13. Hello, There!

572 44 18
                                    

Hello Thereeeeeeeeeeeeeeeeeeee!! watsap??!?!?!?!?!!

Anyways,

Masih ingat?

Tidak?

Memang salahku selalu ngaret :(

Lanjut?

Tidak?

Selesai?

Ah, satu part ini deh aku up, nanti aku tunggu keputusan kalian mau lanjut apa enggak (APASIIIII)

But,

Enjoy aja dehhh!!!



Sincerely,

aprilliaeas



__oOo__



IFY tidak tahu apa yang bisa dilakukannya sekarang.

Sivia berada di kamarnya.

Mama Rio sedang bertamu di rumahnya.

Dan, ia baru saja mendengar bahwa Rio akan menjemput mamanya.

Ify merasa ia ingin kabur saja malam ini. Ia ingin sendiri. Ia ingin merenungi apa yang telah terjadi. Dan ia ingin memikirkan apa yang akan ia lakukan.

Ia ingin berada di kamarnya tanpa ada gangguan. Namun, ia tahu bahwa Sivia malam ingin menginap di rumahnya.

Bukan, bukan maksud Ify menganggap Sivia pengganggu. Tidak sama sekali.

Hanya saja, ia ingin sendiri tanpa ada siapapun disekitarnya. Hanya Ify, dirinya dan pikirannya.

Huft.

Hawa dingin yang dihasilkan oleh pintu kulkas yang baru saja dibuka menyeruak, menerpa kulit tipis Ify yang kemudian membuat sang empu merasakan rasa dinginnya.

Yah, setidaknya, kepalanya bisa dingin terkena hawa kulkas.

Dengan segera ia meraih botol air minum karena ia tadi berpamitan dengan Sivia akan segera kembali lengkap dengan membawakan Sivia air es. Namun, ditengah perjalanan, Ify mendengar sayup-sayup suara yang diyakini Ify bahwa itu memang Mamanya Rio.

Dengan langkah hati-hati agar tidak diketahui keberadaannya, ia kembali ke kamar dengan harapan agar mamanya tidak mengetahui bahwa dirinya sedang berada diluar kamar.

"Siv, nih, minum." Ucap Ify sambil meletakkan botol air minum dingin di meja samping kasurnya berada.

Sivia menoleh yang diikuti dengan anggukannya.

"Makasih, Fy." Ungkapnya.

Sivia mengerutkan keningnya ketika yang ditangkap oleh indera penglihatannya Ify tengah gusar dan sering melihat ke arah pintu.

"Kenapa, sih, Fy?"

"Eh, nggak kok Siv. Hehe."

"Kalau 'enggak', nggak bakal lo kayak gitu. Ada tamu siapa? Atau, lo bikin salah apa sama nyokap? Atau, jangan-jangan..." ucap Sivia menggantung berbarengan dengan kening Ify yang berkerut.

"Jangan-jangan apa?" Tanya Ify tak puas dengan kalimat Sivia yang menggantung.

"Jangan-jangan, lo mau racunin gue di air minum ini yaaa?!!!!" Seloroh Sivia dengan mata mendelik.

Ify membuang nafasnya kasar, kemudian tangan ringannya berayun kearah lengan Sivia. Di waktu yang bersamaan, suara rintihan Sivia pun terdengar dengan cukup keras. Ify pun dengan cepat langsung membekap mulut Sivia.

THE FIRSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang