6. Terkenal

82 46 55
                                    

Arloji di pergelangan tangan Agatha sudah mengarah ke angka sepuluh. Dimana, Bu Detol sudah menunggu Agatha di ruangannya.

Sandra menyambangi Agatha di luar gerbang sekolah. Anak laki-laki itu langsung turun dari mobilnya. "Lo ngapain bawa brownies?" Sandra mengernyitkan dahinya begitu melihat bungkusan di tangan Agatha.

Agatha mengangkat tangannya yang memegang bungkusan ke depan dada. "Buat Bu Detol lo itu, itung-itung sogokan."

Sandra hanya mengangguk. Sekarang ia tak heran mengapa Adelin sering membeli beberapa kue saat ingin menghadapi remedial di kampusnya. "Anak kampus banget gak sih?"

"Apaan?"

"Enggak, tadi Bu Detol abis cuci tangan."

Agatha mengerutkan alisnya. Ia heran dengan cara otak Sandra bekerja. Sepertinya anak itu terlalu banyak mengkonsumsi zat berbahaya.

Agatha berjalan di belakang Sandra. Jarak antara gerbang pertama dengan gerbang kedua lumayan agak jauh.

Agatha melihat ke kanan dan kiri, lapangan luas setelah pos satpam itu ternyata dialokasikan untuk tempat parkir kendaraan murid-murid di sekolah Sandra.

Kini, keduanya sudah sampai di gerbang kedua. Terik matahari langsung menyapa wajah Agatha setelah sebelumnya sinar tersebut terhalang oleh pepohonan rindang di gerbang pertama.

"Silau amat sih sekolah lo." Agatha menyipitkan matanya dan menundukan wajahnya sedikit.

"Bagus dong, berarti sekolah gue bercahaya."

Agatha langsung menatap Sandra dengan ekspresi aneh. Lagi-lagi jawaban absurd yang diucapkan gadis tersebut.

Mereka berjalan hingga benar-benar memasuki lingkungan belajar dari SMA Cahaya Bangsa. Disaat yang bersamaan, murid-murid disana sedang dalam jam istirahat. Dimana, hampir seluruhnya yang berada di lapangan, melihat ke arah Sandra dan Agatha.

Agatha berjalan dengan santai. Namun tidak dengan Sandra yang risih karna dijadikan bahan perhatian.

"Kak Agatha Sastra, kan?!" Sandra kaget begitu jalannya dihadang oleh beberapa adik kelas.

Agatha tersenyum sambil mengangguk. Cowok dengan setelan kaos putih dan celana ripped jeans hitam itu terlihat santai saat dirinya dikerumuni banyak wanita.

"Kak, foto dong!" Beberapa anak lain berseru kencang. membuat Sandra bergeser beberapa langkah ke samping.

Agatha meladeni ajakan foto bareng dari beberapa gadis di sekitarnya.

Hal itu sukses membuat Sandra kesal. Made bilang, konten di Youtube Agatha terlihat konyol, bodoh, dan memalukan. Tapi lihat sekarang, sudah dapat dipastikan bahwa Fansnya menyukai kepribadian konyol, dan bodoh dari seorang Agatha Sastra.

Sandra hanya diam di samping kerumunan anak perempuan yang menggila melihat keberadaan Agatha.

Ia berjalan sedikit ke kursi kayu panjang di depan kelas anak sepuluh. Ia duduk disana dan menyanggah kepalanya dengan tangan kanan yang bertumpu di pahanya.

Ia bisa membayangkan bagaimana sulitnya mendapatkan Agatha.

Matanya sedikit melirik ke arah kerumunan para perempuan yang sedang asik berfoto ria dengan Agatha. Hal itu membuat Sandra seketika murung.

Niat awalnya mengajak Agatha untuk datang ke sekolahnya agar lebih mengenal cowok itu. Tapi kenyataannya, Agatha terlalu populer untuk disimpan sendiri.

Tiba-tiba Julie duduk di samping Sandra. Ia memperhatikan hal yang sama dengan sahabatnya tersebut.

Tadi pagi saat jam masuk sekolah, Sandra terlihat begitu bersemangat saat menceritakan tentang keberuntungannya yang hampir ditabrak oleh Agatha. Namun sekarang, ekspresi semangat itu berganti lesu.

Oh, My Stranger!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang