5. Teman-Teman Agatha

88 57 52
                                    

"Ini gue udah di surga ya?" Pertanyaan tersebut meluncur saat mata Sandra terbuka. Dilihatnya ada empat orang laki-laki yang menatapnya penuh tanda tanya.

Sandra sekarang sedang berada di rumah Agatha. Dan saking paniknya, Agatha menyuruh teman-temannya untuk datang ke rumah.

"Tha, kayaknya dia lupa ingatan!" Bima berseru heboh sambil menatap Agatha dengan melotot.

Agatha kembali menatap Sandra yang terlihat bingung. "Nama lo siapa?"

Sandra diam sebentar. Ia merasa sedang diintrograsi oleh keempat orang di depannya.

Agatha yang menunggu jawaban dari Sandra, tiba-tiba berseru. "Kayanya lo bener Bim! Aduh mampus gue, gimana nih kalo gue di laporin ke polisi?!"

"Sabar tong, dia masih bingung kita liatin begini!" Ucap Yogi yang melirik Agatha dan Bima secara bergantian. "Lagian pertanyaan lo gak faedah, tuh lo liat name tag-nya!" Tunjuk Yogi langsung ke dada Sandra.

Sandra melotot begitu ditunjuk oleh Yogi. Seperti baru sadar, Yogi langsung menarik jarinya dan memasang tampang tidak enak. "Sorry, kebablasan."

"Nama gue Sandra, dan gue gak lupa ingatan." Sandra menyauti pertanyaan Agatha dengan santai.

"Alhamdulilah!" Ujar ketiganya bersamaan. Sedangkan Naufal, ia tak bergeming sama sekali.

Sandra menatap mereka dengan aneh. Terlebih pada Naufal yang memasang ekspresi datar.

"Eh tunggu," ucap Sandra tiba-tiba saat ia ingat dengan Sekolahnya. "Kalo gue disini, berarti gue gak ikut pelajarannya Bu Detol, dong?"

Agatha, Bima, dan Yogi saling bertatapan. Ekspresinya terlihat bingung.

"Enggak." Sambil melebarkan kedua telapak tangannya di udara, Agatha menjawab.

"Terus yang nabrak gue tadi siapa?!" Tone nada Sandra sedikit meninggi. Membuat Agatha panik.

"Ya, ya gue! Tapikan lo gapapa!"

Sandra menarik diri dari sandaran sofa berwarna hitam. Ia terlihat frustasi saat menjawab ucapan Agatha. "Iya, tapi besok lo bisa mati digorok sodara gue!"

Agatha terlihat takut. Ia langsung melirik Naufal yang menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Sambil memasang tampang malas, Naufal melihat kedua mata Sandra.

Naufal adalah anak Indigo. Sekaligus, ia bisa membaca pikiran orang lain lewat tatapan mata.

Sandra terlihat bingung saat Naufal menatap matanya dengan intens. Dalam beberapa detik, suasana menjadi hening.

"Dia dilindungin sama seorang cowok, nih cowok over protektif abis. Lo kayanya harus hati-hati sama tuh cowok." Naufal menjelaskan secara gamblang di depan semua orang disana.

"Ih hebat! Kok bisa tau?" Sandra terlihat girang saat tebakan Naufal sangat akurat.

Naufal menatap Sandra dengan malas. Sambil membenarkan kacamata yang bertengger di wajahnya, ia melirik sebentar ke arah kiri gadis itu. "Lo juga dijagain sama cewek sebayaan yang dari tadi natap gue sinis."

Sandra kaget. Ia langsung memeluk dirinya sendiri. "Sumpah?"

"Namanya Michelle."

Sandra melirik ke sebelah kirinya. Ia tidak melihat siapapun disana. Tapi, arah matanya seperti menatap seseorang dari ujung rambut ke ujung kaki.

Hingga tiba-tiba, ia memajukan tangan kanannya. Berusaha untuk menyentuh hal yang tak bisa ia lihat tersebut.

"Lo gabisa nyentuh dia," ujar Naufal. "Tapi, dia sekarang lagi natap lo sambil jongkong. Tepat sejajar di bahu lo."

Oh, My Stranger!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang