Malaysia yang duduk  di depannya, karena beliau itu saksinya.
"Mak Cik, Saye tadi jatuhkan jam, mak cik Lihat ke ?"
Beliau ketakutan dan mengatakan, kalau yang mengambilnya adalah ibu-ibu yang duduk didepan beliau.
Aku pun kedepan, dan Alhamdulillah Beliau ketika melihatku langsung saja menyerahkan jam itu kepadaku.
Lega rasanya ... maka aku eratkan kembali jam itu dilenganku Sambil tersenyum geli sendiri karena kecerobohanku.
Sesampai di Halte, hampir seluruh penumpang bus itu juga turun... kamipun langsung pergi kerestoran dan memesan makanan.
.
Seperti ajal, yang tak pernah bisa ditebak, yang tak pernah bisa dimajukan dan juga dilambatkan,
sekali lagi aku tengok lengan ku, dan jam itupun sudah tak berada lagi ditempatnya.
Hilang entah kemana.
Rizki nya sudah habis.
ah, sudahlah.
Barangkali disitu ada kebaikkan dan hikmah.

Catatan PerantauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang