Genius of Unicorn (Part 20)

116 10 0
                                    

Tessa merapikan buku koleksinya di meja kamarnya. Hatinya masih rapuh, harus merelakan mimpinya yang membumbung tinggi dan harus tergeletak tanpa arah. Ia bingung, memulai langkahnya lagi dari mana.

Beberapa e-mail sudah Tessa kirimkan ke beberapa perusahaan yang berkaitan dengan dunia kepenelitian. Namun, lagi-lagi hanya nada penolakan yang terdengar. Kondisi fisiknya yang cukup payah membuatnya tidak percaya diri.

Ia memandang bunga Monalisa sp karyanya di balkon depan kamarnya. Bunga itu masih mekar dan indah.

"Aku tidak ingin semuanya menjadi sia-sia. Apakah ini balasan atas tindakan tidak terpuji yang telah ku lakukan dulu pada Quina? Dia sudah sangat sabar dalam menerimaku selama ini, namun pada akhirnya hilang kesabaran juga." Gumam Tessa, sambil memandangi pemandangan. Tessa berusaha menghilangkan rasa jenuh.

"Tessa, kamu sedang apa?" Tanya Anita, datang tiba-tiba menghampiri Tessa. Tessa menoleh.

"Hanya memandang bunga Monalisa sp." Jawab Tessa, singkat.

"Ada yang ingin bertemu denganmu, Tessa." Ujar Anita.

"Siapa dia?" Tanya Tessa agak heran.

"Dia teman semasa SMA mu dulu. Namanya Bilal." Jawab Anita.

"Baik, Tessa pun ingin menemuinya." Jawab Tessa. Tessa sangat kaget, Bilal menemuinya setelah beberapa tahun tidak bertemu.

Tessa mengayuh kursi rodanya dengan terburu-buru. Anita membantunya. Bilal, lelaki manis yang sangat murah hati duduk dan menatap Tessa.

"Kalian ngobrol saja ya, Mama mau mengurus keperluan Tyara dan Ratna di dalam." Ujar Anita.

"Baik, Ma." Jawab Tessa.

"Hai Tessa, bagaimana kabarmu?" Tanya Bilal, memulai obrolan yang semula terasa kaku.

"Seperti yang kamu lihat, aku cacat." Jawab Tessa menunduk, matanya berkaca-kaca.

"Kamu tidak berubah, kamu sama seperti Tessa yang aku kenal sejak dulu. Kamu tidak cacat, kamu tetap cantik." Kata Bilal, dengan senyum tulusnya yang mengudara.

"Kamu pun tidak berubah sejak dulu, tetap baik dan sabar. Haha..." Tessa tertawa, sambil mengusap air matanya yang sulit dikendalikan.

Obrolan pun berlangsung lama. Tessa merasakan ada energi dan semangat baru, setelah bertemu Bilal yang sangat mengerti dirinya.
***

Gabriel menjalani beberapa pengobatan di rumahnya. Randy sering mengirim tim dokter ke rumah Gabriel.

"Keadaan Gabriel sudah cukup ada peningkatan. Kondisi kankernya sudah 70 % bisa diberantas tanpa dampak yang berbahaya. Kita tinggal melakukan sedikit langkah lagi agar sembuh total. Jika segera ditangani, semua tidak ada yang mustahil. Walau sel kanker terus bermunculan, dan rasa sakitnya semakin menjadi-jadi, tetapi Gabriel cukup kuat untuk bisa sembuh." Jelas Dokter Andrea, sahabat Randy.

"Terimakasih, Dok."

Gabriel masih sering muntah hebat dan tubuhnya sangat lemas. Gabriel sering berbaring di kasurnya dengan sangat lesu. Dokter Andrea sudah memberi vitamin pada tubuh Gabriel agar kuat dan sedikit segar dari sebelumnya.

Nafsu makannya pun sangat berkurang. Gabriel hanya mau menelan oat yang dicampur kacang almond.
***

Alica, Donna dan Kevin mulai mempromosikan selai strawberry yang dipadukan dengan buah bit. Selai itu sudah dijual ke beberapa toko makanan dan melalui media sosial.

Komposisi selai unik ini hasil bimbingan dari Quina melalui email. Kandungan dari selai tersebut mengandung vitamin A dan C yang mampu memutihkan dan menghaluskan kulit.

"Kita pasang merk Aldonkev ya. Artinya Alica, Donna, dan Kevin hehe..." Ucap Donna sambil nyengir.

"Setuju sekali!" Sahut Kevin dan Alica.

"Oya kalian sudah dengar kabar Tessa? Quina sudah memecatnya." Kata Alica.

"Iya, aku sudah dengar. Kondisi Tessa sekarang lumpuh. Kita mau nengokin dia?" Tanya Kevin.

"Kasihan juga ya Tessa, yasudah besok kita tengok dia. Ajak Quinna, Marvin dan Gebi juga." Jawab Donna.

"Ide bagus."
***

*Siapakah Bilal bagi Tessa? Apakah proses penyembuhan Gabriel akan menemukan titik terang? Pantengin part selanjutnya 💕 jangan lupa follow dan vote 💕*

Genius of UnicornTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang