Pagi yang hebat. Quina masih sibuk mengetik naskah jurnal yang hendak dipublisnya. Beberapa lagu klasik setia menemaninya.
Beberapa kali eksperimen yang sudah dilakukannya gagal total. Hampir-hampir namanya dicoret sebagai peneliti ilmiah lokal.
"Quina, jangan lupa laporan ilmiah untuk bulan depan. Kalau masih tidak bisa menemukan sesuatu yang luar biasa, lebih baik kamu pulang dengan kegagalan." begitu pesan singkat yang diterimanya minggu lalu.
Huft. Nafasnya terasa berat. Tapi, segala ambisinya mampu mengalahkan pesimisme yang mendera. Quina berkali-kali menghembuskan nafasnya secara berulang, memompa paru-paru untuk merebut oksigen. Terasa sesak. Air mata nya terasa meleleh di sekitar permukaan mata. Nalarnya sedang berputar-putar mencari ide brilian yang tak kunjung datang. Terasa buntu.
Matanya tertuju pada buku genetika yang bersampul unicorn manis. Tiba-tiba muncul suatu ide yang unik. Hati kecilnya mengumpulkan ribuan semangat yang hampir saja tumbang.
***
Keesokan harinya. Pelajaran tentang Biologi Umum di tempat kuliah magister. Sebetulnya cita-cita Quina untuk menjadi profesor sudah tertanam sejak kecil.
Quina membuka lokernya, mencari buku Biologi Umum karya peneliti Eropa. Tapi... Buku itu mendadak hilang, sepertinya ada yang sengaja mengambil. Hatinya curiga pada Tessa, karena sudah kesekian kalinya Quina diperlakukan tidak adil olehnya.
Tiba-tiba Tessa dengan teman satu gengnya bernama Kevin, Alica, Donna, dan Marvin lewat dengan tatapan sinis. Benih kebencian itu sudah ada sejak awal memasuki perkuliahan magister. Quina satu-satunya mahasiswi yang sangat cerdas dan sudah tiga kali mengalami pertukaran pelajar ke Eropa, Turki, dan Jepang dengan kemampuannya yang sudah mumpuni. Geng itu menertawai Quina.
"Tessa, dimana buku milikku?" Tanya Quina sedikit kesal.
"Mana aku tahu!" Jawab Tessa sangat jutek.
"Ini ambil!" Kata Alica sambil melempar buku milik Quina ke depan koridor kelas.
Hahaha, diselingi tertawa puas oleh geng itu. Quina memungut bukunya yang sedikit robek. Tapi, ia tak punya banyak waktu untuk membalas kejahatan orang lain.Quina menuju kelas dan duduk. Segala Bullyan itu sudah pernah Quina curahkan pada ibunya, tempat curhat ternyamannya. Tapi ibunya berpesan agar selalu kuat dan sabar karena ketika seseorang sedang unggul dan menonjol, pasti ada yang berusaha menjatuhkannya.
Dosennya datang dalam beberapa menit.
"Kromosom ada dua jenis, yaitu kromosom pada laki-laki dan perempuan. Kromosom pada laki-laki itu XY sedangkan pada perempuan XX." Ujar sang dosen. Semua mahasiswi menyimak dengan baik.Quina terus-menerus mencatat hal yang penting. Hatinya sudah kokoh agar meneruskan eksperimennya dengan target penyelesaian satu bulan yang akan datang.
Ya, unicorn, kuda poni memang selalu menginspirasi.
*Apakah eksperimen Quina akan berhasil? Seperti apa penemuan uniknya? Ikuti part 2 nanti*
KAMU SEDANG MEMBACA
Genius of Unicorn
Science Fiction#1 of ilmuwan 22/07/2018 Quina menjalani harinya yang cukup berat sebagai peneliti ilmiah lokal. Beberapa eksperimennya gagal total, tapi penemuan teruniknya berhasil mengguncang dunia. Penemuan apakah itu ?