DTM Part 16

13.8K 1.4K 87
                                    

Malam itu entah kenapa suasana di ruang tamu berubah begitu canggung.

Casey tidak banyak bicara sedangkan Aland sendiri sedang sibuk dengan ponselnya.
Membuat Casey sebal sendiri karena merasa di abaikan.
Entah kenapa dia jadi sensitif hanya karena masalah sepele seperti itu.
Mungkin dia perlu mencari udara segar untuk menenangkan pikirannya.

Walaupun Aland sudah mengatakan jika kini mereka berpacaran, Casey masih merasa sungkan untuk bertanya dengan siapa Aland berkirim pesan.

Apa lagi acara di layar TV saat itu juga tidak ada yang menarik, Casey mendesah dia serta merta berdiri dari sofa, pemuda itu memakai penutup hoodie untuk menutupi kepalanya.

"Kau mau kemana...?"
Tanya Aland yang melihat Casey berjalan meninggalkannya.

"Aku ingin mencari udara segar di luar..."

Aland segera bangkit dari duduknya.
"Aku ikut..."
Pria itu meletakkan ponselnya ke atas meja lalu berjalan mendekati Casey.

Casey hanya diam, pemuda itu memilih segera keluar dari dalam rumahnya.

Di jalan setapak menuju ujung jurang terdapat pagar pembatas dari baja yang di susun sedemikian rupa untuk menghalangi hal yang tidak di inginkan.
Mengingat itu adalah jalan buntu yang ujungnya menjurus ke jurang terjal di bawah.

Udara malam itu terasa sangat segar, suara deburan ombak dan juga angin spoi dari lembah.
Ini perpaduan yang sangat pas untuk membuat pikirannya rileks.

Casey melirik ke arah Aland yang nampak kedinginan mengingat pria itu keluar hanya memakai baju hitam panjang dari bahan katun yang agak tipis.
"Mau memakai jaket ku...?"
Tanya Casey yang tidak tega melihat pria itu beberapa kali menggingil dan mengusap-usap tangannya.

"Tidak"
Tolak Aland mentah-mentah.

"Atau kau mau pulang dulu untuk mengambil baju hangat...?"

Aland mendesah lemah, kini mereka sudah ada di jalan setapak yang lumayan jauh dari tempat tinggal keluarga Casey.
Tidak mungkin dia membiarkan Casey sendirian di tempat itu, dan menunggu dirinya kembali ke rumah hanya untuk mengambil mantel.

"Tidak perlu, aku akan baik-baik saja..."

Casey menyunggingkan senyumnya, dia meraih tangan Aland dan memasukkan tangan itu ke dalam saku hoodienya.

Mata Aland mendelik, kenapa sekarang Casey memperlakukannya layaknya seorang wanita.
Status Topnya kini kian terancam dengan tingkah Casey yang seperti itu.
"Apa-apaan kau...?!"
Pekik Aland yang menarik lepas tangannya dari genggaman Casey.

Casey sekali lagi meraih tangan Aland tapi dia hanya menggenggam erat tangan itu.
"Kata Mr. Clare kau lemah dengan udara dingin, jadi diamlah biarkan aku menghangatkan tangan mu..."

Aland menghela nafas lemah, dia memasukkan tangan kirinya ke dalam saku celananya karena tangan kanannya kini di genggam erat oleh Casey.

Dan di sinilah kedua orang itu, duduk bersama di pembatas jurang di samping lampu jalan yang menerangi tempat itu.

"Besok pagi kita akan berangkat ke kota..."
Ucap Aland setalah dirinya terdiam beberapa saat.

''Kita jadi tinggal di apartemen lama...?"

"Iya, aku tadi sudah memberi tahu Lathan soal itu..."

"Kapan...?"

"Apa kau tadi tidak lihat aku sibuk mengetik email di ponsel ku...?"

Casey terdiam, ternyata dari tadi Aland sibuk berkomunikasi dengan Lathan.
Pemuda itu merasa menyesal karena sudah curiga pada Aland.
Dia tersenyum karena tiba-tiba perasaannya berubah lega.

Don't Touch Me (Selesai) BOOK 2 From SBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang