Dikasyaf

0 0 0
                                    

Jadi ingat dulu, saat aku dan kedua temanku berlibur di Surabaya.
Alhamdulillah, selepas Ziaroh di Sunan Ampel, kami juga sempat Ziaroh di kawasan Batu Putih.
.
Aku denger-denger cerita dari temen-temen, katanya di tempat itu ada seseorang yang kasyaf dengan mata batin kita.
.
Jujur, aku tidak terlalu senang dikasyaf, apalagi kalau itu menyangkut masalah pribadi dan terlebih lagi kalau dibongkar begitu saja dihadapan temen-temenku.
Berharap tidak bertemu, tp Allah punya rencana lain.
.
Setelah selesai ziaroh, ketika mau keluar dari area pemakaman, ada seorang bapak-bapak yg memanggil kami, lalu mengajak kami ziaroh lagi ke satu makam yg tidak kami ketahui siapa.
Dan seperti yang aku takutkan, Beliau lah orangnya.
.
Kami pun dikasyaf satu persatu dan saling mentertawakan aib diri masing-masing.
Kami tak pernah lupa hari itu, yaa meskipun ada beberapa wejangan dan ujaran yg sempat aku lupakan.
.
Sampai pada td malam, ketika chat dgn temanku, yaa dia memang tau aku banyak, jadi dia sangat mengerti dgn masalah yg akhir2 ini aku risaukan.
Tentang sebuah amanah, yg berat, tapi tak tahu ujungnya entah dimana. .
Tiba-tiba dia menulis "Aku jadi ingat apa kata Pak Raden dulu, katanya kamu itu penengah, Mul !" "Kamu mimpi ya ? Kok aku lupa ya Beliau pernah ngomong kayak gitu ?"
"Beneran, Mul, aku lo orangnya gak suka menyimpulkan sendiri !" .
Jujur, apa yg dia tulis, adalah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yg selalu aku bingungkan akhr2 ini. Meskipun aku masih tak tau nanti harus bagaimana.
.
Inilah mungkin hikmahnya ada teman saat kamu dikasyaf,
Iya, karena "mereka tak pernah lupa aib-aibmu". #mul_story
#throwback🔙  #putrajaya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Catatan PerantauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang