10. "She is Ashilla"

1K 73 3
                                    

__oOo__

Ify mengekori langkah Prisill sementara Sivia di belakangnya. Mereka saat ini berada di taman komplek salah satu perumahan elit yang berada di kota mereka. Wajah Prisill yang bersungut-sungut dengan langkah yang terburu-buru membuat Ify dan Sivia khawatir apa yang akan terjadi. Terlebih Ify yang masih bingung apa yang akan terjadi.

Taman komplek ini memang terkenal dengan tempat berkumpulnya anak SMA Natuna, karena selain dekat dengan sekolah mereka juga dekat dengan berbagai macam jajanan, namun tetap, walaupun seperti "pinggiran" tetap saja harga yang ditawarkan masih diatas rata-rata "pinggiran".

Ify melihat sekitar, taman ini terlihat sangat tertata, sejuk, dan mempunyai banyak view yang bagus. Apalagi, jika dijadikan sebagai spot untuk mengambil foto. Wah, pasti da bomb hasilnya. Hihi.

Tiba-tiba, langkah Prisill berhenti, membuat Sivia dan Ify juga berhenti.

"Siv, liat. Lo kenal cowo sama cewe di depan kan?" Tanya Prisill sambil menunjuk ke arah jam 2.

Sivia menyipitkan mata, sambil mengingat siapa yang dimaksud Prisill.

"Edwin? Cowok lo?" Tanya Sivia memastikan.

"Yup. Dan lo tau, itu ceweknya siapa?" Tanya Prisill lagi.

"Nggak jelas Pris. Siapa?" Tanya balik Sivia.

"She's Shilla. Ashilla." Jawab Prisill sambil tersenyum simpul.

"Kalian tunggu sini, gue bakal ngasih pelajaran ke mereka." Ujar Prisill lagi. Dan berlalu meninggalkan Sivia dan Ify yang masih bingung mencerna semuanya.

Ify memandang Prisill yang menjauh dalam diam dan disertai dengan kebingungan. Beribu pertanyaan yang bersarang di benaknya, dan tak ada satupun yang bisa ia jawab sendiri.

Dan di lain sisi, dia sekarang berada di dekat Ashilla, gadis yang beberapa waktu lalu sempat menjadi objek yang slalu ia sorot. Sosok yang membuatnya tak karuan. Dan objek itu ada di depan matanya, tepat di depan matanya.

"Fy, lo ngapa bengong. Liat Prisill tuh." Seru Sivia berbisik menyadarkan Ify dari segala pikirannya.

"Gue bingung nih, ada apa sebenarnya." Aku Ify, sambil mengamati langkah Prisill yang semakin jauh dari mereka.

"Jadi, Edwin tuh pacarnya Prisill. Nah, dia tadi nyeret gue minta nomernya si Alvin. Taunya ini yang mereka bahas tadi." jelas Sivia, singkat.

"Alvin cememew lo?" tanya Ify sambil menatap Sivia.

Sivia menatap Ify sejenak. Lalu melengos, "Hm, bukan saatnya lo ngecengin gue ya."

Ucap Sivia membuat Ify terkikik geli. Lalu mereka berdua kembali ke fokus utama; Prisill. Langkahnya semakin mendekat, hampir sampai. Jarak yang ada antara Prisill dengan Ify dan Sivia kurang lebih 50 meter.

Sesampainya disana, Prisill langsung memasang wajah yang sulit diartikan dengan menatap tajam Edwin dan berbalik ke sang cewek, Ashilla.

***

Amarah Prisill sudah berada diujung ubun-ubunnya. Ia semakin mempercepat langkahnya agar segera sampai di tujuan. Ia tak menggubriskan beberapa kali seruan Sivia dan Ify dibelakang. Sebentar saja, ia akan membereskan yang satu ini. Siapa yang tidak panas ketika mengetahui seseorang yang spesial sedang berduaan dengan sosok yang lain tanpa ada alasan yang jelas dan logis?

"Enak ya berduaan. Adem ya." Sindir Prisill tiba-tiba saat tiba di titik yang ia tuju.

Sosok cowok tersebut yang sedang berbincang diselingi sesekali tawa geli dengan cewek disampingnya, tiba-tiba mendongak, ke arah sumber suara.

THE FIRSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang