6.2 Percakapan Asal

76 37 70
                                    

Malvino sedang mengutak-atik laptop di hadapannya. Anak laki-laki itu sudah dua minggu menjalani program magang dari kampus, di sebuah home production perfilman yang sudah cukup terkenal.

Sandra yang sedari tadi memperhatikan saudaranya tersebut, hanya bisa memasukan keripik singkong ke dalam mulutnya. "Lo gak ada niatan ngajak gue jalan, Vin?" Tanya Sandra seakan tidak peduli dengan kesibukan Malvino. "Ada film bagus, loh!"

Tanpa mengalihkan perhatiannya dari layar laptop, Malvino menggelengkan kepala. Jari-jarinya pun masih sibuk menari di atas papan ketik yang mengeluarkan suara akibat tekanan yang terlalu keras dari Malvino.

Sandra memajukan bibirnya dua senti. Keripik singkong yang tadi ada di genggamannya pun langsung ia letakan di atas meja kaca yang juga digunakan Malvino untuk meletakan laptopnya.

Gadis itu mengeluarkan ponselnya dari saku celana. Ia membuka Youtube dan menekan panel pencarian.

Disana sudah keluar nama Agatha Sastra diurutan pertama.

Semalam, Sandra sudah menonton beberapa video yang diupload oleh gebetannya tersebut. Termasuk video kolaborasi dengan Aletta yang ternyata benar mereka lakukan.

Hasilnya? Viewers video tersebut menyentuh angka satu juta lebih.

"Vin, kalo jadi Youtubers tuh gampang gak sih?"

Malvino masih mengetik sesuatu di laptopnya, sedangkan mulutnya bergerak menanggapi pertanyaan Sandra. "Ngapain lo nanya gituan? Tumben amat?"

Sandra melirik Malvino dengan tatapan sinis. Ia mengunci ponselnya dan meletakan benda tersebut di atas meja. "Kepengen tau aja sih, apa salahnya coba?"

"Gausah macem-macem! Belajar dulu yang bener biar gedenya gak nyusahin."

Sandra memicingkan matanya pada Malvino ----- yang dari awal masih fokus pada kerjaan di laptopnya.

"Dasar kolot!"

"Gak ada orang kolot kerja di perfilman."

"Sok tau! Tuh lo liat TV Indo yang acara alay."

Malvino tiba-tiba memberhentikan aktivitasnya. Ia langsung menatap Sandra sambil memicingkan matanya. "Idih, tontonan lu tuh ya? Makanya pasang internet sama TV kabel!"

Sandra memutar kedua bola matanya sambil berdiri. Berniat untuk meninggalkan Malvino. "Yeh idiot! Katanya mendukung perfilman Indonesia, tapi malah nyaranin pasang TV Kabel!"

"Yaudah sih, ngejawab aja lo kalo gue bilangin!"

Belum sempat gadis itu menjawab, ponselnya yang diletakan di atas meja berbunyi. Menandakan ada panggilan masuk.

"Beruntung lo Zeta nelpon gue," jawab Sandra sambil meraih ponselnya. "Kalo enggak, pasti tadi udah gue jawab lagi omongan lo itu."

Kini giliran Malvino yang memutar kedua matanya sambil menggerutu. "Itu lo barusan nge-jawab!" Pintahnya. "Dulu pas lahir kaga di Adzanin kali nih anak," sambungnya. "Kalo diajak ngomong suka jayus gajelas!"

Sandra tidak begitu mendengar celotehan Malvino. Ia berjalan menjauh sambil mendengarkan ucapan Zeta.

"Iya-iya! Gue OTW nih!" Sandra menanggapi ucapan Zeta.

*****

"Ta, kok tumben banget lo ngajak ketemuan di Cafe?" Made yang baru saja menghirup Vape-nya, membuka pembicaraan.

Seperti biasanya, Made dan Zeta jalan berdua untuk bersenda gurau atau hanya saling menceritakan kejadian menarik yang telah mereka lalui masing-masing dalam kurun waktu seminggu.

Oh, My Stranger!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang